Bagaimana pandangan anda mengenai larangan penggunaan jilbab

secara keseluruhan, islam yang modern. Orang islam dianggap bodoh itu nggak, kita terbuka bahkan kita menyuguhi gaya hidup bahwa kesibukan orang muslim juga berkembang tidak hanya mengurusi zakat dan shalat di masjid tapi juga mengurusi zakat di mall, sadaqah di mall, gitu. Jadi visinya itu, media islam yang inklusif dan moderat. 6. Apakah ideologi wartawan dan ROL melatarbelakangi penulisan sebuah berita di ROL? Saya pikir iya ya, saya ngerasa temen-temen yang lainpun, apapun desknya baik ekonomi, entah itu nasional, isu-isu keislaman pasti selalu ada ya, nyeliplah walaupun nggak besar tapi selalu ada yang diangkat, kaya teman-teman di mabes atau polda gitu. Isu jilbab selalu dinaikin walaupun itu ngepost di kepolisian itupun dengan teman-teman di ekonomi kaya saya, nulis berita di bursa, adakalanya saya juga merhatiin bursa- bursa syari’ah walaupun saya nggak punya atau nggak harus selalu merhatiin itu, gitu. 7. Menurut anda makna pembaca bagi ROL apa? Makna pembaca bagi ROL itu....powerbooster lah, yang tetep bikin kami berjuanglah baik dari sisi bisnis maupun secara ideologi jadi kita mempertahankan gaya kita dan adanya pembaca komunitas muslim yang jumlahnya masif bikin kita tetap bertahan. 8. Apa arti ratting bagi ROL? Ratting kalo menurut saya....kaya semacam evaluasi, alat ukur keberhasilan lah jadi kita juga karna mungkin dari segi media islam yang umum, yang memuat banyak hal ekonomi dan politik, Republika juga bersaing dengan media-media lain yang lebih umum. Dari ratting kita jadi tau sebenarnya daya saing media islam itu kaya apa sih dibanding dengan media-media lain yang umum, kaya gitu.

9. Apakah pemberitaan ROL selalu dituntut untuk meningkatkan

ratting? Apa alasannya? Gimana ya.. yaa kurang lebih kaya gitu karna dari segi kuantitas atau kualitas.

10. ROL merupakan media online yang dituntut untuk memberitakan

berita secara cepat. Bagaimana strategi wartawan ROL dalam menghadapi tuntutan tersebut? Jadi berusaha dengan dua kaki yang cepat dan satu sisi kita merekam supaya tidak ada informasi yang hilang dan tidak ada yang salah, satu sisi kita juga mengetik di handphone. Jadi kita memaksimalkan alat elektronik secepat dan semaksimal mungkin sehingga berita yang dibuat bisa cepat dibuat dan dikirim. Saya pernah via telphone, ada juga yang menggunakan bbm. Intinya memanfaatkan alat elektronik semaksimal mungkin.

11. Bagaimana bila terjadi hilang mata angin suatu keadaan dimana

wartawan kehilangan ide atau isu untuk membuat sebuah berita dalam pemberitaan ROL? Apa strateginya? Kalo saya biasanya baca-baca dari koran-koran atau media lain, karna mungkin mereka punya isu besar yang mungkin kita miss dari hal tersebut, kaya gitu sih.

12. Bagaimana pandangan anda mengenai larangan penggunaan jilbab

sekolah di Bali? Pada dasarnya sama ya, saya pikir jilbab layaknya pakaian keagamaan menjadi hak setiap warga negara apapun agamanya. Nggak ada yang mempermasalahkan, saya pikir orang-orang di jawa terutama, nggak ada mempermasalahkan ya siapa yang make apa selama itu tidak melanggar norma hukum atau norma kesopanan. Pelarangan jilbab itu hak dasar karna memakai jilbab itu memenuhi syariat dan aturan Allah gitu tidak ada alasan untuk dilarang karna yang dia jalankan adalah keyakinan dia.

13. Apa yang ingin ditampilkan dalam pemberitaan larangan

penggunaan jilbab sekolah di Bali? Memperjuangkan hak mereka, bahwa siapapun mereka siswa, guru ataupun pekerja lainnya, mereka berhak untuk pakai jilbab karna sebenarnya diakan tidak menimbulkan gangguan sistemik, tidak juga mengganggu individu, nggak ada yang terganggulah dengan itu. Kalaupun ada cibiran-cibiran dan omongan orang dibelakang, saya yakin itu nggak akan bertahan lama. Jadi, memperjuangkan bahwa itu adalah hal yang lumrah dimanapun terlebih Indonesia kan punya Bhineka Tunggal Ika, ayo dong jangan sampe itu cuma jadi slogan aja.

14. Dari berita tersebut, bagaimana tanggapan anda mengenai HAM di

Bali?