Hasil tangkapan berdasarkan hari bulan

tertarik oleh cahaya lampu pada penangkapan dengan bagan biasanya didahului oleh berkumpulnya plankton dibawah lampu sebagai makanan utama ikan teri. Makanan utamanya dapat berupa plankton maupun udang serta ikan-ikan yang lebih kecil. Dengan demikian, kemunculan ikan teri selain tertarik tehadap cahaya yang tidak biasa juga disebabkan oleh keberadaan makanannya. Adanya gerombolan ikan teri memberikan daya tarik tersendiri bagi ikan-ikan predator untuk berkumpul dan mencari mangsa. Ikan kembung dan tembang untuk merupakan jenis ikan yang mempunyai sifat predator dan berburu untuk mendapatkan mangsa Baskoro et al., 2007. Keberadaan mangsa kerap kali mengundang predator untuk berkumpul disekitarnya seperti yang terjadi pada penangkapan bagan. Ikan tembang, kembung, japuh dan golok-golok yang ukuran tubuhnya relatif lebih besar dari ikan teri dan sekaligus predator ikan-ikan kecil akan berusaha mendapatkan makanan sesuai dengan siklus dan kebiasaan mencari makan masing-masing ikan. Selain itu, ikan tembang juga merupakan ikan yang bersifat fototaksis positif yang tertarik terhadap cahaya pada intensitas 10-100 lux Tupamahu dan Baskoro, 2004. Maka diperkirakan Pada penelitian ini, keempat jenis ikan tersebut termasuk dalam 5 jenis hasil tangkapan dominan yang sering sekali tertangkap pada setiap penangkatan waring. Dengan demikian maka dapat dipastikan apabila ikan teri terkumpul disekitar bagan, maka pada lapisan yang lebih dalam terdapat gerombolan ikan predator dalam hal ini ikan tembang dan kembung. Karena tidak mampu meloloskan diri pada saat jaring diangkat, maka kelompok ikan-ikan predator tersebut tertangkap pada pengoperasian bagan.

5.2.2 Hasil tangkapan berdasarkan hari bulan

Metode pengoperasian bagan dilakukan pada malam hari dan ketika kondisi gelap gulita. Dengan demikian, nelayan bagan akan melakukan operasi penangkapan ketika bulan gelap. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi lampu petromaks sebagai atraktor, sehingga mampu menarik perhatian ikan-ikan untuk berkumpul dibawahnya. Pada saat terjadi bulan purnama, kondisi pencahayaan yang menyebar 86 merata di seluruh perairan menyebabkan distribusi ikan juga menyebar. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap hasil tangkapan bagan meskipun pada pengoperasiannya digunakan lampu sebagai atraktor. Secara umum hari bulan dihitung berdasarkan waktu kemunculan bulan, yaitu kondisi terang kemunculan bulan 8,5-12 jam, semi terang kemunculan bulan 4,5-8 jam dan gelap kemuculan bulan 0-4 jam. Perubahan bobot hasil tangkapan secara total baik pelagis maupun demersal secara umum memiliki hubungan erat terhadap perubahan hari bulan selama penelitian. Hal ini didukung oleh sebaran jumlah ikan yang tertangkap selama penelitian dimana jumlah ikan yang tertangkap cenderung berubah mengikuti perubahan hari bulan, kondisi ini diperkuat dengan hasil telaah statistik terhadap hasil tangkapan total dimana terdapat perbedaan nyata pada taraf uji 95 baik ikan pelagis maupun demersal. Bila ditelaah kembali berdasarkan kelompok hari bulan pada saat penangkapan, maka terdapat perbedaaan bobot hasil tangkapan total terhadap hari bulan. Pada kondisi bulan terang hasil tangkapan total jumlahnya sangat sedikit, jumlah tangkapan pada saat bulan terang secara statistik memang berbeda nyata dengan kondisi pada saat bulan gelap, maupun semi terang. Penyebab berbedanya hasil tangkapan pada kondisi terang salah satu sebabnya adalah kondisi cahaya bulan menyebar secara luas diperairan, hal ini diperkuat dengan data kemunculan bulan selama bulan terang yang mencapai 8-12 jam per hari. Selain itu, kondisi purnama juga akan mengakibatkan pasang surut yang tinggi. Pasang yang terjadi pada saat bulan purnama biasanya disebut dengan pasang purnama dimana pada saat pasang purnama, air laut naik dengan tinggi yang optimum dibandingkan hari-hari sebelum dan setelah purnama. Kondisi pasang surut air laut juga diduga mempengaruhi hasil tangkapan bagan selama penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total tangkapan pada kondisi bulan gelap dan semi terang secara statistik tidak berbeda nyata, namun berdasarkan rata-rata hasil tangkapan jumlah ikan yang tertangkap pada kedua kondisi ini cukup banyak, dan bila dikaitkan dengan waktu penangkapan ikan lebih banyak tertangkap setelah tengah malam. Kondisi ini dapat didekati dengan melihat kondisi perairan, dimana 87 perairan setelah purnama semi terang dan gelap masih dipengaruhi oleh fenomena pasang surut yang tinggi sehingga penyebaran ikan lebih banyak dipermukaan. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap tingkah laku ikan mencari makan dan tingkah laku ikan dalam ruaya harian. Selain itu, tingginya jumlah tangkapan yang pada saat bulan gelap dan semi terang disebabkan kondisi cahaya bulan yang tadinya terang maksimum perlahan- lahan akan meredup dan menjadi gelap gulita lagi pada saat bulan mati. Intensitas cahaya bulan tentu saja sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan bagan. Seyogyanya seiring dengan perjalanan hari bulan menjelang bulan mati, hasil tangkapan bagan akan terus meningkat. Namun berdasarkan hasil penelitian, terdapat fenomena jumlah hasil tangkapan banyak ketika mendekati kemunculan atau hilangnya bulan. Hal ini dapat dilihat semi terang pertama dimana perbandingan hasil tangkapan antara sebelum tengah malam dan setelah tengah malam hampir sama, dan pada kondisi tersebut bulan muncul sebelum tengah malam dan hilang setelah tengah malam. Namun fakta ini harus ditelaah kembali karena pada saat penelitian data mengenai intensitas cahaya bulan ketika akan muncul maupun hilang tidak diperloleh karena kendala peralatan.

5.2.3 Hasil tangkapan berdasarkan waktu pengoperasian