Istilah-istilah dalam Keseimbangan Lintasan Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan

fleksibilitas dalam mengkombinasikan tugas-tugas tersebut, semakin tinggi pula derajat keseimbangan yang dapat dicapai. Pengelompokan tugas-tugas yang akan dihasilkan pada lintasan produksi yang seimbang membutuhkan informasi tentang waktu pelaksanaan tugas, kebutuhan precedence tingkat ketergantungan yang menentukan urutan yang feasible, tingkat output dan waktu siklus yang diinginkan.

3.3. Pendefinisian Masalah Keseimbangan Lintasan

Dalam lintasan perakitan satu unit produk, biasanya ada sejumlah k elemen kerja. Untuk masing-masing elemen kerja dibutuhkan waktu proses selama t k k = 1, 2, 3, … k dan total waktu yang dibutuhkan untuk merakit satu unit produk adalah : = n i Pi 1 = = k k k t 1 k elemen juga dibatasi oleh hubungan precedence yang biasa diberikan oleh diagram precedence , seperti yang dicantumkan pada Gambar 3.1. Simbol di dalam lingkaran menyatakan elemen kerja dan nomor di luar lingkaran menyatakan waktu pengerjaan elemen. Elemen kerja i merupakan predecessor dari elemen kerja j jika proses perakitan menghendaki elemen kerja i lebih dulu sebelum elemen j.

3.4. Istilah-istilah dalam Keseimbangan Lintasan

a. Precedence Diagram Adalah diagram yang menggambarkan urutan dan keterkaitan antar elemen kerja perakitan sebuah produk. Pendistribusian elemen kerja yang dilakukan untuk setiap stasiun kerja harus memperhatikan precedence diagram seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1. Universitas Sumatera Utara U 1 U 3 U 2 U 4 U 5 U 6 U 7 U 8 U 10 U 9 U 11 Gambar 3.1. Precedence Diagram b. Elemen Kerja Adalah pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu kegiatan perakitan. c. Stasiun Kerja Adalah lokasi-lokasi tempat elemen kerja dikerjakan. d. Waktu Siklus Cycle Time Adalah waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk pada satu stasiun kerja. e. Waktu Stasiun Kerja WSK Adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah stasiun kerja untuk mengerjakan semua elemen kerja yang didistribusikan pada stasiun kerja tersebut. f. Waktu Operasi Adalah waktu standar untuk menyelesaikan suatu operasi. g. Balance Delay Universitas Sumatera Utara Adalah rasio antara waktu idle dalam lini perakitan dengan waktu yang tersedia. Untuk mengukur performansi sebelum dan sesudah dilakukan proses keseimbangan lintasan dilakukan perhitungan kriteria-kriteria berikut ini : 1. Efisiensi Lini Adalah rasio antara waktu yang digunakan dengan waktu yang tersedia. Berkaitan dengan waktu yang tersedia, lini akan mencapai keseimbangan apabila setiap daerah pada lini mempunyai waktu yang sama. 2. Indeks Penghalusan Smoothness Index SI Adalah suatu indeks yang menunjukkan kelancaran relatif dari penyeimbang lini perakitan tertentu. Formula yang digunakan untuk menentukan besarnya SI adalah sebagai berikut : SI = = − N i WSKi WSK 1 2 max WSK max = Waktu terbesar dari stasiun kerja terbentuk WSKi = Waktu stasiun kerja i yang terbentuk N = Jumlah stasiun kerja yang terbentuk Universitas Sumatera Utara

3.5. Pengukuran Waktu Jam Henti

4 Pengukuran waktu jam henti menggunakan stop watch sebagai alat utamanya. Cara ini merupakan cara yang paling banyak dikenal dan dipakai. Salah satu faktor penyebabnya adalah kesederhanaan aturan-aturan pengajaran yang dipakai. Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk mendapatkan hasil yang baik. Aturan-aturan tersebut dijelaskan dalam langkah-langkah berikut.

