4 Pertumbuhan PDB Penawaran (yoy)
Tabel 3.4 Pertumbuhan PDB Penawaran (yoy)
Tw. 4 Total
0,5 1,5 Industri Pengolahan
6,2 5,7 Listrik, Gas, dan Air
7,8 7,5 Perdagangan, Hotel dan Restoran
7,8 8,1 Pengangkutan dan Komunikasi
9,6 10,0 Keuangan, Persewaan, dan Jasa
5,3 5,2 Produk Domestik Bruto
6,1 6,2 Sumber: BPS
Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3
60 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3
Pertumbuhan Sektor Pertambangan
Kinerja sektor industri pengolahan tumbuh tinggi sebesar 5,7% dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata 4,8% meskipun sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 6,1% (Grafik 3.27). Pertumbuhan sektor industri pengolahan pada semester II 2012 tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan semester
I 2102 sejalan dengan kuatnya permintaan domestik di tengah kontraksi ekspor pada periode tersebut. Aktivitas manufaktur yang meningkat diindikasikan oleh meningkatnya indeks produksi terutama pada semester II 2012. Ketersediaan kapasitas produksi yang cukup memadai turut mengimbangi ekspansi sektor manufaktur. Perkembangan ini tercermin dari tingkat utilisasi kapasitas manufaktur yang berada dalam kisaran yang relatif moderat antara 70%-75%.
Kinerja sektor industri pengolahan didukung oleh dinamika pertumbuhan subsektornya. Kinerja subsektor alat angkut, mesin, dan peralatannya tumbuh meningkat sejalan kinerja penjualan mobil yang tumbuh tinggi. Subsektor semen dan barang galian nonlogam meningkat sejalan dengan produksi semen terkait aktivitas konstruksi yang tinggi. Subsektor kimia dan barang dari karet juga tercatat tumbuh positif. Sementara itu, subsektor makanan minuman masih tumbuh tinggi di atas rata-rata untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi domestik yang meningkat. Kinerja subsektor makanan minuman juga ditopang oleh produksi CPO untuk pasar ekspor dan domestik yang masih baik. Sedangkan perlambatan terjadi pada subsektor tekstil dan logam dasar terkait kontraksi pertumbuhan ekspornya
Sektor pertambangan pada tahun 2012 tumbuh positif 1,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 1,4% (Grafik 3.28). Relatif rendahnya kinerja pertambangan tersebut terutama bersumber dari semakin dalamnya kontraksi pada produksi pertambangan migas. Hal tersebut terkait belum tercapainya produksi minyak akibat penurunan produksi alamiah di samping adanya gangguan produksi. Usaha pemerintah untuk menemukan sumber minyak baru, atau mengefektifkan sumur tua belum mampu mendorong penambahan produksi. Minyak yang diproduksi tahun ini turun menjadi 860 ribu barel per hari dari tahun lalu 893 barel per hari. Sejalan dengan menurunnya produksi minyak, produksi gas juga turun menjadi 3.029,6 juta MMBTU, dari sebelumnya 3.075,4 juta MMBTU akibat gangguan pada beberapa kilang produksi.
Sementara itu, kinerja subsektor barang pertambangan nonmigas sejalan dengan kinerja
Graik 3.27 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Graik 3.28
Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3 61
ekspor tambang. Pada periode perlambatan ekspor yaitu semester kedua, pertumbuhan subsektor nonmigas juga turun. Secara volume, produksi batubara nasional mampu tumbuh 9,3% pada tahun 2012, lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu 28,3%. Penurunan produksi batubara terjadi akibat permintaan ekspor yang melemah sedangkan permintaan dari pasar dalam negeri untuk pembangkit PLN dan industri masih terbatas. Produksi komoditas pertambangan lainnya seperti emas, tembaga, nikel, bauksit dan granit juga mengalami penurunan sejalan dengan lebih rendahnya ekspor komoditas tersebut.
Secara spasial, pertumbuhan sektor pertanian tertinggi di kawasan Sumatera dan KTI pada tahun 2012 masing-masing sebesar 4,9% dan 4,4%, yang disumbang oleh produksi subsektor perkebunan khususnya minyak sawit dan karet (Grafik 3.29). Sedangkan di Jawa, pertumbuhan sektor pertanian sebesar 2,2%, didukung oleh produksi padi yang meningkat sebagai dampak dari faktor cuaca yang kondusif.
Sektor pertambangan yang merupakan sektor utama di KTI tumbuh signifikan terutama pada semester I 2012 sehingga mampu mencatatkan pertumbuhan
sebesar 3,5% untuk keseluruhan tahun 2012. Pertumbuhan tersebut didukung terutama oleh kinerja sektor pertambangan di daerah Sulawesi (produksi pertambangan nikel) dan Papua (produksi pertambangan tembaga dan emas). Sementara itu, produksi batubara di daerah Kalimantan yang merupakan komoditas ekspor utama KTI dengan pangsa 66% dari total ekspor masih relatif stabil meskipun terjadi penurunan harga komoditas SDA di semester II 2012.
