2 Perkembangan Pelaksanaan Kebijakan Penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE)
Boks 9.2 Perkembangan Pelaksanaan Kebijakan Penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE)
Kebijakan Penerimaan DHE (Devisa Hasil Ekspor) Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa Utang dan Penarikan DULN (Devisa Utang Luar Negeri)
Luar Negeri.
melalui bank devisa domestik ini diawali oleh fakta yang menunjukkan bahwa masih terdapatnya
Pada awal penerapan kebijakan ini, terdapat DHE dan DULN yang diterima melalui bank diluar
beberapa hambatan dalam hal pemenuhan negeri. Hal tersebut berdampak pada keseimbangan
kewajiban penerimaan DHE dan pelaporan pasokan dan permintaan di pasar valas domestik
Rincian Transaksi Ekspor (RTE), antara lain terkait: yang sebagian dipenuhi oleh aliran modal jangka
permasalahan umum yang terjadi dalam kegiatan pendek yang rentan terhadap pembalikan (sudden
ekspor, kendala waktu penyampaian informasi capital reversal) dan dapat menganggu stabilitas
serta beban administratif eksportir dan bank dalam nilai tukar dan ekonomi makro. Dengan kebijakan ini
penyampaian penjelasan tertulis dan dokumen diharapkan pasokan valas di pasar domestik menjadi
pendukung. Oleh karena itu untuk meningkatkan lebih stabil dan berkelanjutan sehingga mendorong
efektivitas pemantauan penerimaan devisa hasil terciptanya pasar keuangan yang lebih sehat,
ekspor dan penarikan devisa utang luar negeri dan mendukung upaya menjaga kestabilan nilai
melalui perbankan di Indonesia dikeluarkan rupiah dan memperkuat stabilitas ekonomi makro.
penyempurnaan ketentuan berupa Peraturan Bank Pascapenerapan kebijakan pada 2 Januari 2012
Indonesia No. 14/25/PBI/2012 tanggal 27 Desember dan diikuti penyempurnaan ketentuan pelaporan
2012 tentang Penerimaan DHE dan Penarikan setelahnya, hasil pemantauan terakhir menunjukkan
DULN.
bahwa penerimaan DHE melalui bank devisa di dalam negeri terus meningkat.
Hasilnya, berdasarkan pemantauan pelaporan DHE selama 1 tahun ini, Bank Indonesia telah memiliki
Pembangunan ekonomi nasional data akurat tentang DHE yang diterima oleh per- membutuhkan sumber dana yang memadai dan
individu eksportir dan per-individu bank. Selama berkesinambungan. Sumber dana dapat berasal
tahun 2012, aliran DHE melalui bank devisa di dalam dari dalam negeri dan luar negeri. Pasokan valas di
negeri terus menunjukkan trend yang meningkat. pasar domestik yang sebagian besar dalam bentuk
Pada Januari 2012, DHE yang diterima melalui investasi portofolio jangka pendek merupakan salah
bank devisa domestik sebesar 9,376 juta dolar AS satu sumber dana pembangunan ekonomi yang
(79,5% terhadap nilai DHE), yang selanjutnya terus rentan terhadap risiko pembalikan (sudden capital
meningkat sampai dengan posisi terkini Oktober reversal). Dari dalam negeri, hasil ekspor belum
2012 mencapai sebesar 12,067 juta dolar AS (84,8% secara optimal memberikan pasokan valas karena
dari nilai DHE). Sebaliknya DHE yang diterima tidak dibawa ke dalam negeri. Untuk itu, dengan
melalui bank di luar negeri mengalami penurunan tetap berlandaskan pada sistem devisa bebas yang
dari 2,420 juta dolar AS (20,5% dari nilai ekspor) berlaku sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
pada Januari 2012 menjadi sebesar 2,161 juta dolar Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa
AS (15,3% dari total ekspor) pada bulan Oktober dan Sistem Nilai Tukar, Bank Indonesia menggulirkan
2012. Berdasarkan kontribusinya terhadap pelaporan kewajiban penerimaan DHE dan penarikan DULN
DHE tersebut, lima komoditas utama ekspor melalui Bank Devisa di Indonesia. Penerapan
Indonesia berturut-turut adalah batubara (coal), kebijakan ini mulai berlaku 2 Januari 2012 melalui
palm oils, tekstil dan produk tekstil, machinary and Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/20/PBI/2011
mechanic, serta produk kimia.
tanggal 30 September 2011 tentang Penerimaan
Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 9 191
Selanjutnya, dari sisi bank pelapor, saat ini terdapat 11.000 eksportir telah berpartisipasi melaporkan 64 bank devisa yang telah melaporkan penerimaan
DHE yang diterimadari aktivitas usaha ekspor yang DHE dengan sepuluh besar bank devisa tersebut
dilakukannya. Sejumlah kecil dari eksportir tersebut adalah BCA, Bank Mandiri, Citibank, BNI, HSBC,
yang berjumlah 34 terkena sanksi administratif Bank of Tokyo Mitsubishi, Bank Sumitomo Mitsui
berupa denda karena melakukan pelanggaran Indonesia, Standard Chartered, BRI dan Bank
terhadap kewajiban penerimaan DHE melalui Bank DBS. Adapun dari sisi eksportir pelapor, lebih dari
Devisa.
192 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 9