Selain di pesisir Pulau Jawa potensi perikanan Kabupaten Serang juga tersebar di beberapa pulau-pulau kecil yang mencapai 17 buah. Pulau-pulau tersebut disajikan
pada Tabel 6. Tabel 6 Jumlah dan sebaran pulau-pulau kecil Kabupaten Serang
No Nama Pulau Kecamatan
Desa Luas Ha
1 Sangiang
Anyer Cikoneng
845,5 2
Salira Bojonegara
Pulo Ampel 1.875,00
3 Kali Utara
Bojonegara Pulo Ampel
3,5 4
Tarahan Bojonegara
Margagiri 11,88
5 Kemanisan
Bojonegara Bojonegara
7,5 6
Cikantung Bojonegara
Bojonegara 1,25
7 Panjang
Kasemen Pulo Panjang
798 8
Semut Kasemen
Pulo Panjang 1.875,00
9 Karang Cawene
Cinangka Cinangka
4,38 10 Karang Parejakah
Cinangka Cinangka
3,5 11 TundaBabi
Tirtayasa Wargasara
257,5 12 Kali Selatan
Bojonegara Pulo Ampel
3 13 Pamujan Besar
Pontang Susukan
15 14 Pamujan Kecil
Pontang Domas
0,63 15 Kubur
Kasemen Banten
4.375,00 16 GedangPisang
Kasemen Banten
1.563,00 17 Lima
Kasemen Banten
3,5 Sumber : Buku Saku Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten 2008
4.3 Kondisi Daerah Penangkapan dan Musim Penangkapan
Suatu daerah penangkapan ikan fishing ground dapat dinilai memiliki prospek yang baik apabila sumberdaya hayati yang menjadi tujuan penangkapan tersedia
cukup tinggi, stoknya mudah tumbuh dan berkembang serta dapat diketahui musim dan daerah penyebarannya.
Daerah penangkapan nelayan Serang pada umumnya terletak di sekitar Selat Sunda yang berada di sebelah Selatan pada titik koordinat 105
o
15 E6
o
54 S sampai dengan 104
o
35E5
o
59 S, sebelah Timur berbatasan dengan pantai Pulau Jawa, sebelah Utara dengan titik koordinat 106
o
03 E 5
o
46 S sampai dengan 105
o
48
26
E5
o
49 S dan sebelah Barat berbatasan dengan pantai Pulau Sumatera Heriawan, 2008.
Selat Sunda terletak di antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa sehingga perairan ini merupakan pertemuan antara perairan Samudera Hindia dan Laut Jawa. Luas
perairannya lebih kurang 8.138 km
2
. Berbentuk seperti corong, pada bagian Utara lebih sempit 24 km dan lebih dangkal 80 m, sedangkan bagian Selatan memiliki
lebar sekitar 100 km dan kedalaman mencapai 1.575 m Birowo 1983 diacu dalam Sabri 1999. Pada Selat Sunda bagian Selatan perairannya sangat dipengaruhi oleh
kondisi perairan Samudera Hindia. Perairan Selat Sunda merupakan perairan yang unik, karena hampir setiap saat
kondisinya dipengaruhi oleh karakteristik oseanik Samudera Hindia dan sifat perairan dangkal Laut Jawa. Menurut Kurnio dan Hardjawidjaksana 1995 diacu dalam
Yusfiandayani 2004, keberadaan Gunung Krakatau yang terdiri dari beberapa gugusan pulau yaitu Sertung, Rakata, Rakata Kecil Panjang dan Anak Krakatau
yang aktif, selalu memuntahkan material piroklastik selang antara satu menit hingga empat menit dan cenderung menghasilkan tsunami dengan gelombang kecil dan
sedang. Topografi dasar laut Selat Sunda memiliki bentuk yang beragam, yaitu berbentuk paparan, slope, mangkuk deep sea basins, gunung bawah laut
seamount dan pemunculan dasar perairan throughs. Musim penangkapan di Serang khususnya disekitar Selat Sunda dipengaruhi
oleh cuaca musim dan ketersediaan ikan. Nelayan di pesisir Selat Sunda mengenal tiga musim penangkapan ikan yang berkaitan dengan periode angin muson, yaitu
musim angin barat, musim angin timur dan musim peralihan. Musim angin barat berlangsung pada sekitar bulan Desember-Maret, musim timur berlangsung antara
bulan Agustus-Oktober, dan musim peralihan di antara kedua periode musim barat dan timur. Dalam bulan Agustus hingga Oktober, nelayan umumnya banyak
memperoleh ikan sehingga periode tersebut dapat disebut sebagai musim puncak kegiatan penangkapan ikan. Sedangkan dalam periode lain, yaitu mulai dari
Desember hingga Maret, hasil tangkapan biasanya sedikit sehingga periode tersebut disebut sebagai musim paceklik. Namun secara umum, kegiatan penangkapan ikan di
27
Selat Sunda berlangsung hampir sepanjang tahun. Hal ini disebabkan nelayan setempat dapat menggunakan berbagai jenis alat tangkap untuk menangkap ikan yang
sesuai dengan musimnya Tabel 7. Tabel 7 Perkiraan pola musim penangkapan beberapa jenis ikan di perairan Selat Sunda
Bulan No Jenis
ikan Jan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des
1 Kembung xxx xxx +++ +++ +++
2 Selar
xxx xxx xxx
+++ +++
+++ +++
3 Tembang xxx xxx
+++ +++
+++ 4 Tongkol
xxx xxx +++ +++ +++ +++ +++ xxx
5 Teri
xxx +++
+++ +++
6 Lemuru xxx xxx
+++ +++ +++ +++ xxx
7 Tenggiri xxx xxx
+++ +++ +++ +++
8 Layur
+++ +++ +++
+++ 9 Manyung
xxx xxx +++ +++
+++ +++ 10
Peperek +++
+++ +++
+++ 11 Pari
xxx xxx +++ +++ +++
12 Cucut xxx xxx xxx xxx
+++ +++ +++ +++ 13
Bawal +++
+++ +++
14 Belanak xxx xxx
+++ +++ +++ +++ +++
15 Layang +++
+++ +++
xxx xxx
xxx 16
Kakap xxx xxx
xxx +++
+++ +++
17 Kerapu xxx xxx
xxx +++
+++ +++
18 Bambangan
xxx xxx xxx
+++ +++
+++ 19 Tigawaja
+++ +++ +++ +++ +++ +++
20 Kurisi
+++ +++
+++ xxx
xxx 21
Tuna xxx xxx
xxx +++
+++ +++
22 Cakalang xxx xxx xxx
+++ +++ +++ +++
23 Kuro
+++ +++
+++ +++
xxx xxx
24 Udang
+++ +++
+++ +++
+++ +++
25 Rajungan +++
+++ +++
+++ +++
+++ 26
Cumi-cumi xxx xxx
xxx +++
+++ +++
+++
Sumber : Yusfiandayani 2004
Keterangan : xxx =
musim sedikit ikan paceklik = musim
biasa +++ =
musim banyak ikan puncak
28
4.4 Unit Penangkapan Ikan