BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tentang perimbangan keuangan antara
pusat dan daerah, membawa perubahan fundamental dalam hubungan tata pemerintah dan hubungan keuangan, sekaligus membawa perubahan penting
dalam pengelolaan anggaran daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD disusun berdasarkan pendekatan kinerja, yaitu suatu sistem anggaran
yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau ouput dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan PP Nomor 58 Tahun 2005. Berdasarkan
pendekatan kinerja, APBD disusun berdasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai dalam satu tahun anggaran. Oleh karena itu, dalam rangka
menyiapkan rancangan APBD, pemerintah daerah bersama DPRD menyusun kebijakan umum yang memuat petunjuk dan ketentuan-ketentuan umum yang
disepakati sebagai pedoman dalam penyusunan APBD. Penyusunan Kebijakan Umum APBD pada dasarnya merupakan upaya pencapaian visi, misi, tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD untuk jangka waktu 5 lima tahun dan program kepala daerah
yang penyusunannya berpedoman kepada RPJPD dengan memperhatikan rencana pembangunan jangka menengah nasional RPJMN dan standar pelayanan
minimal yang telah ditetapkan pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengantisipasi adanya perubahan lingkungan, pemerintah daerah perlu melakukan penjaringan aspirasi masyarakat untuk mengidentifikasi
perkembangan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Penjaringan aspirasi masyarakat dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk berpartisipasi dan terlibat dalam proses penganggaran daerah. Untuk dapat menghasilkan struktur anggaran yang sesuai dengan harapan
dan kondisi normatif maka APBD yang pada hakikatnya merupakan penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran pemerintah daerah serta tugas pokok dan fungsi
unit kerja harus disusun dalam struktur yang berorientasi pada pencapaian tingkat kinerja tertentu. Artinya, APBD harus mampu memberikan gambaran yang jelas
tentang tuntutan besarnya pembiayaan atas berbagai sasaran yang hendak dicapai, tugas-tugas dan fungsi pokok sesuai dengan kondisi, potensi, aspirasi dan
kebutuhan riil di masyarakat untuk suatu tahun tertentu. Dengan demikian alokasi dana yang digunakan untuk membiayai berbagai program dan kegiatan dapat
memberikan manfaat yang benar-benar dirasakan masyarakat dan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik PP No. 58 Tahun 2005.
Pemerintah daerah kabupaten Nias merupakan organisasi sektor publik yang menjalankan otonomi daerah sesuai aturan dan kewenangan daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Implementasi undang-undang nomor 32
tahun 2004 tentang pemerintah daerah, merupakan komitmen pemerintah dalam rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan serta harkat dan
martabat masyarakat Nias. Oleh karena itu, dalam rangka pelaksanaan pembangunan maka dituntut suatu proses perencanaan program dan anggaran
Universitas Sumatera Utara
yang baik serta didukung oleh kualitas kinerja aparat pemerintah daerah sebagai konsekuensi dari ketersediaan dana yang memadai, sehingga diharapkan
terciptanya kualitas pelayanan kepada masyarakat. Pengelolaan pemerintah daerah secara akuntabilitas, tidak lepas dari
anggaran pemerintah daerah. Hal ini sesuai dengan pendapat Mardiasmo 2005, bahwa wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah sumber daya yang
dilakukan secara ekonomis, efisien, efektif, adil dan merata untuk mencapai akuntabilitas publik. Anggaran diperlukan dalam pengelolaan sumber daya
tersebut dengan baik untuk mencapai kinerja yang diharapkan oleh masyarakat dan untuk menciptakan akuntabilitas terhadap masyarakat. Anggaran merupakan
elemen penting dalam sistem pengendalian manajemen karena anggaran tidak saja sebagai alat perencanaan keuangan, tetapi juga sebagai alat pengendalian,
koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja dan motivasi Kenis, 1979. Namun demikian, pelaksanaan anggaran dengan kinerja belum tentu sesuai yang
diharapkan dalam pencapaian tujuan. Oleh karena itu, efektiftas sistem pengendalian intern pada suatu organisasi perlu ditingkatkan agar pengendalian
baik pengendalian keuangan maupun pengendalian kinerja dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Adanya sikap positif dari aparat pemerintah daerah dapat
meningkatkan kinerja sehingga para pegawai semakin loyal pada pekerjaannya dan akan memberikan yang terbaik dalam melaksanakan pekerjaannya tersebut
sehingga proses pengganggaran dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Dalam perencanaan anggaran ada beberapa karakteristik tujuan anggaran.
Menurut Kenis 1979 karakteristik tujuan anggaran yaitu partisipasi anggaran budgetary participation, kejelasan sasaran anggaran budget goal clarity,
Universitas Sumatera Utara
umpan balik anggaran budgetary feedback , evaluasi anggaran budgetray evaluation dan kesulitan sasaran anggaran budget goal difficulty. Karakteristik
tujuan anggaran dapat berpengaruh terhadap sikap yang terkait dengan pekerjaan dan sikap yang terkait dengan anggaran Kenis, 1979. Selanjutnya, anggaran
bukan hanya rencana keuangan yang menentukan tujuan biaya dan pendapatan bagi pusat-pusat tanggung jawab di perusahaan bisnis, namun juga sarana untuk
kontrol, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja, dan motivasi. Pengetahuan mengenai tujuan yang telah dianggarkan dan informasi mengenai tingkat dimana
tujuan tersebut telah tercapai memberikan dasar bagi para manajer untuk mengukur efisiensi, mengidentifikasi masalah, dan mengontrol biaya. Dalam hal
waktu dan besarannya, koordinasi berbagai aktivitas fungsional juga dicapai melalui proses pembuatan dan penerapan anggaran.
