commit to user 21
e. Pemilihan alat peraga harus cermat agar alat peraga yang dipilih bisa membantu proses berpikir siswa sesuai dengan tuntutan pembelajaran realistik.
f. Penilaian assessment dalam pembelajaran realistik lebih rumit daripada dalam pembelajaran konvensional.
g. Kepadatan materi pembelajaran dalam kurikulum perlu dikurangi secara substansial, agar proses pembelajaran siswa bisa berlangsung sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran realistik.
4. Teori Yang Terkait dengan Pembelajaran Matematika Realistik
Terdapat beberapa teori belajar yang mendukung pembelajaran matematika realistik, diantaranya adalah Piaget, teori Bruner dan teori Vigotsky.
a. Teori Piaget Menurut teori belajar Piaget, manusia tumbuh beradaptasi dan berubah
melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional, perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa. Menurut
Piaget Baharuddin, 2008:118, perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi, yaitu organisasi dan adaptasi.
Organisasi memberikan
organisme kemampuan
untuk mengorganisasikan proses-proses fisik atau proses-proses psikologik menjadi
sistem-sistem yang teratur dan berhubungan atau struktur-struktur. Adaptasi merupakan organisasi yang cenderung untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan, melalui dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Dalam proses asimilas, orang menggunakan struktur atau kemampuan yang
ada untuk menanggapi masalah yang dihadapi dalam lingkungannya,
commit to user 22
sedangkan dalam proses akomodasi, orang memerlukan modifikasi struktur mental yang sudah ada untuk menanggapi respon terhadap masalah yang
dihadapi dalam lingkungannya. Adaptasi merupakan suatu keseimbangan antara asimilasi seseorang
tidak dapat mengadakan adaptasi maka akan terjadi proses ketidakseimbangan disequilibrium,
yaitu ketidaksesuaian
atau ketidakcocokan
antara pemahaman saat ini dengan pengalaman baru, yang menyebabkan akomodasi.
Implikasi dari teori Piaget dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : 1 Memusatkan perhatian pada proses berfikir anak, bukan sekedar pada
hasilnya. 2 Menekankan pada pentingnya peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan
keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran di kelas, “jadi” tidak mendapat penekanan, melainkan anak didorong
menentukan sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. 3 Memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan, sehingga guru harus melakukan upaya khusus untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk individu-individu atau kelompok-
kelompok. Berdasarkan teori Piaget, pembelajaran realistik cocok dalam kegiatan
pembelajaran karena pembelajaran matematika realistik memfokuskan pada proses berpikir siswa bukan sekedar kepada hasil. Selain itu dalam
pembelajaran ini mengutamakan peran siswa berinisiatif untuk menemukan
commit to user 23
jawaban dari soal kontekstual yang diberikan guru dengan caranya sendiri dan siswa didorong untuk terlibat aktif kegiatan pembelajaran.
b. Teori Bruner Menurut Bruner belajar matematika adalah belajar tentang konsep-
konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep-konsep matematika itu.
Pemahaman terhadap konsep dan struktur-struktur suatu materi menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehensif. Selain dari itu peserta didik
mudah mengingat materi bila yang dipelajari mempunyai pola yang terstruktur. Dengan memahami konsep dan struktur akan mempermudah
terjadinya transfer. Bruner dalam Erman Suherman, 1998:56 menggambarkan anak-anak
berkembang melalui tiga tahap perkembangan, yaitu : 1 Tahap enaktif
Dalam tahap ini anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi mengotak-atik obyek.
2 Tahap Ikonik Dalam tahap ini kegiatan anak mulai menyangkut mental yang merupakan
gambaran dari obyek-obyek yang dimanipulasinya. 3 Tahap simbolik
Dalam tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang obyek.
commit to user 24
Berdasarkan teori Bruner, pembelajaran realistik cocok dalam kegiatan pembelajaran karena diawal pembelajaran sangat dimungkinkan siswa
memanipulasi obyek-obyek yang ada kaitannya dengan masalah kontekstual yang diberikan guru secara langsung. Kemudian pada proses matematisasi
vertikal siswa memanipulasi simbol-simbol. c. Teori Vigotsky
Menurut Vigotsky dalam Baharuddin 2008:125 menekankan pada hakekat sosio-kultural pembelajaran, yaitu siswa belajar melalui interaksi
dengan orang dewasa dan teman sebaya. Lebih lanjut Vigotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi umumnya muncul dalam percakapan atau
kerjasama antara individu interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu teresap kedalam individu tersebut.
Ide penting lain yang dapat diambil dari teori Vigotsky adalah scaffolding, yaitu pemberian sejumlah besar bantuan kepada seorang peserta
didik selama tahapan awal pembelajaran dan kemudian peserta didik tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat
melakukannya. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan atau dorongan yang memungkinkan peserta didik tumbuh sendiri.
Teori Vigotsky sejalan dengan salah satu karakteristik dari pembelajaran matematika realistik yang menekankan perlunya interaksi yang
terus menerus antara siswa satu dengan siswa yang lainnya juga antara siswa dengan pembimbing sehingga setiap peserta didik mendapat manfaat positif
dari interaksi tersebut.
commit to user 25
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat keterkaitan antara teori Piaget, Bruner, dan Vigotsky yaitu sama-sama menekankan pada
keaktifan siswa untuk membangun sendiri pengetahuan mereka, menekankan proses belajar terletak pada siswa sedangkan guru berfungsi sebagai
pembimbing dan fasilitator, serta belajar ditekankan pada proses dan bukan hasil. Hal ini sejalan dengan prinsip dan karakteristik dari pembelajaran
matematika realistik.
5. Pembelajaran dengan Pendekatan Mekanistik