Hasil tangkapan berdasarkan waktu pengoperasian

perairan setelah purnama semi terang dan gelap masih dipengaruhi oleh fenomena pasang surut yang tinggi sehingga penyebaran ikan lebih banyak dipermukaan. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap tingkah laku ikan mencari makan dan tingkah laku ikan dalam ruaya harian. Selain itu, tingginya jumlah tangkapan yang pada saat bulan gelap dan semi terang disebabkan kondisi cahaya bulan yang tadinya terang maksimum perlahan- lahan akan meredup dan menjadi gelap gulita lagi pada saat bulan mati. Intensitas cahaya bulan tentu saja sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan bagan. Seyogyanya seiring dengan perjalanan hari bulan menjelang bulan mati, hasil tangkapan bagan akan terus meningkat. Namun berdasarkan hasil penelitian, terdapat fenomena jumlah hasil tangkapan banyak ketika mendekati kemunculan atau hilangnya bulan. Hal ini dapat dilihat semi terang pertama dimana perbandingan hasil tangkapan antara sebelum tengah malam dan setelah tengah malam hampir sama, dan pada kondisi tersebut bulan muncul sebelum tengah malam dan hilang setelah tengah malam. Namun fakta ini harus ditelaah kembali karena pada saat penelitian data mengenai intensitas cahaya bulan ketika akan muncul maupun hilang tidak diperloleh karena kendala peralatan.

5.2.3 Hasil tangkapan berdasarkan waktu pengoperasian

Waktu pengoperasian bagan secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu sebelum tengah malam dan setelah tengah malam. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil tangkapan bagan sebelum dan setelah tengah malam. Perbedaan hasil tangkapan sebelum dan setelah tengah malam dapat terjadi karena beberapa hal antara lain : 1 kondisi pencahayaan 2 kondisi fisik perairan dan 3 tingkah laku ikan target tangkapan. Berdasarkan hasil uji statistik waktu penangkapan terbaik adalah setelah tengah malam, karena rata-rata hasil tangkapan total cukup tinggi. Selain hasil tangkapan total, ikan pelagis sebagai target utama bagan seperti teri Stolephorus spp, tembang Sardinella fimbriata dan kembung Rastrelliger spp juga menunjukkan hal yang sama, lebih banyak tertangkap setelah tengah malam. Hal ini disebabkan oleh 88 kondisi perairan yang relatif lebih gelap sehingga cahaya petromaks yang dipancarkan dapat menarik perhatian ikan teri untuk mendekat. Ikan teri yang telah berkumpul kemudian menarik perhatian ikan-ikan predator untuk mendekat. Kondisi ini juga didukung oleh kondisi biologis ikan dimana sebagian besar waktu makan masing-masing ikan yang relatif berada pada zona waktu setelah tengah malam, sehingga ikan-ikan predator lebih aktif untuk mencari makan. Baskoro et al. 2004 mengemukakan bahwa hasil tangkapan bagan rambo setelah waktu tengah malam lebih besar dibandingkan pengoperasian bagan sebelum tengah malam. Hal ini disebabkan sedikitnya oleh 2 hal yaitu sifat fototaksis dan feeding behaviour . Pada kondisi setelah tengah malam, kehadiran cahaya lampu petromak cenderunga memberikan daya tarik yang lebih besar karena kondisi perairan yang lebih gelap. Ikan yang bersifat fototaksis positif akan lebih cepat dan banyak berkumpul di sekitar bagan. Selain itu, sifat biologis ikan tertentu yang memiliki waktu mencari makan pada waktu setelah tengah malam diduga ikut berpengaruh terhadap hasil tangkapan yang diperoleh. Fenomena yang sama juga terjadi pada kelompok ikan demersal. Ikan demersal merupakan ikan yang aktif mencari makan pada malam hari sehingga pengoperasian bagan setelah waktu tengah malam mendapatkan hasil tangkapan ikan demersal yang lebih banyak. Tingkah laku ikan yang aktif mencari makan pada malam hari nokturnal diduga memberikan pengaruh yang besar terhadap tingginya hasil tangkapan bagan setelah tengah malam.

5.2.4 Tingkat pendapatan nelayan