Kondisi Desa Madula Pusat Kajian dan Perlindungan Anak Nias

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Desa Madula

Desa Madula adalah sebuah desa yang terletak di Kotamadya Gunung Sitoli dengan luas wilayah 5,63 km² atau sekitar 4.24 dari total luas Kota Gunung Sitoli yaitu 132, 63 km². Desa ini terletak 9 km dari Ibukota Kecamatan ke kantor kepala desa, dengan letak geografis terletak di daerah bukan pesisir. Desa ini hampir berbatasan dengan Nias Tengah. Desa Madula termasuk ke dalam kategori desa swasembada yang terdiri dari 5 buah dusun. Secara letak geografis, Desa Madula memiliki batas wilayah : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Orahili Tumori dan Desa Gada 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Fakhu 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sihareo Siwahili 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Dahana Jumlah penduduk di desa ini adalah 1156 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 205 jiwakm². Adapun jumlah laki-laki dan perempuan adalah 563 jiwa laki-laki dan 593 perempuan. Penduduk Desa Madula pada umumnya bekerja pada sektor pertanian dan kelautan. Desa Madula sendiri dikepalai oleh seorang kepala desa yang bernama Bapak Amazion Lase. Ditinjau dari segi sarana pendidikan di Desa Madula sendiri, hanya terdapat 2 dua buah Sekolah Dasar SD Negeri dan 1 satu buah Sekolah Menengah Tingkat Pertama SMTP Swasta. Sedangkan untuk Sekolah Menegah Universitas Sumatera Utara Tingkat Atas SMTA tidak ditemui di desa ini. Lokasi SD dan SMTP ini terletak di satu lokasi yaitu berada di Desa Madula. Dari segi prasarana kesehatan yaitu banyaknya tenaga medis, Desa Madula sama sekali tidak memiliki tenaga medis baik itu dokter, bidan, dukun baik, dan tenaga kesehatan lainnya. Adapun tenaga medis terdapat di Rumah Sakit Gunung Sitoli di Kota Gunung Sitoli. Dari segi sarana ibadah menurut agama, Desa Madula hanya memiliki 3 tiga buah gereja. Sedangkan untuk mesjid, suraulanggar, pura, vihara tidak ditemukan di Desa Madula. Dari segi perhubungan dan komunikasi keberadaan sinyal telepon genggam di Desa Madula kuat.

4.2 Pusat Kajian dan Perlindungan Anak Nias

Kepulauan Nias merupakan kawasan di Sumatera Utara yang menerima dampak terparah peristiwa Tsunami 26 Desember 2004. Kondisi ini diperburuk paska gempa 28 Maret 2005. Data Pemerintah Kabupaten Nias mencatat, 138 orang meninggal dunia dan 5845 rumah penduduk, 274 rumah ibadah, 20 kantor serta 217 gedung pendidikan rusak. Pulau ini terletak di kawasan Samudera Hindia, 125 km di sebelah Barat Pulau Sumatera. Jumlah penduduk pulau seluas 5.625 km² ini 702.017 jiwa yang tersebar di 22 kecamatan, 6 kelurahan dan 651 desa. Melihat kondisi di atas, maka dibentuklah suatu lembaga yang konsen terhadap masalah-masalah anak. Terlebih lagi paska bencana alam di Pulau Nias meninggalkan banyak permasalahan anak baik dari segi pendidikan, kesehatan Universitas Sumatera Utara dan lain sebagainya. Pusat Kajian dan Perlindungan Anak kemudian lahir untuk menangani masalah ini dan berkantor di Jl. Pattimura No. 53 Dusun 1 Lin. 1 Desa Mudik, Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias. Wilayah kerja PKPA di Pulau Nias meliputi tujuh kecamatan, empat kecamatan di Kabupaten Nias dan tiga kecamatan di Kabupaten Nias Selatan. Di Kabupaten Nias, wilayah kerja PKPA meliputi 4 empat kecamatan yaitu Gunung Sitoli Utara, Lahewa, Sirombu dan Sawo. Di Gunung Sitoli program utama PKPA main sector mencakupi pendidikan prasekolah, pendidikan tambahan, vocational training, layanan dan kampanye kesehatan juga disediakan layanan advokasi untuk penanganan anak-anak yang berkonflik dengan hukum, baik anak-anak yang terlibat sebagai pelaku kriminalitas maupun korban kekerasan diantara mereka terdapat anak-anak jalanan yang bekerja sebagai pemulung besi. Di Lahewa sendiri juga disediakan kegiatan penanganan masalah pendidikan dan vocational training; dan di Sirombu diberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta di Sawo dilaksanakan kegiatan untuk penanganan pekerja anak, vocational training dan pendidikan anak prasekolah Program kemanusiaan PKPA di Pulau Nias dibagi dalam empat layanan yaitu, pendidikan, kesehatan, livehood, dan advokasi. Dalam menjalani berbagai aktivitas 4 layanan ini sepanjang 2006, PKPA di dukung oleh empat lembaga donor yaitu KNH Jerman, Christian Aid CA Inggris, ILO-Ipec Banda Aceh dan Cifa Italy. Di bidang pendidikan, didirikan Community Learning Center CLC sebagai pusat kegiatan belajar anak berbasis komunitas desa di semua kecamatan Universitas Sumatera Utara yang menjadi wilayah kerjanya. Di CLC PKPA melakukan sejumlah aktivitas pendidikan informal antara lain psikososial, play gorup, les matematika, life skill dan pembinaan grup musik di Gunung Sitoli, Lahewa dan Teluk Dalam. Life skill meliputi les bahasa Inggris, keterampilan menyulam, keterampilan bertukang, keterampilan tata boga, kerajinan souvenir dan kursus komputer.

4.3 Keterlibatan PKPA Nias dengan PKBM Madula