Tempat Upacara Saat Upacara Peralatan dan Perlengkapan Upacara

yang telah dilakukan. Kesalahan dan dosa, kebaikan atau kebajikan, semua dipersembahkan kepada Ompung Mulajadi Nabolon. Agar dosa diampuni, kebajikan diberkati menjadi pengabdian kepada-Nya. Setiap saat Parmalim diwajibkan membaca ulang kegiatan kehidupannya untuk kemudian menata kehidupan bercermin kepada Patik dan aturan Ugamo Malim.

3.2. Tempat Upacara

Upacara Mardebata adalah upacara yang sifatnya pribadi perseorangan, maka yang menjadi tempat pelaksanaan upacara mardebata ini adalah di rumah si suhut atau penyelenggara upacara yaitu di Desa Siregar, Kecamatan LumbanJulu Kabupaten Toba Samosir. Hal ini berbeda dengan upacara ritual parmalim lainnya yaitu sipaha sada dan sipaha lima yang pelaksanaannya dilakukan di Bale Pasogit Partonggoan yang merupakan pusaat peribadaataan parmalim, berada di Desa Hutatinggi-Laguboti.

3.3 Saat Upacara

Saat pelaksanaan upacara Mardebata ditentukan dengan cara maniti ari menentukan hari yang tepat untuk menentukan hari yang baik pelaksanaan upacara mardebata yang akan dilakukan. Maniti ari dilakukan oleh ihutan atau ulu punguan yaang ditentukan berdasarkan pada Parhalaan yaitu kalender Batak dahulu yang sampai sekarang masih tetap dipedomani dalam menentukan hari pelaksanaan suatu pesta atau upacara. Parhalaan ini berisi nama-nama hari dan nama bulan serta simbol lambang dari masing-masing hari. Adapun nama-nama hari dalam parhalaan tersebut adalah : 1. Artia 30 2. Suma 3. Anggara 4. Muda 5. Boraspati 6. Singkora 7. Samisara 8. Artian Ni aek 9. Suma Ni Mangadop 10. Anggara Na Sampulu 11. Muda Ni Mangadop 12. Boraspati Ni Tangkup 13. Singkora Ni Purasa 14. Samisara Ni Purasa 15. Tula 16. Suma Ni Holom 17. Anggara Ni Holom 18. Muda Ni Holom 19. Boraspati Ni Holom 20. Singkora Maraturun 21. Samisara Maraturun 22. Artian Ni Angge 23. Suma Ni Mate 24. Anggara Ni Begu 25. Muda Ni Mate 26. Borasspati Na Gok 27. Singkora Duduk 28. Samisara Bulan Mate 29. Hurung 30. Ringkar Kemudian Nama-nama Bulan Batak : 1. Sipaha Sada 2. Sipaha Dua 3. Sipaha tolu 4. Sipaha Opat 5. Sipaha Lima 6. Sipaha Onom 7. Sipaha Pitu 8. Sipaha Ualu 9. Sipaha Sia 10. Sipaha Sampulu 11. Bulan Li 12. Bulan Hurung 13. Bulan Lamadu tiga tahun sekali 31