3.5.1. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran

Untuk mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan maka tidak cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti yang behubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran data dan lain-lain. Langkah-langkah yang perlu diikuti agar maksud tersebut dapat tercapai adalah: 1. Penetapan Tujuan Pengukuran Sebagaimana halnya dengan berbagai kegiatan lain, tujuan melakukan kegiatan harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu, hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, beberapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut. 2. Melakukan Penelitian Pendahuluan 4 Iftikar Z. Sutalaksana. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Institut Teknologi Bandung, 1979 h. 119-132. Universitas Sumatera Utara Hal yang dicari dari pengukuran waktu adalah waktu yang pantas diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Suatu perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang sesingkat-singkatnya agar dapat meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan demikian tidak akan diperoleh jika kondisi kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang ada di perusahaan tersebut tidak menunjang tercapainya hal tadi. Pengukuran waktu sebaiknya dilakukan bila kondisi kerja dari pekerjaan yang diukur sudah baik. 3. Memilih operator Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang begitu saja diambil dari pabrik. Orang ini harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat- syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama. 4. Melatih Operator Apabila pada saat pengukuran pendahuluan terjadi perubahan kondisi kerja atau cara kerja, maka operator harus dilatih terlebih dahulu karena sebelum diukur operator harus terbiasa dengan kondisi dan cara kerja yang telah ditetapkan. 5. Menguraikan Pekerjaan atas Elemen Pekerjaan Pada langkah ini, pekerjaan dipecah menjadi elemen pekerjaan, yang merupakan gerakan bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah yang diukur waktunya. Waktu siklus diperoleh dari jumlah waktu setiap elemen yang ada. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi sejak bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan. 6. Menyiapkan Alat-alat Pengukuran Universitas Sumatera Utara Alat-alat yang dibutuhkan untuk pengukuran adalah: - Jam henti - Lembaran-lembaran pengamatan - Pena atau pensil - Papan pengamatan

3.5.2. Melakukan Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-waktu kerja setiap elemen maupun waktu siklus dengan menggunakan alat-alat yang diperlukan. Apabila operator telah siap di depan mesin atau di tempat kerja lain yang waktu kerjanya akan diukur, maka peneliti melakukan pengukuran di dekat operator dengan posisi berdiri. Posisi ini hendaknya sedemikian rupa sehingga operator tidak terganggu gerakan-gerakannya atau canggung karena merasa diamati. Hal pertama yang dilakukan adalah pengukuran pendahuluan. Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan. Tingkat ketelitian dan keyakinan ditetapkan pada saat menjalankan langkah penetapan tujuan pengukuran. Untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan, diperlukan beberapa tahap pengukuran pendahuluan. Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan dengan melakukan beberapa kali pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Biasanya sepuluh kali atau lebih. Setelah pengukuran tahap pertama ini dijalankan maka tiga hal yang kemudian dilakukan adalah pengujian keseragaman data, penghitungan jumlah jumlah Universitas Sumatera Utara pengukuran yang diperlukan dan jika jumlah belum mencukupi dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan kedua. Jika tahap kedua selesai maka dilakukan lagi ketiga hal yang sama seperti sebelumnya. Begitu seterusnya sampai jumlah keseluruhan penggukuran mencukupi untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang dikehendaki. Istilah pengukuran pendahuluan terus digunakan selama jumlah pengukuran yang dilakukan pada tahap pengukuran belum mencukupi.

3.6. Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan

Pengukuran waktu penyelesaian suatu pekerjaan idealnya dilakukan dengan jumlah yang sangat banyak misalnya sampai tidak terhingga kali, karena dengan demikian diperoleh jawaban yang pasti. Hasil yang diperoleh akan sangat kasar jika dilakukan hanya beberapa kali pengukuran saja. Jadi walaupun jumlah pengukuran tidak berjuta kali, tetapi jelas tidak hanya beberapa kali saja. Dengan tidak dilakukannya pengukuran yang banyak sekali maka pengukur akan kehilangan sebagian kepastian dari waktu penyelesaian yang sebenarnya. Tingkat ketelitian dan keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat banyak. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen dari waktu penyelesaian sebenarnya yang seharusnya dicari. Sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian. Tingkat ketelitian 5 dan tingkat keyakinan 95 Universitas Sumatera Utara memberi arti bahwa rata-rata hasil pengukuran menyimpang sejauh 5 dari rata-rata sebenarnya dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 95.

3.7. Kelonggaran