Sumberdaya Ikan Pelagis Pengaruh Periode Hari Bulan Terhadap Hasil Tangkapan dan Tingkat Pendapatan Nelayan Bagan Tancap di Kabupaten Serang

Tabel 1 lanjutan SumberPeneliti No Nama Ikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Σ 35 Gulamah Argyrosumus 1 III Ikan Lainnya 36 Cumi-cumi Loligo sp 14 37 Udang jerbung Penaeus merguiensis 1 38 Udang windu Penaeus monodon 1 39 Sotong Sepia spp 4 40 Kepiting 1 Tabel 1 lanjutan Sumber : Takril 2005 Keterangan peneliti: 1. Lamatta 1984 2. Pagalay 1986 3. Haeruddin 1986 4. Yudha 1994 5. Mihasriati 1994 6. Komaruddin 1995 7. Julianti 1995 8. Hayat 1996 9. Said 1997 10. Effendi 1998 11. Satria 1999 12. Zulfia 1999 13. Pujianti 1999 14. Holil 2000 15. Junaidi 2001 16. Lestari 2001 17. Effendi 2002 18. Effendi 2003 19. Sudirman 2003 20. Zebri 2003

2.2 Sumberdaya Ikan Pelagis

Ikan pelagis umumnya merupakan filter feeder, yaitu jenis ikan pemakan plankton dengan jalan menyaring plankton yang masuk untuk memilih jenis plankton yang disukainya ditandai oleh adanya tapis insang yang banyak dan halus. Lain halnya denga selar, yang termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil dan krustasea Suyedi 2001. Pada siang hari ikan pelagis kecil berada di dasar perairan membentuk gerombolan yang padat dan kompak shoal, sedangkan pada malam hari naik ke permukaan membentuk gerombolan yang menyebar scattered. Ikan juga dapat muncul ke permukaan pada siang hari, apabila cuaca mendung disertai hujan gerimis. Suyedi 2001. Sumberdaya ikan pelagis dibagi berdasarkan ukuran, yaitu ikan pelagis besar seperti kelompok tuna Thunidae dan cakalang Katsuwonus pelamis, kelompok marlin Makaira sp, kelompok tongkol Euthynnus spp dan tenggiri Scomberomorus spp, selar Selaroides leptolepis dan sunglir Elagastis bipinnulatus , kelompok Kluped seperti teri Stolephorus indicus, japuh Dussumeria 11 spp , tembang Sadinella fimbriata, lemuru Sardinella longiceps dan siro Amblygaster sirm, dan kelompok Skrombroid seperti kembung Rastrelliger spp Aziz et al. 1988 diacu dalam Suyedi 2001. Di Indonesia sumberdaya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang paling melimpah dan paling banyak ditangkap untuk dijadikan konsumsi masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan Merta et al. 1998. Ikan pelagis umumnya hidup di daerah neritik dan membentuk schoaling juga berfungsi sebagai konsumen antara dalam food chain antara produsen dengan ikan- ikan besar sehingga perlu upaya pelestarian Suyedi 2001. DKP 2006 menyebutkan bahwa potensi ikan pelagis di perairan Indonesia adalah 3,2 juta tontahun dengan tingkat pemanfaatan 46,59 sehingga peluang untuk pengembangannya masih 43,41 namun pemanfaatannya harus diperhatikan lokasi penangkapannya karena penangkapan ikan pelagis di Indonesia sebagian besar telah memperlihatkan tingkat penguasaan yang berlebih seperti di Laut Jawa dan Selat Malaka kecuali untuk Laut Arafura dan Laut Sulawesi serta Samudera Pasifik. Hal ini berdasarkan hasil reevaluasi potensi, produksi dan tingkat pemanfaatan ikan pelagis di perairan Indonesia. Penyebaran ikan pelagis di Indonesia merata di seluruh perairan, namun ada beberapa yang dijadikan sentra daerah penyebaran seperti lemuru Sardinella Longiceps banyak tertangkap di Selat Bali, layang Decapterus spp di Selat Bali, Makasar, Ambon dan Laut Jawa, kembung lelaki Rastrelliger kanagurta di Selat Malaka dan Kalimantan, kembung perempuan Rastrelliger neglectus di Sumatera Barat, Tapanuli dan Kalimantan Barat. Menurut data wilayah pengelolaan FKPPS Forum Koordinasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan disebutkan bahwa ikan layang banyak tertangkap di Laut Pasifik, teri di Samudera Hindia dan kembung di Selat Malaka. Ikan pelagis dapat ditangkap dengan berbagai alat penangkap ikan seperti purse seine atau pukat cincin, jaring insang, payang, bagan dan sero Suyedi 2001. 12

2.3 Hari Bulan dan Cahaya bagi Kegiatan Penangkapan