1 Perkembangan Neraca Pendapatan Tahun 2012
Boks 4.1 Perkembangan Neraca Pendapatan Tahun 2012
Neraca pendapatan merupakan salah satu komponen transaksi berjalan pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang secara persisten mengalami deisit. Pada tahun 2012, neraca pendapatan mencatat deisit sebesar 25,8 miliar dolar AS, sedikit lebih rendah (3,1%) dibandingkan dengan deisit pada tahun sebelumnya yang mencapai 26,7 miliar dolar AS. Deisit neraca pendapatan sebagian besar (96%) disumbang oleh deisit transaksi pendapatan investasi (investment income), dan sisanya berasal dari transaksi net pembayaran kompensasi tenaga kerja (compensation of employees).
Pendapatan investasi berkaitan erat dengan aliran modal investasi yang tercatat dalam transaksi inansial pada NPI. Deisit transaksi pendapatan investasi terjadi karena pendapatan yang diterima investor asing dari investasinya di Indonesia (28,5 miliar dolar AS) jauh lebih besar dibandingkan dengan pendapatan investasi yang diterima investor Indonesia dari investasinya di luar negeri (2,6 miliar dolar AS).
Besarnya outlow pendapatan investasi tidak terlepas dari derasnya aliran masuk modal asing, baik dalam bentuk penanaman jangka panjang (Foreign Direct Investment/FDI) maupun non-FDI (sisi kewajiban Portofolio Investment dan Other Investment), yang meningkat cukup signiikan (39,2%) dari sebesar 29,2 miliar dolar AS pada tahun 2011 menjadi 40,6 miliar dolar AS pada tahun laporan. Peningkatan aliran masuk modal asing tersebut disertai dengan struktur investasi yang berkesinambungan dan berjangka panjang, tercermin dari aliran masuk investasi langsung (FDI) yang lebih dominan (48,9%) dibanding investasi portofolio (36,1%).
Sejalan dengan dominasi investasi langsung asing pada aliran masuk modal asing ke Indonesia, komposisi pembayaran investment income didominasi oleh pembayaran pendapatan investasi langsung (direct investment income) dengan pangsa sebesar 63,4% , disusul kemudian pembayaran
pendapatan investasi portofolio (25,8%), dan sisanya berupa pembayaran pendapatan investasi lainnya (Graik 1).
Pembayaran pendapatan investasi langsung pada tahun laporan sebesar 17,3 miliar dolar AS, turun 4,0% dari tahun sebelumnya terutama karena berkurangnya transfer keuntungan perusahaan PMA. Kinerja ekspor yang lebih rendah dari tahun sebelumnya ditengarai ikut memberikan dampak terhadap perolehan laba perusahaan PMA, terutama yang berorientasi ekspor. Tidak seluruh outlow pendapatan investasi langsung tersebut ditransfer ke luar negeri karena sebagian dari pendapatan dimaksud direinvestasikan kembali di Indonesia (masuk kembali menjadi bagian inlow investasi langsung asing dalam bentuk reinvested earnings).
Pada periode yang sama, pembayaran pendapatan dalam bentuk investasi portofolio juga tercatat mengalami penurunan, dari 7,6 miliar dolar AS pada tahun 2011 menjadi 7,0 miliar dolar AS pada tahun laporan, atau turun 7,0%. Hal ini seiring dengan menurunnya kepemilikan asing atas Sertiikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dari 2,4 miliar dolar AS pada tahun 2011 menjadi 0,9 miliar dolar AS pada akhir tahun laporan. Di sisi lain, pembayaran pendapatan pada jenis investasi lainnya tercatat mengalami
Graik 1
Pembayaran Investment Income
peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari 2,6 miliar dolar AS menjadi 3,0 miliar dolar AS. Peningkatan terutama berasal dari pembayaran bunga atas investasi sektor swasta nonbank sehubungan dengan pinjaman luar negeri yang dilakukan.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa besarnya pembayaran investment income di satu sisi membebani surplus transaksi berjalan (current account), namun di sisi lain adalah releksi dari masih tingginya kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Indonesia.
90 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 4
Bab 5
Nilai Tukar
Nilai Tukar
94 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 5
S pemulihan ekonomi global dan ketidakseimbangan
epanjang tahun 2012, nilai tukar rupiah mengalami tekanan depresiasi. Sumber tekanan terutama berasal dari ketidakpastian
eksternal menyusul melebarnya defisit transaksi berjalan sehingga menyebabkan ketidakseimbangan di pasar valuta asing dalam negeri. Namun, kebijakan nilai tukar yang ditempuh Bank Indonesia dan peningkatan arus modal asing yang cukup besar dapat menahan tekanan depresiasi nilai tukar rupiah lebih lanjut dan berlangsungnya secara gradual sehingga volatilitas nilai tukar dapat terpelihara pada level yang rendah.
Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 5 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 5
Sumber tekanan terutama berasal dari masih tingginya risiko ketidakpastian pemulihan ekonomi dan keuangan global terkait dengan proses penyelesaian krisis utang dan fiskal di kawasan Eropa, melemahnya pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia, khususnya China, serta resolusi fiskal di AS yang dikhawatirkan dapat memicu jurang fiskal (iscal clif) bagi perekonomian negara tersebut. Moderasi pertumbuhan ekonomi global yang menyebabkan turunnya permintaan negara-negara mitra dagang utama pada gilirannya berdampak pada kinerja ekspor yang mengalami penurunan pertumbuhan. Sementara itu, laju pertumbuhan impor tetap tinggi,