Pembelajaran dengan Pendekatan Mekanistik

commit to user 25 Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat keterkaitan antara teori Piaget, Bruner, dan Vigotsky yaitu sama-sama menekankan pada keaktifan siswa untuk membangun sendiri pengetahuan mereka, menekankan proses belajar terletak pada siswa sedangkan guru berfungsi sebagai pembimbing dan fasilitator, serta belajar ditekankan pada proses dan bukan hasil. Hal ini sejalan dengan prinsip dan karakteristik dari pembelajaran matematika realistik.

5. Pembelajaran dengan Pendekatan Mekanistik

Pendekatan dalam pembelajaran adalah suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pembelajaran atau materi pembelajaran itu, umum atau khusus dikelola Ruseffendi, 1989: 240. I Gusti Putu Suharta 2006 menyatakan pendekatan mekanistik merupakan pendekatan tradisional dan didasarkan pada apa yang diketahui dari pengalaman sendiri diawali dari yang sederhana ke yang lebih kompleks, melalui pendekatan ini manusia dianggap sebagai mesin. Strategi pembelajaran yang dilakukan guru misalnya dalam pembelajaran matematika cenderung berangkat dari konsep seperti rumus-rumus yang selanjutnya menerapkan rumus dalam menyelesaikan soal-soal kemudian memberikan tugas. Kemudian metode yang dipakai oleh guru dalam menyampaikan kompetensi dasar tertentu cenderung dengan metode ceramah yang dikombinasikan dengan latihan soal. Keterbatasan metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran commit to user 26 matematika pada beberapa topik ternyata membuat siswa menganggap topik tersebut sulit Salman, 2009. Pembelajaran mekanistik lebih menekankan kepada penyampaian pengetahuan kepada siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada guru. Selama kegiatan pembelajaran, guru cenderung lebih mendominasi kegiatan pembelajaran dan hampir tidak ada interaksi antar siswa. Kebanyakan siswa hanya mendengarkan dan menulis dengan tekun, hanya sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru, dengan kata lain siswa cenderung pasif. Akhir-akhir ini pendekatan mekanistik dipandang memiliki kelemahan dan seringkali diidentikkan dengan pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional sebagai pengajaran yang masih menggunakan sistem yang biasa dilakukan yaitu sistem ceramah. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan mekanistik sangat kontras dengan pembelajaran realistik. Pembelajaran matematika dengan pendekatan mekanistik memiliki ciri-ciri: 1. Pembelajaran merupakan presentasi ceramah dan latihan drill, aturan atau algoritma matematika yang aktivitasnya didominasi guru serta tidak ada perhatian pada refleksi. 2. Pembelajaran tidak menunjukkan adanya proses yang menghubungkan antara aktifitas siswa, terbatas pada konteks informal dengan aritmatika formal. 3. Pembelajaran berlangsung individual tidak ada kerja kelompok dan tidak ada interaksi antar siswa. commit to user 27 4. Bila soal cerita dihadapkan sebagai aplikasi maka soal cerita tersebut merupakan soal cerita penjumlahan murni biasa, tidak ada reproduksi bebas, tidak ada soal konflik, dan tidak ada soal dimana siswa harus menyediakan informasi sendiri. 5. Dalam pembelajaran, guru tidak mengaitkan antara materi ajar dengan kehidupan siswa, jadi tidak menggunakan bantuan alat peraga, model atau simbol yang sesuai. Uraian di atas dapat dipandang sebagai kelemahan dari kegiatan pembelajaran mekanistik. Adapun kelebihan dari pembelajaran mekanistik antara lain : 1 Dapat menampung kelas besar dan setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan penjelasan guru. 2 Kemampuan masing-masing siswa kurang mendapatkan perhatian, sehingga isi dari silabus dapat mudah diselesaikan. 3 Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut sesuai kurikulum.

6. Aktivitas Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

4 54 248

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI STAD DAN GI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK DI SMP KELAS VII SEMESTER II TAHUN AJARAN 2009 2010

0 4 119

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVINGTERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SPLDV DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMP NEGERI 8 SURAKARTA

0 3 80

EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA MTs KABUPATEN KLATEN

1 5 112

EKSPERIMENTASI METODE PENEMUAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN TEKNIK SCAFFOLDING DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 WERU TAHUN AJARAN 2008/ 2009.

0 0 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2 ( MTs Negeri Bekonang Tahun Ajaran 2008/2009 ).

0 0 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI (SPE) PADA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT (Eksperimentasi di SMP Al-Islam 1 Surakarta Kelas VII).

0 0 9

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 0 7

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 8

Eksperimentasi Pembelajaran Realistik ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa pada Materi Segiempat Oleh : Dewi Azizah Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Abstract - Eksperimentasi Pembelajaran Realistik ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa p

0 0 13