3.4 Peralatan dan Perlengkapan Upacara

Adapun peralatan yang digunakan dalam upacara Mardebata yaitu : 1. Daupa dan aek Pangurason Dalam setiap menjalankan tata ritual atau ibadahnya parmalim tidak pernah lepas dari penyertaan daupa asap kemenyan dan aek pangurason 12 air suci pengurapan karena keduanya merupakan pelean yang utama diantara pelean- pelean persembahan yang lainnya. Adapun fungsi dari daupa dan aek pangurason ini adalah sebagai alat untuk mengurapi atau mensucikan terhadap pelean yang disajikan dan juga mensucikan parmalim sebelum dan sesudah upacara mardebata dilaksanakan. 2. Pelean persembahan Pelean adalah persembahan sesaji yang merupakan syarat utama dari pelaksanaan upacara mardebata. Pelean dalam upacara mardebata ada dua bagian, yaitu pelean Debata yakni pelean persembahan kepada Ompung Debata Mulajadi Nabolon dan penguasa lainnya, dan pelean habonaran yakni pelean persembahan kepada roh-roh kebenaran Ompung Debata Mulajadi nabolon dan roh kebenaran penguasa yang lainnya. Selain daupa dan aek pangurason, pelean yang akan dipersembahkan antara lain : indahan na las nasi putih, dengke nilaean ikan batak, pira ni ambalungan telur ayam, manuk mirapolin ayam berwarna merah, manuk jarumbosi ayam berwarna hitam, manuk nabontar ayam berwarna putih, manuk nanidugu ayam panggang, hambing puti 12 Aek pangurason adalah air bersih yang dicampur dengan perasan air jeruk purut. Ditaruh di dalam mangkuk putih cawan, serta menggunakan bane-bane daun kemangi untuk memercikkannya. 32 kambing putih, naniura ikan yang dibubui tanpa dimasak, pohul-pohul kue yang dibuat dari tepung, openg-openg kue yang dibuat dari tepung dan pisang, sitompion kue dari tepung, itak gurgur kue dari tepung dan kelapa yang diparut, rondang padi yang digongseng, mentimun, pisang, daun sirih, bane- bane daun kemangi, gajut tempat sirih yang diisi dengan beras, daun sirih, dan bane-bane, serta paradatan ulos, hio putikain putih, dan uang. Adapun fungsi dari pelean-pelean ini adalah untuk menghormati dan memuliakan oknum yang dituju yang dimintakan dalam tonggo-tonggo doa sekaligus mengundang kehadiran oknum yang dituju tersebut dalam upacara mardebata yang sedang dilaksanakan. 2. Langgatan, yaitu tempat meletakkan pelean. Terbuat dari bambu dengan tinggi kira-kira 1 meter. Langgatan dalam upacara mardebata ada dua yaitu langgatan sebelah kanan yaitu tempat pelean kepada Ompung Mulajadi Nabolon, Tuhan Debata Natolu, Siborudeakparujar, Siborusaniangnaga, Patuan Raja Uti, dan Tuhan Simarimbulubosi. Sedangkan langgatan sebelah kiri yaitu tempat pelean kepada Raja Naopatpuluopat, Raja Sisingamangaraja, dan Raja Nasiakbagi. Langgatan ini ditutup dengan kain warna putih serta dihiasi dengan mare-mare daun enau dan bunga-bungaan. 3. Tiang Sitolu Rupa 3 buah bendera masing-masing berwarna merah, putih dan hitam. Tiang ini adalah lambang dari Tuhan Debata Natolu. 13 4. Ensambel Gondang Sabangunan, terdiri dari : 13 Debata Natolu adalah 3 wujud kuasa Mulajadi Nabolon yaitu Bataraguru, Sorisohaliapan, dan Bala bulan. Ketiganya mampunyai tugas masing-masing dari Mulajadi Nabolon. 33 a Taganing membranofon, yaitu seperangkat gendang bernada bermuka satu yang terdiri dari odap, paidua odap, paitonga, paidua tingting, dan tingting. Taganing berfungsi sebagai pembawa variasi ritem dan melodi b Gordang membranofon,yaitu gendang-bas bermuka satu yang lebih besar dan lebih rendah. Gordang berfungsi sebagai pembawa ritem yang tetap. c Ogung metalofon, yaitu empat buah gong dengan ukuran yang berbeda, yaitu panggora, pandoali doal, oloan, dan ihutan. Pola bunyi yang dihasilkan mengorganisasikan pola ritmik yang konstan dan terus menerus diulang dimana panjangnya empat ketukan. d Sarune bolon aerofon, yaitu jenis alat musik tiup berlidah ganda. Sarune bolon berfungsi sebagai pembawa melodi repertoar lagu. e Hesek idiofon, yaitu alat dari plat besi, botol kosong, atau benda lain yang menghasilkan bunyi tajam. Hesek berfungsi menuntun instrumen yang lain secara bersama-sama dimainkan. Berfungsi juga sebagai patokan ritem atau pembawa ritem konstan.

3.5 Pendukung Upacara