Komunikasi tujuan yang dianggarkan secara menurun di suatu organisasi memberi informasi kepada para anggota manajemen yang lebih rendah mengenai
apa yang diharapkan manajemen tingkat atas. Sebaliknya, manajemen tingkat atas mempelajari pencapaian dan masalah manajemen tingkat yang lebih rendah
melalui pelaporan serta membandingkan tujuan dengan kinerja yang aktual. Selanjutnya, informasi anggaran membantu manajemen tingkat atas untuk
mengevaluasi kinerja para manajer tingkat lebih rendah dan memberikan reward ataupun hukuman Kenis, 1979. Di dalam konteks ini, anggaran menunjukkan
bagian penting dari sistem motivasi organisasi yang dirancang untuk memperbaiki sikap dan kinerja manajerial. Seluruh aspek ini menunjukkan bahwa potensi
anggaran mungkin menjadi alat manajerial yang bermanfaat. Meski demikian,
Universitas Sumatera Utara
anggaran yang diterapkan secara tidak tepat bisa menyebabkan perilaku disfungsional dan sikap negatif diantara anggota organisasi Kenis, 1979.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD disusun berdasarkan pendekatan kinerja, yaitu suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya
pencapaian hasil kerja dari perencanaan alokasi biaya yang ditetapkan. Berdasarkan pendekatan kinerja, APBD disusun berdasarkan pada sasaran tertentu
yang hendak dicapai dalam satu tahun anggaran. Dalam rangka menyiapkan rancangan APBD, pemerintah daerah bersama-sama legislatif daerah menyusun
kebijakan umum yang memuat petunjuk dan ketentuan-ketentuan umum yang disepakati sebagai pedoman dalam penyusunan APBD. Kebijakan anggaran yang
dimuat dalam kebijakan umum APBD, selanjutnya menjadi dasar untuk penilaian kinerja keuangan daerah selama satu tahun anggaran PP Nomor 58 Tahun 2005.
Oleh karena itu dalam kaitannya dengan kinerja yang optimal dari pelaksana anggaran, sikap dari aparat pemerintah daerah merupakan salah satu faktor yang
mendukung peningkatan kinerja. Sikap positif dari masing-masing aparat membuat pelaksana anggaran semakin loyal kepada organisasi, sehingga akan
memberikan yang terbaik dalam pelayanan publik. Termotivasi dalam bekerja, bekerja dengan rasa tenang, dan yang lebih penting lagi kepuasan kerja yang
tinggi memperbesar kemungkinan tercapainya produktivitas dan motivasi yang tinggi pula. Orang yang tidak merasa puas terhadap pekerjaanya, cenderung
melakukan atau menghindar dari situasi-situasi pekerjaan baik yang bersifat fisik maupun psikologis.
Sikap ini mempengaruhi interpretasi individu mengenai kebijakan, aturan, gaya manajerial, dan peristiwa organisasi lainnya. Interpretasi ini menentukan
Universitas Sumatera Utara
perilaku individu, yang konsekuensinya adalah semua aparat pemerintah daerah tidak memberikan reaksi dalam cara yang sama di saat penetapan anggaran di
masing-masing unit kerjanya. Munawar dkk 2006 menemukan bahwa secara simultan terdapat pengaruh
yang cukup signifikan dari karakteristik tujuan anggaran terhadap sikap. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik tujuan anggaran secara keseluruhan
menghasilkan pengaruh cukup kuat terhadap sikap aparat pemerintah daerah Kabupaten Kupang dalam melaksanakan anggaran. Selain itu aparat pemerintah
daerah kabupaten Kupang menunjukkan sikap yang positif terhadap anggaran yang telah ditetapkan pemerintah daerah bersama DPRD kabupaten Kupang yaitu
APBD dalam bentuk dokumen anggaran satuan kerja DASK bagi masing- masing unit kerja dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan anggaran yang telah
ditetapkan. Dalam menyusun anggaran tahunan, mekanisme dan proses penjaringan
informasi pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis daerah. Namun
demikian, dalam proses ini kebijakan anggaran harus dijadikan payung bagi eksekutif khususnya unit kerja dalam menyusun kebijakan anggaran tahunan.
Dalam penyusunan rencana kerja masing-masing program harus sudah memuat secara lebih rinci uraian mengenai nama program, tujuan dan sasaran program,
output yang akan dihasilkan, sumber daya yang dibutuhkan, periode pelaksanaan program, lokasi dan indikator kinerja. Seluruh program yang telah dirancang oleh
masing-masing unit kerja, selanjutnya diserahkan ke panitia eksekutif. Panitia eksekutif selanjutnya menganalisis dan bila perlu menyeleksi program-program
Universitas Sumatera Utara
yang dijadikan rencana kerja di masing-masing unit kerja berdasarkan program kerja yang masuk ke panitia eksekutif, yang selanjutnya disusun dan dirancang
draft Kebijakan Pembangunan Dan Kebijakan Anggaran Tahunan APBD yang nantinya dibahas dengan pihak Legislatif Kepmendagri No 29 Tahun 2002.
Dalam UU No. 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan
stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Dalam upaya untuk meluruskan kembali tujuan dan fungsi
anggaran tersebut perlu dilakukan pengaturan secara jelas peran DPRDPRD dan pemerintah dalam proses penyusunan dan penetapan anggaran sebagai penjabaran
aturan pokok yang telah ditetapkan dalam UUD 1945.
1.2 Rumusan Masalah