HAM Dalam Perspektif Islam
Universal Declaration of Human Rights UDHR Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia DUHAM diyakini sebagai referensi artikulasi kehidupan dan
kemartabatan manusia sejagad. Tidak mengherankan DUHAM kemudian dipandang sebagai pembawa semangat baru bagi keutuhan dan masa depan umat
manusia karena di samping memiliki khasanah historistias yang sejalan dengan kebutuhan sesensial manusia, juga mengandung muatan positivisasi ke arah
ajegnya pola interaksi antar manusia itu sendiri. HAM menyatakan bahwa kemanusiaan manusia memiliki hak yang bersifat mendasar. Hak yang mendasar
itu menyatu dengan jati diri manusia. Adanya hak pada seseorang berarti bahwa ia mempunyai suatu “keistimewaan” yang membuka kemungkinan baginya untuk
diperlakukan sesuai dengan “keistimewaan” yang dimilikinya. Juga, adanya suatu sikap yang sesuai dengan “keistimewaan” yang ada pada orang lain.
13
Hak asasi fundamental rights artinya hak yang bersifat mendasar grounded. HAM menyatakan bahwa pada dimensi kemanusiaan manusia
memiliki hak yang bersifat mendasar. Hak yang mendasar itu melekat kuat dengan jati diri kemanusiaan manusia. Siapa pun manusianya berhak memiliki
hak tersebut. Berarti, di samping keabsahannya terjaga dalam eksistensi kemanusiaan manusia, juga terdapat kewajiban yang sungguh-sungguh untuk bisa
mengerti, memahami, dan bertanggung jawab untuk memeliharanya.
14
Hak-hak asasi merupakan suatu perangkat asas-asas yang timbul dari nilai- nilai yang kemudian menjadi kaidah-kaidah yang mengatur perilaku manusia
dalam hubungan dengan sesama manusia. Inti paham hak-hak asasi manusia, menurut Magnis Suseno, terletak dalam kesadaran bahwa masyarakat atau umat
13
El Muhtaj Majda, Dimensi-dimensi HAM, h. 14
14
El Muhtaj Majda, Dimensi-dimensi HAM, h.31
manusia tidak dapat dijunjung tinggi kecuali setiap manusia individual, tanpa diskriminasi dan tanpa kekecualian, dihormati dalam keutuhannya.
15
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.39 Tahun 1999 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 6 berbunyi “Pelanggaran hak azasi manusia adalah
setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik sengaja ataupun tidak disengaja, atau kelalaian yang secara melawan hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi atau mencabut hak asazi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini dan tidak
mendapatkan atau dikahawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.” Dan pada ayat 7 “Komisi Nasional Hak Azasi Manusia yang selanjutnya disebut Komnas
HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan,
pemantauan, dan mediasi hak azasi manusia.”
16
Kemudian Dalam Bab II Azas- Azas Dasar Pasal 4 yang berbunyi “Hak
untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak azasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.”
17