Pengendalian Inlasi
11.1 Pengendalian Inlasi
Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 11 229
pusat dan daerah, mengingat perkembangan inflasi secara nasional merupakan cerminan dari dinamika inflasi daerah. Dalam kaitan ini, upaya pencapaian sasaran inflasi nasional tidak terlepas dari upaya untuk menjaga stabilitas harga-harga di daerah. Oleh karena itu, upaya penyelarasan antara kebijakan pengendalian inflasi di masing-masing daerah dengan upaya pencapaian inflasi nasional yang sesuai sasaran yang telah ditetapkan sangat diperlukan.
Upaya mengendalikan tekanan inflasi juga dilakukan melalui Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) TPID yang keanggotaannya terdiri dari Bank Indonesia, Kementerian Koordinasi Bidang Ekonomi, dan Kementerian Dalam Negeri. Pokjanas merupakan wadah koordinasi seluruh TPID di berbagai daerah yang secara konsisten mendorong partisipasi aktif daerah untuk memperkuat koordinasi pengendalian inflasi. Sepanjang tahun 2012, terdapat lima TPID yang dibentuk yaitu TPID Kabupaten Barito Selatan, TPID Kabupaten Ciamis, TPID Kota Jambi, TPID Kota Padang, dan TPID Kota Manado. Sampai dengan saat ini terdapat 87 TPID yang terdiri dari 33 TPID di
tingkat provinsi dan 54 TPID di tingkat kabupaten/ kota (termasuk 5 kabupaten/kota yang bukan kota inflasi, yaitu: Pandeglang, Tangerang Selatan, Barito Selatan, Ciamis, dan Kabupaten Tasikmalaya). Dengan demikian, dari 66 kota sebagai basis penghitungan inflasi (berdasarkan Survei Biaya Hidup tahun 2007), masih terdapat 17 kota yang belum memiliki TPID di tingkat kabupaten/kota meskipun telah memiliki TPID di tingkat provinsi (Grafik 11.1). Di waktu mendatang, Pokjanas TPID akan terus memfasilitasi pembentukan TPID di berbagai daerah terutama di seluruh ibu kota provinsi untuk lebih meningkatkan efektivitas upaya stabilisasi harga.
Pokjanas TPID mendorong penerapan sistim resi gudang di berbagai daerah sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas harga. Pola produksi pangan yang masih sangat tergantung pada faktor musim berdampak pada pergerakan harga pangan yang diwarnai tekanan pada masa paceklik. Kondisi tersebut menyebabkan pendapatan petani bergerak fluktuatif. Untuk mengatasi hal tersebut, sistim resi gudang menjadi suatu solusi yang memberikan
Graik 11.1 Peta Sebaran TPID
keleluasaan bagi petani untuk mengatur waktu defisit transaksi berjalan. Hal ini perlu dilakukan agar penjualan hasil panen sehingga mendukung stabilitas
penyesuaian defisit transaksi berjalan mengarah pada harga di tingkat produsen maupun konsumen.
tingkat yang sustainable sehingga keberlangsungan pertumbuhan ekonomi dapat terjaga.
Pokjanas TPID juga mendorong ketersediaan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang aktual,
Untuk mengendalikan laju defisit transaksi berjalan, terpercaya, dan mudah diakses untuk mengurangi
Bank Indonesia menempuh empat langkah disparitas harga antar-waktu, antar-tempat dan antar
kebijakan. Pertama, Bank Indonesia akan melakukan pelaku ekonomi. Disparitas harga dipicu informasi
stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan kondisi asimetris akibat belum optimalnya ketersediaan dan
fundamentalnya untuk mendukung penyesuaian pemanfaatan informasi harga yang aktual, terpercaya
keseimbangan eksternal tersebut. Kedua, dan mudah diakses untuk mendukung keputusan
memperkuat operasi moneter untuk mendukung yang diambil oleh pelaku ekonomi dari tingkat
stabilitas nilai tukar rupiah dan pengendalian produsen hingga konsumen. Pembenahan basis
likuiditas. Ketiga, meningkatkan pendalaman pasar data pada sistem yang telah dikembangkan selama
valas, termasuk dengan merelaksasi ketentuan ini di berbagai lembaga menjadi langkah penting
terkait tenor forward dengan nonresiden dari yang untuk menjamin kredibilitas data yang dibangun
sebelumnya minimum 3 bulan menjadi minimum dalam PIHPS. Pengembangan PIHPS nasional secara
1 minggu. Keempat, kebijakan makroprudensial komprehensif akan dituangkan di dalam suatu cetak
melalui pengelolaan pertumbuhan kredit dengan biru yang disusun bersama beberapa kementerian
memperkuat implementasi loan to value (LTV), dan lembaga terkait. Sebagai tahapan awal pada
termasuk penerapan untuk industri keuangan tahun 2012, Bank Indonesia telah melakukan diskusi
berbasis syariah dan larangan pemanfaatan Kredit terfokus dan penjajakan kerjasama informasi harga
Tanpa Agunan (KTA) untuk uang muka kredit. pangan dengan kementerian dan lembaga terkait, serta menginisiasi kerjasama pengembangan PIHPS
Di sisi Pemerintah, sejumlah kebijakan telah dan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai
akan ditempuh untuk memperkuat transaksi berjalan percontohan.
melalui upaya mendorong ekspor, menekan impor, serta perbaikan iklim investasi melalui instrumen fiskal. Dalam hal ini, Pemerintah telah melakukan langkah-langkah antisipatif melalui perpajakan dan