Metode Pengawetan Kayu Penentuan Retensi Bahan Pengawet

mensterilkan media. Setelah itu didinginkan pada bidang datar sampai media di dalam botol padat. Isolat jamur S. commune ditumbuhkan pada media PDA dalam cawan petri digunakan sebagai jamur uji. Alat-alat yang digunakan dalam inokulasi terlebih dahulu disterilkan dengan menggunakan oven pada suhu 170 o C selama 1 jam. Proses inokulasi jamur ke dalam botol uji dilakukan dalam laminar airflow dan diinkubasi pada suhu ruangan selama 12 minggu. Contoh uji kayu diumpankan pada jamur dalam botol uji. Setiap botol uji diisi dengan 3 contoh uji kayu dengan jenis berbeda. Jadi jumlah botol uji ada 5 buah sesuai ulangan pengujian. Keawetan kayu dari jamur pelapuk dapat dilihat berdasarkan penurunan berat contoh uji selama pengumpanan.

3.3.2 Pengujian Keterawetan Kayu

3.3.2.1 Metode Pengawetan Kayu

Bahan pengawet yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari golongan CKB Tembaga-Khrom-Boron dengan merk dagang Diffusol CB yang diperoleh dari PT Agricon Bogor. Adapun formulasi Diffusol CB dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Formulasi Diffusol CB No Chemical Name CAS No. Nominal Proportion 1 Sodium Dichromate 10588-01-9 36.0 2 Copper Sulphate 7758-99-8 39.0 3 Boric Acid 10043-35-3 25.0 Sumber : Material Safety Data Sheet Diffusol CB 2004 Contoh uji yang digunakan dalam pengujian ini berukuran 5 cm x 5 cm x 30 cm. Jumlah seluruh contoh uji yang digunakan adalah sebanyak 5 ulangan x 3 jenis kayu x 2 perlakuan = 30 buah contoh uji. Contoh uji bebas cacat diambil dari bagian kayu gubal dan 10 sampel dari masing-masing jenis kayu. Sebelum digunakan, contoh uji kayu durian, limus, dan duku dikeringkan dengan fan kipas selama 30 hari sehingga mencapai kadar air sekitar 15. Pada metode rendaman dingin, contoh uji kayu direndam dalam bak pengawet yang telah diisi larutan Diffusol CB dengan konsentrasi 5. Perendaman contoh uji dalam bahan pengawet dilakukan selama 24 jam. Pada waktu merendam diusahakan seluruh contoh uji tenggelam. Contoh uji yang telah diawetkan selanjutnya dianginkan-anginkan pada suhu kamar sampai menjadi kering udara kembali. Pada metode rendaman panas dingin, contoh uji kayu dimasukkan ke dalam tangki pengawetan. Antar kayu tersebut dipisahkan dengan ganjal. Tangki diisi dengan larutan pengawet dengan konsentrasi 5, lalu dipanaskan pada suhu 50 o C selama 4 jam. Kemudian api dimatikan dan rendaman dingin berlangsung selama 20 jam.

3.3.2.2 Penentuan Retensi Bahan Pengawet

Untuk menghitung besarnya retensi hasil pengawetan, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Contoh uji yang telah diawetkan diangkat dari bak pengawetan. b. Contoh-contoh uji diangin-anginkan sampai tidak ada tetesan larutan bahan pengawet. c. Contoh uji segera ditimbang beratnya. d. Sebelum dihitung retensinya contoh uji dihitung nilai absorbsi dengan rumus : Keterangan : A = Absorbsi kg B1 = Berat contoh uji setelah pengawetan kg B0 = Berat contoh uji sebelum pengawetan kg e. Nilai retensi dihitung dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : R = Retensi bahan pengawet kgm 3 A = Absorbsi kg V = Volume contoh uji kayu m 3 K = Konsentrasi larutan bahan pengawet yang digunakan

3.3.2.3 Penentuan Penetrasi Bahan Pengawet