Pengujian asumsi klasik Pengujian hipotesis

4.6.3 Pengujian asumsi klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian normalitas dan heterokedastisitas, sedangkan uji multikolinearitas dan auto korelasi tidak digunakan dalam penelitian ini karena variable bebas yang digunakan hanya satu dan data yang digunakan adalah data primer. a. Uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam persamaan regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Persamaan regresi yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki residual yang berdistribusi normal. Untuk melihat normalitas digunakan data uji statistik. Tes sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan sebaran data pada P-P Plot. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, sedangkan jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ghozali 2005 mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan uji Glejser dengan melihat angka signifikansi dari hasil regresi nilai absolute residual sebagai variabel terikat dan variabel bebas. Deteksi ada atau Universitas Sumatera Utara tidaknya heterokedastisitas dapat juga dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar kemudian menyempit pada grafik plot scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID.

4.6.4 Pengujian hipotesis

Untuk membuktikan signifikansi hipotesis, digunakan Uji F, dengan maksud menguji apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95 α=5. Urutan uji F : a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternative. H : β 1 = β 2 H = 0 a : Paling sedikit ada satu β 1 b. Membandingkan nilai F ≠ 0 i = 1,2 hitung yang dengan F tabel c. Kriteria Pengujian : dengan tingkat resiko level of significant dalam hal ini 0,05 dan degree of freedom = n-k-1 F hitung F tabel = H F ditolak hitung ≥ F tabel = H Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analsisi regresi linear berganda. Pengujian hipotesis untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel independen. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F atau yang biasa disebut dengan Analysis of Varian ANOVA. Pengujian ANOVA atau uji F biasa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat tingkat signifikansi atau dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. diterima Universitas Sumatera Utara Syarat uji untuk variabel intervening : a. Hubungan antar variabel bersifat linear gunakan uji hipotesis kelayakan model dengan menggunakan angka sig atau F untuk pengaruh gabungan dan uji t untuk pengaruh parsial. b. Data berskala interval scaled values dalam SPSS. c. Tidak boleh terjadi multikoliniearitas d. Adanya recursivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi pemutaran kembali looping. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Deskripsi lokasi penelitian Secara geografis Kabupaten Nias terletak antara 0 12’ − 1 32’ LU dan 97 - 98 BT dan memiliki luas 3.495,40 km 2 Utara : Pulau-pulau Banyak provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD 4,88 persen dari luas wilayah provinsi Sumatera Utara, sejajar dan berada di sebelah barat pulau Sumatera serta dikelilingi oleh Samudera Hindia. Wilayah kabupaten Nias berbatasan dengan : Timur : Pulau Murshala kabupaten Tapanuli Tengah provinsi Sumatera Utara Utara : Kabupaten Nias Selatan, provinsi Sumatera Utara Selatan : Samudera Hindia Ditinjau dari kondisi topografinya, wilayah kabupaten Nias memiliki daratan yang sebagian besar berbukit-bukit sempit dan terjal serta pegunungan dengan tinggi di atas permukaan laut bervariasi antara 0 − 800m, yang terdiri dari dataran rendah hingga bergelombang sebanyak 24 dari tanah bergelombang hingga berbukti-bukit 28,8, dan dari berbukit hingga pegunungan mencapai 51,2 dari seluruh luas daratan. Akibat kondisi alam yang demikian mengakibatkan adanya 102 sungai-sungai kecil, sedang, atau besar yang ditemui hampir di seluruh kecamatan. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

0 3 21

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH

0 6 124

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAPKINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH PADA PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT.

0 4 12

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH PADA PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA.

0 3 17

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Studi Empiris Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Karanganyar.

0 6 19

PENGAR Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Studi Empiris Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Karanganyar.

0 5 18

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Di Kabupaten Boyolali.

0 1 16

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Di Kabupaten Boyolali.

0 2 18

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 6

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 13