Analisis Karakteristik Responden Tabel .1.

5.1 Analisis Karakteristik Responden Tabel 5.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi 1 2 Laki-laki Perempuan 10 10 50 50 Jumlah 20 100 Sumber : Data Primer 2010 Berdasarkan keterangan pada Tabel 5.1.1. dapat kita ketahui bahwa jumlah responden laki-laki dan perempuan sama. Terdapat 10 responden laki-laki dengan persentase 50 dan 10 responden perempuan dengan persentase 50. Adapun semua responden laki-laki berasal dari pelatihan pertukangan dan semua responden perempuan berasal pelatihan tata boga. Hal ini menunjukan bahwasanya laki-laki lebih tertarik kepada pelatihan pertukangan dan perempuan lebih tertarik kepada pelatihan tata boga. Tabel 5.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia Responden Frekuensi 1 2 13-15 tahun 16-18 tahun 2 18 10 80 Jumlah 20 100 Sumber : Data Primer 2010 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data pada tabel 5.1.2. diketahui bahwa tidak ada responden yang berusia 7-9 tahun yang mengikuti pelatihan life skill ini. Begitu juga halnya dengan responden yang berusia 10-12 tahun. Sebanyak 10 dari responden adalah berusia 13-15 tahun. Usia responden yang paling banyak berusia antara 16-18 tahun atau sebanyak 80 dari keseluruhan sampel yang ada. Program pelatihan pendidikan life skill ini memang diberikan kepada mereka yang masih tergolong dalam usia anak, sehingga responden yang ada masih tergolong ke dalam kategori anak. Tingginya jumlah responden pada usia 16-18 tahun dikarenakan karena pada usia ini dianggap sudah layak untuk bekerja dan menjadi usia yang produktif untuk membantu ekonomi keluarga Tabel 5.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama No Agama Frekuensi 1 2 Kristen Protestan Kristen Katolik 17 3 85 15 Jumlah 20 100 Sumber : Data Primer 2010 Berdasarkan tabel 5.1.3. dapat dilihat bahwasanya 17 orang responden atau sebanyak 85 memeluk agama Kristen Protestan. Sebanyak 3 orang atau 15 dari responden memeluk agama Kristen Katolik. Tidak ditemukan responden yang beragama Islam, Hindu maupun Budha. Universitas Sumatera Utara Masyarakat Kota Gunung Sitoli sendiri mayoritas memeluk agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Di Desa Madula Kota Gunung Sitoli juga masyarakatnya mayoritas memeluk agama Kristen Protestan. Hal ini dapat didukung dari sarana ibadah yang ada di Desa Madula. Terdapat 3 buah gereja di Desa Madula itu sendiri, sedangkan untuk sarana ibadah lainnya seperti mesjid, vihara, pura, suraulanggar tidak ditemukan di Desa Madula. Tabel 5.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Frekuensi 1 2 3 SD SMP SMA 2 10 8 10 50 40 Jumlah 20 100 Sumber : Data Primer 2010 Pendidikan masyarakat Desa Madula tergolong rendah. Hal ini dapat terlihat pada tabel 5.1.4. Sebanyak 2 orang responden hanya mampu menyelesaikan pendidikannya di tingkat SD. Sebanyak 50 atau 10 orang responden menjawab hanya menyelesaikan pendidikannya sampai pada tingkat SMP. Hanya ada 8 orang dari responden yang mampu menyelesaikan pendidikannya sampai pada tingkatan SMA. Jelas terlihat bahwasanya tingkat pendidikan di Desa Madula sendiri sangatlah rendah. Semua responden yang ada menyelesaikan pendidikan terakhirnya melalui Kejar Paket yang diadakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Madula yang ada di Desa Madula itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Sarana pendidikan untuk di Desa Madula Kota Gunung Sitoli juga memprihatinkan. Hanya ada 2 buah SD negeri dan 1 buah SMP swasta di Desa Madula. Semua sekolah tersebut berada pada satu tempat yang sama sehingga pusat pendidikan di Desa Madula terpusat di satu tempat saja. Tabel 5.1.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orangtua No Pekerjaan Orang tua Frekuensi 1 2 3 Buruh Petani Pedagang 3 15 2 15 75 10 Jumlah 20 100 Sumber : Data Primer 2010 Pekerjaan orang tua mempengaruhi seseorang anak turun bekerja dalam menopang perekonomian keluarga. Keadaan demografis Desa Madula yang berupa perbukitan sedikit banyaknya menunjukan ciri khas pekerjaan yang ada di sana. Sebanyak 3 orang responden menjawab bahwa orang tuanya bekerja sebagai buruh bangunan. Sebanyak 75 atau 15 orang responden menjawab pekerjaan orang tua mereka sebagai petani karet. Terdapat banyak perkebunan karet di Desa Madula. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang tua dari responden yang bekerja untuk menggeres karet. Hanya ada 2 orang atau sebanyak 10 dari responden menjawab bahwa pekerjaan orang tuanya sebagai pedagang sayur-sayuran. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa No Suku Frekuensi 1 2 Nias Batak Toba 19 1 95 5 Jumlah 20 100 Sumber : Data Primer 2010 Berdasarkan tabel 5.1.6., sebanyak 19 orang responden merupakan Suku Nias. Suku Nias merupakan suku asli yang ada ada di Pulau Nias sehingga cenderung menjadi homogen. Adapun 1 orang responden adalah suku Batak Toba yang merupakan suku pendatang di Pulau Nias. Adapun yang menjadi suku pendatang di Pulau Nias adalah Batak, Aceh maupun Padang. Tabel 5.1.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga No Jumlah Anggota Keluarga Frekuensi 1 2 3 4 1-3 orang 4-6 orang 7-10 orang 11-15 orang 3 11 5 1 15 55 25 5 Jumlah 20 100 Sumber : Data Primer 2010 Tradisi banyak anak banyak rejeki ternyata masih berlaku di Desa Madula. Jika kita melihat dari tabel 5.1.7., hampir kebanyakan keluarga memiliki lebih dari 4 orang anak. Sebanyak 3 orang atau sebesar 15 dari responden memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 1-3 orang. Jumlah anggota keluarga yang Universitas Sumatera Utara paling banyak 4-6 orang dimana sebanyak 11 orang responden memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak itu. Sebanyak 5 orang menjawab bahwasanya memiliki jumlah anggota keluarga 7-10 orang. Bahkan 1 orang responden menjawab memiliki jumlah anggota keluarga 11-15 orang Jumlah anggota keluarga yang banyak juga dipengaruhi faktor kurangnya sosialisasi tentang Keluarga Berencana di Desa Madula. Tidak dijumpainya tenaga medis berupa dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya di Desa Madula menjadi salah satu faktor pendukung jumlah anak yang banyak dalam satu keluarga. Jumlah anak yang banyak dengan tingkat pendapatan yang rendah menyebabkan anak diikutsertakan dalam proses ekonomi keluarga. 5.2 Kondisi Pekerja Anak Tabel 5.2.1.