Perlambatan ekonomi dunia yang memicu penurunan permintaan produk manufaktur, berdampak pada turunnya kinerja sektor industri di kawasan Jawa dan KTI yang tumbuh masing- masing sebesar 4,6% dan 2,1% pada tahun 2012. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar masing-masing 6,1% dan 2,5%. Namun, sektor industri di Jakarta masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,2%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun lalu sebesar 2,4%. Peningkatan pertumbuhan di Jakarta terutama didukung oleh industri pengolahan berskala besar, yakni industri kendaraan bermotor, mesin dan peralatan listrik.
Graik 3.29 Perkembangan Sektor Utama Berdasarkan Kawasan
Sektor Penghasil Jasa
oleh indikasi meningkatnya penjualan properti Kelompok sektor penghasil jasa tetap menunjukkan
menurut survei harga properti Bank Indonesia. kinerja yang cukup baik di sepanjang tahun 2012,
Penjualan properti residensial mengalami kenaikan meskipun sedikit melambat. Pertumbuhan sektor
terutama untuk rumah tipe kecil. Properti komersial penghasil jasa ditopang oleh sektor perdagangan,
seperti gedung perkantoran dan lahan industri juga hotel, dan restoran (PHR) yang masih tumbuh
mengalami peningkatan. Peningkatan pertumbuhan cukup baik sebesar 8,1% pada tahun 2012. Realisasi
juga terjadi pada sektor listrik, gas, dan air (LGA). pertumbuhan sektor PHR pada tahun ini masih lebih
Sektor ini tumbuh 6,4%, lebih tinggi dari pertumbuhan tinggi dari rata-rata pertumbuhan sektor ini selama
pada tahun sebelumnya sebesar 4,8%. Kinerja sektor periode 2002-2011 yaitu sebesar 6,5%, meskipun
LGA ditopang oleh masih baiknya kinerja subsektor lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yang
listrik dan subsektor gas. Kinerja subsektor listrik mencapai 9,2% (Grafik 3.30). Kinerja subsektor
terindikasi dari meningkatnya konsumsi listrik baik perdagangan masih tinggi seiring aktivitas transaksi
untuk segmen rumah tangga maupun bisnis dan domestik yang kuat seperti ditunjukkan oleh Indeks
industri seiring tingginya pertumbuhan penjualan Penjualan Eceran yang meningkat sepanjang
alat elektronik, program elektrifikasi oleh PLN, serta tahun 2012. Masih terbatasnya transaksi ekspor
aktivas produksi berbasis energi listrik. menyebabkan subsektor ini sedikit melambat. Pola pertumbuhan yang sama ditunjukkan oleh subsektor
Kinerja sektor keuangan, persewaan, dan jasa perhotelan yang tumbuh positif sejalan dengan
tumbuh meningkat 7,1%, lebih baik dari kinerja tingkat hunian hotel yang tinggi.
tahun sebelumnya 6,8%. Pertumbuhan sektor ini ditopang oleh peningkatan kinerja lembaga keuangan
Sektor pengangkutan dan komunikasi tetap tumbuh baik bank maupun nonbank. Selama tahun 2012, tinggi mencapai 10,0%, relatif stabil dibandingkan
kredit perbankan dan lembaga keuangan nonbank dengan tahun sebelumnya 10,7% (Grafik 3.31)
masih tumbuh cukup tinggi terutama pada kredit didukung kinerja subsektor angkutan jalan, jasa
yang bersifat produktif yaitu kredit modal kerja dan pengangkutan, serta komunikasi. Pertumbuhan sektor investasi. Tingginya pertumbuhan kredit modal kerja pengangkutan tersebut sejalan dengan mobilitas
dan kredit investasi diharapkan dapat mendorong barang serta penumpang yang meningkat. Pada
pertumbuhan aktivitas perekonomian nasional secara subsektor komunikasi, peningkatan penggunaan
keseluruhan. Sedangkan subsektor jasa penyewaan komunikasi data dan internet yang meningkat di
tumbuh baik sejalan dengan permintaan sewa tengah relatif terbatasnya penggunaan komunikasi
properti komersial.
seluler (suara dan SMS) mendorong subsektor komunikasi tumbuh meningkat. Peningkatan
Sementara itu, sektor jasa- jasa tumbuh melambat, penggunaan komunikasi data sejalan dengan tingkat
dengan pertumbuhan sebesar 5,2% lebih rendah penjualan telepon seluler dan komputer tablet yang
dibandingkan dengan kinerja tahun 2011 sebesar tinggi tahun ini.
