Perlindungan Anak dari Jenis Pekerjaan Terburuk

perbukitan dan dirumah. Kondisi tersebut sangat mudah ditemukan dikecamatan Tuhemberua, Sawo, Mandrehe, Sirombu, Lolowau, Lahusa dan Teluk Dalam. Sementara untuk keterlibatan anak sebagai pencari ikan nelayan di perairan laut lepas ditemukan hampir di semua daerah kawasan pantai. Sementara anak yang bekerja sebagai pelayan toko, rumah makan, serta tempat hiburan dapat ditemukan didaerah perkotaan seperti Gunung Sitoli, Teluk Dalam dan Lahewa. Sejumlah faktor mendorong anak-anak untuk bekerja antara lain kurangnya kesadaran masyarakat tentang perlindungan anak dan hak-hak anak, kemiskinan dan banyaknya jumlah tanggungan dalam keluarga, kesulitan untuk mengakses pendidikan, termasuk kurangnya infrastruktur serta fasilitas sekolah di banyak wilayah di Pulau Nias. Kompleksnya isu pekerja anak berarti bahwa respon tersebut membutuhkan pendekatan-pendekatan komprehensif dan holistik dengan partisipasi dari berbagai pihak. Isu pekerja anak harus diarusutamakan diantara para pembuat kebijakan dan mereka harus memprioritaskan pendidikan sebagai sebuah cara untuk mencegah anak-anak agar tidak menjadi pekerja anak. Juga penting untuk merubah sikap masyarakat dan pemerintah daerah sehingga pemerintah menjadi lebih ramah anak dalam mengembangkan berbagai kebijakan dan program Lubis, 2009 : 5.

2.5.4. Perlindungan Anak dari Jenis Pekerjaan Terburuk

Ada banyak definisi mengenai pekerjaan terburuk. Dalam konvensi ILO NO. 182 dijelaskan, jenis-jenis pekerjaan terburuk bagi anak meliputi semua jenis perbudakan dan kerja paksa, pelacuran anak, perekrutan paksa untuk angkatan bersenjata dan untuk aktivitas yang melawan hukum. Sementara RWG-CL Universitas Sumatera Utara Regional Working Group on Child Labour membuat definisi bahwa yang dimaksud sebagai bentuk pekerjaan terburuk bagi anak adalah segala bentuk perbudakan dan praktik yang serupa dengan perbudakan dan praktik yang serupa dengan perbudakan seperti jual beli anak, kerja paksa atau mengikat, buruh tani anak-anak dan perekrutan anak dalam konflik bersenjata. Termasuk didalamnya adalah pemanfaatan anak dalam pelacuran, pornografi dan kegiatan melanggar hukum, seperti pembuatan obat-obatan dan penjualan obat-obatan, dan pekerjaan apapun yang dilakukan dalam kondisi membahayakan, yang teridentifikasi pada tingkat nasional berdasarkan kriteria Rekomendasi ILO 190 Hastadewi, 2004 : 15. Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi ILO No. 182 tahun 1999 melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000. Sebagai negara yang telah meratifikasi Konvensi ILO tersebut, Indonesia diwajibkan untuk mengambil tindakan segera dan efektif untuk melarang dan menghapus semua bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak. Untuk dapat melakukan hal tersebut, Konvensi tersebut mewajibkan pemerintah Indonesia untuk membuat daftar pekerjaan berbahaya dalam konteks Indonesia. Substansi Konvensi tersebut tercermin dalam Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak dan dalam Peraturan Daerah Pemerintah Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2004 tentang Pencegahan dan Penanganan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak. Lampiran Keputusan Presiden tersebut mengidentifikasikan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak dalam konteks Indonesia : Universitas Sumatera Utara 1. Pelacuran anak 2. Anak-anak yang bekerja di pertambangan 3. Anak-anak yang bekerja sebagai penyelam mutiara 4. Anak-anak yang bekerja di sektor konstruksi 5. Anak-anak yang bekerja di jermal 6. Anak-anak yang bekerja sebagai pemulung sampah 7. Anak-anak yang dilibatkan dalam produksi dan kegiatan yang menggunakan bahan-bahan peledak 8. Anak-anak yang bekerja di jalan 9. Anak-anak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga 10. Anak-anak yang bekerja di industri rumah tangga 11. Anak-anak yang bekerja di perkebunan 12. Anak-anak yang bekerja di penebangan, pengolahan dan pengangkutan kayu 13. Anak-anak yang bekerja pada industri dan jenis kegiatan yang menggunakan bahan kimia yang berbahaya Hastadewi, 2004 : 16.

2.5.5. Faktor Penyebab Anak Bekerja