Tahap Penyusunan Instrumen Tahap Uji Coba Instrumen

commit to user 45

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam bentuk tes objektif dengan empat alternatif jawaban untuk memperoleh data tentang prestasi belajar matematika dan angket aktivitas belajar siswa untuk memperoleh data tentang aktivitas belajar matematika siswa.

1. Tahap Penyusunan Instrumen

a. Menyusun kisi-kisi instrumen yaitu kisi-kisi pada materi segi empat untuk instrumen tes dan kisi-kisi aktivitas belajar matematika untuk instrumen angket aktivitas belajar matematika siswa. b. Menyusun butir-butir soal instrumen tes yang berupa tes objektif dengan empat alternatif jawaban dan butir-butir soal aktivitas belajar matematika siswa dengan empat alternatif jawaban.

2. Tahap Uji Coba Instrumen

Sebelum dikenakan pada sampel penelitian, instrumen yang telah disusun diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tes yang telah disusun memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik. Syarat-syarat tersebut antara lain sebagai berikut: a. Instrumen Tes 1 Validitas Isi Menurut Budiyono 2003: 58, suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Pada kasus ini, commit to user 46 validitas tidak dapat ditentukan dengan mengkorelasikannya dengan suatu kriteria, sebab tes itu sendiri adalah kriteria dari suatu tenaga kerja. Untuk instrumen ini, supaya tes mempunyai validitas isi, harus diperhatikan hal-hal berikut: a. Tes harus dapat mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang telah diajarkan. b. Penekanan materi yang akan diujikan harus seimbang dengan penekanan materi yang telah diajarkan. c. Materi pelajaran untuk menjawab soal-soal ujian sudah pernah dipelajari dan dapat dipahami oleh testi. Budiyono, 2003: 69 Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi atau tidak, biasanya dilakukan melalui experts judgment penelitian yang dilakukan oleh para pakar dan semua kriteria penelaahan angket harus disetujui semua oleh validator. 2 Uji Reliabilitas Menurut Budiyono 2003: 65, menyatakan bahwa “Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan tetapi mempunyai kondisi yang sama pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan”. commit to user 47 Dalam penelitian ini tes prestasi belajar yang penulis gunakan adalah tes obyektif, dengan setiap jawaban benar diberi skor 1, dan setiap jawaban salah atau tidak menjawab diberi skor 0. Sehingga untuk menghitung tingkat reliabilitas tes ini digunakan rumus Kuder- Richardson dengan KR-20, yaitu: ÷ ÷ ø ö ç ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - = å 2 2 11 1 t i i t s q p s n n r dengan : 11 r = indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen i p = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i i q = 1- i p 2 t s = variansi total Budiyono, 2003: 69 Suatu instrumen dianggap baik atau dapat digunakan dalam kaitannya dengan uji reliabilitas jika indeks reliabilitasnya lebih dari 0,7 atau 11 r 0,7. Budiyono, 2003: 72 3 Tingkat Kesukaran Butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadahi artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu commit to user 48 sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus: s J B P = Keterangan : P : Indeks kesukaran B : Banyak peserta tes yang menjawab soal benar J s : Jumlah seluruh peserta tes Suharsimi Arikunto, 1998:212 Dalam penelitian ini butir soal yang digunakan jika mempunyai tingkat kesukaran antara 0,3 £ P £ 0,7. 4 Daya Pembeda Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa pandai dan siswa yang kurang pandai. Rumus untuk mencari daya pembeda suatu soal adalah: b b a a J B J B D - = dengan D = daya pembeda soal J a = banyaknya peserta kelompok atas J b = banyaknya peserta kelompok bawah B a = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar commit to user 49 B b = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Untuk menentukan kelompok atas dan kelompok bawah adalah skor dari seluruh siswa diurutkan mulai dari skor teratas sampai skor terendah, kemudian dibagi 2, yaitu 50 skor teratas menjadi kelompok atas dan sisanya menjadi kelompok bawah. Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut. 0,00 £ D 0,20 : jelek 0,20 £ D 0,40 : cukup 0,40 £ D 0,70 : baik 0,70 £ D 1,00 : baik sekali Klasifikasi daya pembeda yang digunakan dalam penelitian ini adalah D ≥ 0,2 Suharsimi Arikunto, 1998: 221 b. Instrumen Angket Aktivitas Belajar Matematika Siswa Angket aktivitas belajar matematika siswa digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dalam belajar matematika. Angket aktivitas belajar matematika siswa tersebut dikatakan baik jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1 Validitas Isi Supaya angket aktivitas belajar siswa mempunyai validitas isi, maka harus diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut: 1 Butir-butir angket sudah sesuai dengan kisi-kisi angket commit to user 50 2 Kesesuaian kalimat dengan Ejaan Yang Disempurnakan 3 Kalimat pada butir-butir angket mudah dipahami siswa sebagai responden 4 Ketetapan dan kejelasan perumusan petunjuk pengisian angket Untuk menilai apakah instrumen angket aktivitas belajar matematika siswa tersebut mempunyai validitas isi, penilaian ini dilakukan oleh para pakar atau validator experts judgment dan semua kriteria disetujui ada salah satu yang tidak disetujui maka instrumen tersebut belum valid, artinya butir yang tidak disetujui tersebut harus direvisi atau dibuang. 2 Uji Konsistensi internal Konsistensi internal menunjukkan adanya korelasi positif antara skor masing-masing butir angket tersebut. Artinya butir-butir tersebut harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Untuk menghitungnya digunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut ÷ ø ö ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - - = å å å å å å å 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r xy dengan : xy r = indeks validitaskoefisien korelasi suatu butir tes X = skor butir item tertentu Y = skor total n = cacah subyek commit to user 51 Berdasarkan perhitungan, jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir soal harus dibuang. Budiyono, 2003: 65 3 Uji Reliabilitas Dalam penelitian ini, untuk uji reliabilitas digunakan rumus Alpha, sebab skor butir angket bukan 0 dan 1. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto 2002: 192 yang menyatakan bahwa, “Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Adapun rumus Alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut: ÷ ÷ ø ö ç ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - = å 2 2 11 1 1 t i s s n n r dengan : 11 r = indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen 2 i s = Variansi butir ke-i, i = 1, 2, …, n 2 t s = Variansi skor total yang diperoleh subyek uji coba Budiyono, 2003: 70 Interpretasi indeks reliabilitas instrumen angket sama dengan interpretasi indeks reliabilitas instrumen tes, instrumen angket dikatakan reliabel jika indeks reliabilitasnya lebih dari 0,7 atau 11 r 0,7. Budiyono,2003: 72 commit to user 52

3. Tahap Penetapan Instrumen

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

4 54 248

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI STAD DAN GI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK DI SMP KELAS VII SEMESTER II TAHUN AJARAN 2009 2010

0 4 119

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVINGTERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SPLDV DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMP NEGERI 8 SURAKARTA

0 3 80

EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA MTs KABUPATEN KLATEN

1 5 112

EKSPERIMENTASI METODE PENEMUAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN TEKNIK SCAFFOLDING DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 WERU TAHUN AJARAN 2008/ 2009.

0 0 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2 ( MTs Negeri Bekonang Tahun Ajaran 2008/2009 ).

0 0 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI (SPE) PADA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT (Eksperimentasi di SMP Al-Islam 1 Surakarta Kelas VII).

0 0 9

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 0 7

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 8

Eksperimentasi Pembelajaran Realistik ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa pada Materi Segiempat Oleh : Dewi Azizah Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Abstract - Eksperimentasi Pembelajaran Realistik ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa p

0 0 13