6,7%. Turunnya kinerja sektor ini disebabkan oleh penurunan jasa-jasa pemerintahan sejalan dengan
Sektor bangunan tumbuh 7,5%, lebih tinggi rendahnya realisasi belanja pemerintah. Namun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya 6,6%.
subsektor jasa swasta yang meliputi hiburan, rekreasi, Peningkatan kinerja tersebut sejalan dengan
sosial dan kemasyarakatan tumbuh tinggi merespons meningkatnya aktivitas konstruksi terkait investasi
permintaan konsumsi rumah tangga dalam bentuk bangunan yang meningkat. Hal tersebut terkonfirmasi
jasa.
62 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3
Secara spasial, sektor penghasil jasa mampu serta pembangunan prasarana dan sarana fisik. mencatatkan pertumbuhan positif di sebagian besar
Kinerja sektor konstruksi di KTI dan Jakarta tertinggi daerah, meskipun melambat dibandingkan tahun
dibandingkan kawasan lainnya dengan pertumbuhan sebelumnya. Pertumbuhan sektor nonpenghasil
di atas 10% pada 2012. Sektor jasa terutama jasa barang di daerah didukung oleh terjaganya konsumsi
keuangan juga berkontribusi cukup besar pada domestik dan aktivitas perekonomian sektor riil.
pertumbuhan ekonomi 2012, secara khusus di Hal tersebut terlihat dari terjaganya kinerja sektor
Jakarta sebagai pusat finansial dan di KTI yang salah Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) dalam level
satunya didukung oleh adanya program keuangan yang tinggi di sebagian besar kawasan. Meningkatnya
inklusif.
perdagangan antardaerah dan konektivitas antardaerah juga turut mendorong pertumbuhan di sektor PHR terutama di kawasan Jawa dengan sektor PHR yang mampu tumbuh di atas 10% pada tahun 2012. Tingginya aktivitas perdagangan barang juga turut mendukung kinerja di sektor pengangkutan
3.4 Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan
dan komunikasi. Di kawasan Jakarta dan KTI, sektor
pengangkutan dan komunikasi tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan lainnya pada tahun 2012 yang didorong oleh kenaikan signifikan dari
Pertumbuhan ekonomi semakin berkualitas dengan pengangkutan penumpang sejalan dengan tingkat
membaiknya perkembangan ketenagakerjaan dan konektivitas yang semakin tinggi. Sektor nonpenghasil
kesejahteraan. Perkembangan ketenagakerjaan yang barang lainnya yang memberikan kontribusi
positif antara lain tercermin dari penurunan tingkat cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi di
pengangguran terbuka seiring dengan perbaikan sebagian besar kawasan pada tahun 2012 adalah
pendidikan dan peningkatan pangsa tenaga kerja di sektor konstruksi atau bangunan. Peningkatan
sektor formal. Sementara, kesejahteraan membaik konstruksi dipengaruhi oleh kuatnya permintaan
tercermin dari berkurangnya jumlah dan persentase akan properti komersial dan hunian rumah tangga
penduduk miskin.
Graik 3.30 Pertumbuhan Sektor PHR
Graik 3.31
Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 3
Ketenagakerjaan
bidang pendidikan berkontribusi terhadap perbaikan Perekonomian yang tumbuh cukup baik
pendidikan tenaga kerja 8 . Permintaan terhadap menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap
tenaga kerja juga semakin mengarah kepada pekerja tenaga kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan
dengan jenjang pendidikan tinggi tercermin pada kualitas ketenagakerjaan. Tingkat pengangguran
penurunan tingkat pengangguran pada jenjang terbuka turun menjadi 6,1% dari 6,6% pada periode
universitas, berbalik dengan tingkat pengangguran
yang meningkat pada jenjang SD dan di bawahnya. ketenagakerjaan juga membaik seiring meningkatnya
yang sama tahun sebelumnya (Tabel 3.5). 7 Kualitas
Struktur ketenagakerjaan yang membaik ini porsi tenaga kerja pada sektor formal, meskipun porsi
berpotensi mendukung kuatnya konsumsi rumah tenaga kerja sektor nonformal masih mendominasi
tangga melalui perbaikan daya beli. (Grafik 3.32). Dari sisi pendidikannya, jumlah
tenaga kerja yang berpendidikan menengah-tinggi
8 Kebijakan di bidang pendidikan antara lain anggaran pemerintah
meningkat, sementara yang berpendidikan dasar
untuk pendidikan yang meningkat digunakan untuk bantuan
terus berkurang (Tabel 3.6). Kebijakan pemerintah di
operasional sekolah, pembangunan infrastruktur sekolah, dan peningkatan mutu tenaga pengajar. Program wajib belajar
9 tahun yang dicanangkan pemerintah turut memberikan 7 Berdasarkan publikasi BPS, Agustus 2012
kontribusi perbaikan tingkat pendidikan tenaga kerja.
Graik 3.32 Porsi Pekerja Berdasarkan Status Pekerjaan
Graik 3.33
Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Kawasan