turunlah ayat ini: Ya ayyuha al- Nabbiyy qul li azwajika wa banatika wa nisa’i al-
mu’min yudnina „alayhinna minjalabibihinna... Allah SWT memerintahkan mereka mengenakan jilbab supaya berbeda dengan hamba sahaya.
23
Di dalam kehidupan privatnya, seorang Muslimah dibolehkan menampakkan perhiasannya kepada suaminya. Suami adalah orang yang berhak
melihat isterinya dan menikmati kecantikan sang isteri, sedangkan lelaki asing tidak berhak. Seorang muslimah juga boleh memperlihatkan perhiasannya dan
mengenakan pakaian rumah dalam batas-batas yang diperbolehkan syariat di hadapan laki-laki yang menjadi mahramnya.
24
Penggunaan jilbab dalam kehidupan umum akan mendatangkan kebaikan bagi semua pihak. Dengan tubuh yang tertutup jilbab, kehadiran wanita jelas tidak
membangkitkan birahi lawan jenisnya. Sebab, sebagaimana layaknya naluri ghazirah, naluri seksual juga tidak akan muncul dan menuntut pemenuhan jika
tidak ada stimulus yang merangsangnya. Tubuh yang dibiarkan terbuka, apalagi disertai gerakan erotis, merupakan fakta yang dapat merangsang birahi.
25
D. Konseptualiasi Media Massa
Istilah “media massa” merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang
khalayak dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekadar alat semata-mata, melainkan juga institusionalisasi dalam masyarakat sehingga terjadi
23
Labib Rokhmat, Tafsir Al Wa’ie, h. 378
24
Labib Rokhmat, T afsir Al Wa’ie, h. 16
25
Labib Rokhmat, Tafsir Al Wa’ie, h. 385
proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun mealui kesepakatan-kesepakatan lain.
26
Lebih jauh, media merupakan kekuatan sosial dan kultural yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Denis McQuail menguraikan definisi dan fungsi media
sebagai berikut:
27
1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta
menghidupkan industri lain; 2.
Sumer kekuatan – alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat;
3. Lokasi forum untuk menampilkan peristiwa masyarakat;
Sebagai bentuk komunikasi massa, media massa memiliki karakter yang bisa kita lihat dalam kehiduan sehari-hari, antara lain:
1. Publisitas, yakni bahwa media massa adalah produk pesan dan
informasi yang disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak, massa;
2. Universalitas, yaitu bahwa pesannya bersifat umum dan tidak
dibatasi pada tema-tema khusus, berisi segala aspek kehiduan, dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut
kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak masyarakat umum;
26
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jogjakarta, Ar-ruzz Media, 2010, h.198
27
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, h.199
3. Periodisitas, waktu terbit atau tayangnya bersifat tetap atau
berkala, misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari;
4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus menerus sesuai
dengan periode mengudara atau jadwal terbit; dan 5.
Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peistiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga
berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.
1. Media Internet Media Online
Media online merupakan media komunikasi yang pemanfaatannya menggunakan perangkat internet. Karena itu, media online tergolong media massa
yang populer dan bersifat khas. Kekhasan media ini terletak pada keharusan untuk memiliki jaringan teknologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer,
di samping pengetahuan tentang program komputer untuk mengakses informasi atau berita.
28
Keunggulan media online lainnya, seperti adanya fasilitas hyperlink, yaitu sistemkoneksi antara website ke website lain, fasilitasnya dapat dengan mudah
menghubungkan dari satu situs ke situs lainnya, sehingga pengguna dapat mencari atau memperoleh informasi lainnya. Tidak sedikit wartawan sebagai pencari berita
yang mencari berita dari internet.
29
Media online atau internet kini dianggap sebagai sarana yang paling sebagai sarana yang paling efektif untuk menerbitkan siaran pers pers release
28
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktik, Bogor, Ghalia Indonesia, 2011, h. 46
29
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktik, h. 47
bagi pengirim berita, baik individu maupun institusi. Para pengelola pers kampus misalnya menggunakan teknologi internet dengan gratis, seperti weblog yang
disingkat menjadi blog. Bahkan, kehdiran blog sudah tidak terhitung lagi jumlahnya, namun, blog sepenuhnya tidak bisa dikategorikam sebagai kegiatan
kejurnalistikan, perlu proses yang cukup signifikan untuk menyatakan blog sebagai jurnalstik online.
Kelebihan lain dari media online adalah difungsikannya media antarpribadi dengan pengiriman pesan dalam bentuk electronic mail email. Surat
yang hendak dikirim tidak perlu melalui kantor pos atau perusahaan jasa pengiriman yang bisa memakan waktu berhari-hari dan mungkin berminggu-
minggu baru bisa sampai, apalagi jika tujuannya ke luar negeri. Melalui fasilitas email yang ada di internet, pesan yang dikirim dapat diterima pada detik yang
sama tanpa mengenal jarak, ruang dan waktu.
30
Dari uraian-uraian dan penjelasan tentang media online, penulis dapat merujuk dan mendefinisikan bahwa media online yaitu media yang terbit di dunia
maya dengan bentuk yang sederhana dan tidak terbatas pada ruang dan waktu, sehingga masyarakat dapat mengaksesnya kapan saja dan dimana saja sejauh ada
jaringan yang menghubungkan orang tersebut dengan internet. Bersifat real time, actual dan dapat diaksesbacadilihat oleh siapa pun.
31
E. Analisis Wacana
30
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktik, h. 48
31
http:terinspirasikomunikasi.blogspot.com201302media-online-dan-sejarahnya.html diunduh pada tanggal 19 Juni 2014 pukul 00:47 WIB
Secara etimologi bahasa istilah wacana berasal dari bahasa sansekerta wac wak vak yang artin
ya „berkata’ atau „berucap’. Kata ana yang berada di belakang adalah bentuk sufiks akhiran yang bermakna „membedakan’
nominalisasi. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Jadi kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan
32
Namun, istilah wacana diperkenalkan dan digunakan oleh para ahli linguistik di Indonesia sebagai terjemahan dari istilah Bahasa Inggris discourse.
Kata discourse sendiri berasal dari bahasa latin yakni discursus lari ke sana ke mari. Kata ini diturunkan dari kata dis dan dalam arah yang berbeda dan kata
currere lari.
33
Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia terdapat tiga makna dari istilah wacana. Pertama, percakapan: ucapan; tutur. Kedua, keseluruhan tutur yang
merupakan satu kesatuan. Ketiga, satuan bahasa terlengkap yang realisasinya merupakan bentuk karangan yang utuh.
34
Sedangkan secara terminologi, istilah wacana memiliki arti yang sangat luas. Luasnya makna wacana disebabkan oleh perbedaan lingkup dan disiplin
ilmu yang memakai istilah wacana tersebut mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik komunikasi dan sastra.
35
32
Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode Dan Aplikasi, Prinsip-Prinsip Analisis Wacana Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005, h.3.
33
Dede Oetomo, Kelahiran Dan Perkembangan Analisis Wacana Yogyakarta: Kanisius 1993, h.3.
34
Hoetomo M. A, Kamus Lengkap Bahsa Indonesia Surabaya: Mitra Pelajar, 2005, h. 588
35
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semantik, Analisis Framing Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 9