Teori Konsep dan Teori

sesuatu yang dianggap lebih berkuasa, lebih illahi yaitu Ompung Debata Mulajadi Nabolon. Kemudian kata manortor adalah aktifitas menari pada masyarakat Batak Toba. Dalam upacara Mardebata Gondang Sabangunan mempunyai peranan penting yaitu untuk mengesahkan dan menghantarkan permohonan-permohonan kepada Ompung Mulajadi Nabolon dan penguasa alam roh lainnya. Gondang Sabangunan juga berfungsi sebagai pengiring tortor yang merupakan bahagian dari upacara mardebata. Berdasarkan konsep diatas, maka yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah jalannya upacara mardebata termasuk gondang sabangunan yang merupakan bahagian dari upacara mardebata, sampai sejauh mana fungsi dan penggunaan gondang sabangunan di dalam pelaksanaan upacara mardebata tersebut. Dalam hubungan ini akan dikaji juga tentang proses upacara, makna upacara, pelaku upacara, benda atau peralatan upacara, serta ensambel musik yang digunakan di dalam upacara. Pada aspek musikalnya, penulis akan mengkaji dan menganalisa 2 dua melodi gondang sabangunan yang dimainkan oleh sarune bolon yaitu melodi gondang Ni Tuhan dan melodi gondang tu Raja Nasiakbagi. Dalam hal ini yang akan dianalisa adalah skala tangga nada, nada dasar, wilayah nada, jumlah pemakaian nada, interval, bentuk melodi, frasa, dan pola-pola kadensa.

1.4.2 Teori

Teori dapat digunakan sebagai landasan kerangka berpikir dalam membahas permasalahan. Untuk itu penulis mencoba mengambil beberapa teori yang dianggap 15 perlu sebagai referensi atau acuan dalam penulisan skripsi ini. Bachtiar 1997:10 mendefenisikan teori sebagai ketentuan-ketentuan dasar saintifik yang akan diaplikasikan, dimana kebenarannya telah diuji dengan mengikuti disiplin tertentu oleh para pakarnya. Seeger 1958:184 menyebutkan, Deskriptif adalah penyampaian suatu objek dengan menerangkannya terhadap pembaca secara tulisan ataupun lisan dengan sedetail-detailnya. Dengan demikian deskriptif yang dimaksudkan dalam penulisan ini adalah bersifat menyatakan dan menyampaikan sesuatu apa adanya dengan menggambarkannya secara tulisan dan secara jelas mengenai upacara Mardebata oleh masyarakat Parmalim Hutatinggi-Laguboti Menurut Aryono Suyono dalam Hutahaean 1955:17 pengertian upacara ritual ceremony adalah: 1. Sistem aktifitas atau rangkuman tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat pada berbagai macam peristiwa, wujud dari adat istiadat yang berhubungan dengan segala peristiwa tetap yang biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan. 2. Suatu kegiatan pesta tradisional yang diatur menurut tata adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat dalam rangka memperingati peristiwa- peristiwa penting atau lain-lain dengan ketentuan adat yang berlaku. Koentjaraningrat 1980:241 memberikan pengertian upacara adalah suatu kelakuan keagamaan yang dilaksanakan menurut tata kelakuan yang baku sesuai dengan komponen keagamaan. Komponen keagamaan itu dapat dilihat dari : tempat upacara, saat dan waktu upacara dilaksanakan, benda-benda atau alat-alat upacara, 16 orang yang melaksanakan dan memimpin upacara. Beliau juga mengatakan bahwa dunia gaib bisa dihadapi manusia dengan berbagai macam perasaan seperti cinta, hormat, bakti tetapi juga takut, ngeri, dan sebagainya. Dengan berbagai macam perasaan itu mendorong manusia untuk melakukan suatu upacara keagamaan. Manusia selalu dihinggapi suatu emosi keagamaan yang dilaksanakan menurut tata laksana baku dari upacara keagamaan atau ritus 1985:234. Dalam studi musikologis pada dasarnya merupakan kerja analisis sehingga secara struktural dapat diketahui dengan jelas. Untuk aspek musik ini penulis mengacu pada pendapat Alan P Merriam yang mengatakan bahwa beberapa bagian penting yang harus diperhatikan dalam menganalisis melodi adalah : 1 scale tangga nada, 2 pitch centre nada dasar, 3 range wilayah nada, 4 frequency of note jumlah pemakaian nada, 5 interval jarak nada, 6 cadence patterns pola-pola kadens, 7 melodic form bentuk melodi, 8 contour konturgrafik melodi. Untuk mendukung pembahasan dari aspek musik diatas, diperlukan suatu transkripsi. Bruno Netll mengartikan, transkripsi adalah proses menotasikan bunyi atau membuat bunyi menjadi simbol visual 1964:99. Dalam upacara Mardebata terdapat beberapa repertoar Gondang yang dimainkan. Diantara repertoar gondang yang dimainkan penulis memilih dua repertoar gondang yang akan ditranskripsi yaitu Gondang Ni Tuhan, dan Gondang tu Raja Nasiakbagi. Mengenai hubungan Gondang Sabangunan dengan upacara Mardebata, penulis mengacu pada pendapat Alan P Meriam mengenai penggunaan dan fungsi musik yang mengatakan bahwa : 17 …use then refers to the situation in which is employed in human action : function concern the reason for its employment and particulary the broader purpose which it serves…1964:210 Dari kalimat diatas, dapat diartikan bahwa use penggunaan menitikberatkan pada masalah situasi atau cara yang bagaimana musik itu digunakan, sedangkan function fungsi menitikberatkan pada alasan penggunaan atau menyangkut tujuan pemakaian musik, terutama maksud yang lebih luas, sampai sejauh mana musik itu mampu memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri. Dalam mengkaji fungsi musik, tulisan ini berpedoman pada pendapat Merriam 1964:219-226 yang membagi fungsi musik ke dalam 10 kategori fungsi, yaitu fungsi : 1 pengungkapan emosional, 2 penghayat estetis, 3 hiburan, 4 komunikasi, 5 perlambangan, 6 reaksi jasmani, 7 berkaitan dengan norma-norma sosial, 8 pengesahan lembaga sosial, 9 kesinambungan kebudayaaan, 10 pengintegrasian masyarakat. Dari ke-10 fungsi musik tersebut, upacara Mardebata pada masyarakat Parmalim termasuk dalam fungsi pengungkapan emosional, fungsi komunikasi, fungsi reaksi jasmani, fungsi hiburan, fungsi perlambangan, fungsi, fungsi kesinambungan kebudayaan, dan fungsi pengintegrasian masyarakat.

1.5 Metode Penelitian