Kebijakan Nilai Tukar
9.2 Kebijakan Nilai Tukar
Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 9 179
tidak serta merta berlangsung dan membutuhkan upaya penguatan yang lebih menyeluruh secara terus menerus.
Kalibrasi strategi kebijakan moneter dan nilai tukar, termasuk baurannya dengan kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran di tahun 2012 cukup ampuh dalam meredam potensi gejolak yang dapat membahayakan stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan. Tercapainya kestabilan inflasi dan nilai tukar pada gilirannya telah menciptakan sebuah iklim yang kondusif bagi ketahanan industri perbankan. Dengan ketahanan yang semakin teruji, fungsi intermediasi perbankan pun mampu berjalan pada jalur yang tepat. Ini tercermin dari peningkatan kredit produktif dengan laju yang cukup tinggi disertai dengan tingkat kredit bermasalah yang rendah. Dengan risiko makro yang menurun dan stabilitas sistem keuangan yang stabil, dinamika tabungan- investasi pun menjadi lebih bergairah dan kontributif terhadap penguatan fondasi struktural perekonomian.
yang kekurangan likuiditas valas (lihat Boks 9.3). Bank Indonesia juga merelaksasi ketentuan Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valas oleh Bank untuk mendukung penguatan pasokan valas
melalui pendalaman pasar valas domestik 2 .
Perubahan Peraturan Bank Indonesia dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memberikan fleksibilitas bagi pelaku pasar dalam melakukan lindung nilai (hedging) atas kegiatan ekonomi di Indonesia. Perubahan tersebut antara lain mencakup penyesuaian persyaratan jangka waktu hedging pihak asing, dari semula paling singkat tiga bulan menjadi paling singkat satu minggu, penyesuaian persyaratan kegiatan investasi (termasuk penghasilan investasi yang dapat dipastikan) pihak asing yang menjadi underlying transaksi hedging, dari semula paling singkat tiga bulan menjadi paling singkat satu minggu, penyesuaian underlying kegiatan ekspor impor perdagangan internasional, dari semula hanya berdasarkan Letter of Credit (L/C) menjadi termasuk Non-L/C, serta diperkenankannya hedging dengan jangka waktu kurang dari satu minggu dalam rangka setelmen kegiatan investasi. Langkah pelonggaran tersebut diharapkan mampu memfasilitasi kebutuhan pelaku pasar dalam memitigasi risiko nilai tukar yang dihadapi, sekaligus mendorong pendalaman pasar valas, dan mengurangi dominasi aktivitas hedging melalui transaksi Non-Deliverable Forward (NDF) yang berkembang di luar wilayah Indonesia.
Langkah stabilisasi nilai tukar rupiah beserta kebijakan pengelolaan arus modal sejauh ini cukup efektif dalam meredam depresiasi nilai tukar rupiah secara berlebihan sebagaimana tercermin pada tingkat volatilitas yang rendah sekaligus menjaga level cadangan devisa pada tingkat yang aman. Dampak efektif berbagai kebijakan pengelolaan arus modal terhadap pendalaman pasar valas domestik tentunya
2 Peraturan Bank Indonesia No. 14/ 10/PBI/2012 tanggal 8 Agustus 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 7/14/PBI/2008 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valas oleh Bank
Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Moneter
9.3
Pelaksanaan kebijakan moneter dan nilai tukar pada tahun 2012 tetap diarahkan untuk meminimalkan dampak ketidakpastian pasar keuangan global terhadap pasar keuangan domestik. Melalui upaya menjaga kecukupan likuiditas di pasar uang dan menjaga volatilitas nilai tukar. Hal ini dilakukan dengan tetap memberikan kepastian dan menjaga kepercayaan pelaku pasar dalam menjalankan aktivitas ekonomi, memitigasi dampak perlambatan ekonomi global termasuk mengawal proses pengelolaan keseimbangan eksternal secara gradual serta senantiasa menjangkar ekspektasi inflasi ke depan.
Implementasi kebijakan moneter dilakukan melalui pelaksanaan Operasi Moneter (OM). Strategi pengelolaan likuiditas yang dilakukan melalui
180 Laporan Perekonomian Indonesia 2012 • BAB 9
Operasi Pasar Terbuka (OPT) pada tahun 2012 tetap difokuskan untuk merespons arah kebijakan BI Rate dan koridor suku bunga yang telah ditetapkan di tengah kondisi ekses likuiditas yang relatif besar. Upaya tersebut dilakukan melalui strategi optimalisasi tenor instrumen, mengelola struktur suku bunga di pasar keuangan dan pengelolaan komposisi instrumen. Sementara itu, strategi pengelolaan nilai tukar dilakukan melalui upaya untuk menjaga keseimbangan di pasar valas domestik dan meminimalkan volatilitas nilai tukar ditengah besarnya arus masuk dan keluarnya dana asing (capital low).