Pengumpulan Data

3.4. Pengumpulan Data

Terkait dengan sumber data, penulis menjadikan hasil wawancara dengan sejumlah informan dalam kedua kasus yang diteliti dijadikan sebagai sumber data utama, baik barupa data primer berupa yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan yang dihimpun penulis melalui indepth interview maupun hasil pengamatan terhadap perkataan dan tindakan aktor dalam kasus yang diteliti; maupun data sekunder berupa sumber tertulis seperti koran, dokumen, foto, dan data statistik.

Pengumpulan data dilakukan dengan in-depth data collection yang berasal dari beragam sumber informasi dan menyajikan laporan deskripsi kasus tersebut berdasarkan fokus/tema yang menjadi sasaran peneliti. Untuk mengoptimalkan pemahaman mengenai kasus, peneliti memberi perhatian untuk mendapatkan pemahaman secara detail dan rinci menyangkut pilihan isu (tindakan reform kepala daerah dan relasinya dengan multi aktor khsusunya dengan CSO dan CSA dalam proses reform di Solo), konteks isu (kasus yang diteliti dan korelasinya dengan upaya terwujudnya percepatan perubahan), dan aktifitas (kasus yang diteliti yang melibatkan aktor kepala daerah dan multi aktor lainnya yang terlibat dalam kasus tersebut). Sementara itu berdasarkan ukuran ( bounded case ), studi ini meneliti institusi (group) yaitu NGO, Birokrasi Pemkot Solo, DPRD Kota Solo; aktor individual (kepala daerah, aktifis masyarakat sipil, tokoh, pakar, dan lain-lain), dan seluruh aktivitas yang dilakukan oleh institusi maupun aktor individual yang terlibat.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sbb :

a. Melakukan wawancara mendalam ( in-depth interview ) kepada sejumlah informan.

b. Menghimpun informasi dari data sekunder baik yang berasal dari berbagai dokumen baik yang bersumber dari internal pemerintahan maupun diluar pemerintahan. Dokumen yang bersumber dari pemerintahan diantaranya adalah RPJPD, RPJMD Kota Solo, APBD, LKPJ, Perda, Perwa, dan SK Walikota terutama yang relevan dengan kasus yang dianalisis; sedangkan dokumen yang bersumber dari luar diantaranya berupa dokumen program ataukegiatan NGO selain analisis terhadap pemberitaan media massa mengenai kasus yang diteliti.

c. Melakukan analisis terhadap pemberitaan media massa mengenai kasus, yaitu pemberitaan dari media lokal seperti Harian Solopos, Suara Merdeka, dan Joglo Semar selain mengikuti diskusi mengenai Kota Solo dan dinamika perkembangan pembangunan di jejaring sosial.

d. Observasi: mengikuti kegiatan kepala daerah dengan multi stakeholder baik dengan sepengetahuan kepala daerah maupun tidak, untuk mendapatkan informasi yang lebih komprehensif mengenai relasi aktor.

Terkait dengan subjek penelitian, mengingat kerap terjadi overlapping dalam penentuan subject matter studi tentang collective action , yaitu antara groups, movements, event, belief, populations , atau action dari collective action itu sendiri. Secara umum studi tentang collective action setidak-tidaknya terkait dengan dua hal dari unsur tersebut (Tilly, 1978:9); penulis merumuskan subjek penelitian studi ini sebagai berikut:

a. Kepala Daerah

b. CSO yang terlibat dalam pelaksanaan program/kebijakan kepala daerah terkati dengan penataan PKL dan pemindahan penduduk ilegal di bantaran Sungai Bengawan Solo, serta beberapa kebijakan yang relevan kepala daerah, yaitu Konsorsium Solo (koalisi LSM di Kota Solo), KOMPIP, PATTIRO, serta paguyuban PKL dan pedagang pasar yang terdiri dari SOMPIS, PEDANGKALISO, dan PAPATSUTA,

c. Civil Society Activist (CSA): yaitu empat orang yang diidentifikasi sebagai “orang dekat” Jokowi, yaitu: PG, AN, EK serta AR.

d. DPRD: anggota DPRD yang dari partai pendukung dan partai bukan pendukung pencalonan (periode kedua).

e. Birokrasi: Bappeda, Dinas Pasar dan Pedagang Kaki Lima (DPPKL), Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota (DTRK), Bapermas (Badan Pemberdayaan Masyarakat), Dinas Pariwisata, Bagian Hukum, dan Bagian Pemerintahan.

f. Tokoh dan Praktisi (Dosen UNS dan UNM, Pakar Planologi, budayawan, dan lain-lain)

g. Pemberitaan Media massa: Harian Solo Pos dan Suara Merdeka serta Joglo Semar.

h. Supir, ajudan, dan kepala kerumah-tanggaan.

i. Warga yang terkena dampak kebijakan (Penataan PKL dan Pemindahan Pemukiman Ilegal Bantaran Sungai Bengawan Solo).