Uji Efikasi dengan Rayap Tanah C. curvignathus

Tabel 24 Uji Duncan konsentrasi terhadap penurunan berat kayu oleh rayap kayu kering pada uji efikasi Duncan Grouping Mean Konsentrasi A 6.5948 B 4.6716 1.25 C B 3.2465 6.25 C D 2.0105 2.5 D 0.9938 5 D 0.3090 7.5 Berdasarkan Tabel 24, nilai penurunan berat kayu pada pengawetan dengan konsentrasi 2.5 berbeda nyata dibanding pada kontrol dan pengawetan dengan konsentrasi 1.25, sedangkan dengan konsentrasi diatasnya 5, 6.25, dan 7.5 tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi 2.5 cukup efektif, sehingga tidak perlu memakai konsentrasi yang lebih dari itu untuk menghemat bahan pengawet yang dipakai. Jika diklasifikasikan berdasarkan penurunan beratnya, kayu durian dengan konsentrasi pengawet 0 dan 1.25 termasuk dalam kelas awet III yang artinya agak tahan terhadap rayap kayu kering. Setelah diawetkan dengan konsentrasi 2.5 dan 6.25, kayu tersebut termasuk dalam kelas awet II yang berarti tahan terhadap rayap kayu kering. Sedangkan dengan konsentrasi 5 dan 7.5, kayu durian menjadi kelas awet I yang berarti sangat tahan terhadap rayap kayu kering. Untuk mengetahui klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap kayu kering dapat dilihat pada Tabel 6.

4.3.2 Uji Efikasi dengan Rayap Tanah C. curvignathus

Pada uji efikasi terhadap rayap tanah, tingkat keefektifan bahan pengawet dapat dilihat dari nilai mortalitas rayap dan penurunan berat kayu. Persentase mortalitas rayap dapat dilihat pada Gambar 14. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kontrol konsentrasi 0 memiliki persentase mortalitas yang paling rendah yaitu sebesar 89.5. Sedangkan tingkat mortalitas tertinggi adalah pada konsentrasi 6.25 sebesar 100. Pada konsentrasi 5 terjadi penurunan mortalitas dari konsentrasi 2.5 yaitu dari 99.3 menjadi 92.2. Mortalitas rayap yang tinggi terjadi pada kontrol diduga karena kondisi rayap yang diumpankan kurang baik. Gambar 14 Nilai mortalitas rayap tanah pada uji efikasi. Untuk mengetahui pengaruh antara konsentrasi yang digunakan terhadap besarnya persentase mortalitas rayap maka dilakukan analisis ragam seperti Tabel 25. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa tingkat konsentrasi yang digunakan tidak berpengaruh nyata terhadap mortalitas rayap. Tabel 25 Analisis ragam mortalitas rayap tanah pada uji efikasi Sumber DB JK KT F Pr F Konsentrasi 5 420.22678571 84.04535714 1.26 0.3163 Keterangan : = tidak nyata ; = nyata ; = sangat nyata Berdasarkan Gambar 15 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, maka penurunan berat kayu cenderung semakin rendah. Nilai penurunan berat terendah pada konsentrasi 6.25 sebesar 3.4, sedangkan pada kontrol nilai penurunan berat adalah yang paling besar yaitu mencapai 17.7. 89.5 91.4 99.3 92.2 100 93.5 84 86 88 90 92 94 96 98 100 102 1.25 2.5 5 6.25 7.5 M o rt a li ta s R a ya p Konsentrasi Gambar 15 Nilai penurunan berat kayu oleh rayap tanah pada uji efikasi. Hasil analisis ragam Tabel 26 menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi yang digunakan pada contoh uji berpengaruh sangat nyata terhadap persentase penurunan berat kayu. Hal ini dapat dilihat dari nilai Pr F yang kurang dari 0.01. Tabel 26 Analisis ragam penurunan berat kayu oleh rayap tanah pada uji efikasi Sumber DB JK KT F Pr F Konsentrasi 5 493.69561628 98.73912326 13.54 0.0001 Keterangan : = tidak nyata ; = nyata ; = sangat nyata Berdasarkan uji lanjut Duncan pada Tabel 27, penurunan berat kayu pada pengawetan dengan konsentrasi 2.5 berbeda nyata dengan pada konsentrasi 1.25 dan kontrol. Pada pengawetan konsentrasi 2.5 memiliki nilai rataan penurunan berat kayu 3 kali lebih kecil dibanding kontrol. Pada pengawetan konsentrasi 2.5, 5, 6,25, dan 7.5 masing-masing memiliki nilai rata-rata penurunan berat kayu yang tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi 2.5 bahan pengawet cukup efektif dan efisien. 17.7 9.5 5.7 5.4 3.4 4.4 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 1.25 2.5 5 6.25 7.5 P e n u ru n a n B e ra t Ka yu Konsentrasi Tabel 27 Uji Duncan konsentrasi terhadap penurunan berat kayu oleh rayap tanah pada uji efikasi Duncan Grouping Mean Konsentrasi A 17.699 B 9.496 1.25 C 5.694 2.5 C 5.417 5 C 4.431 7.5 C 3.391 6.25 Dari hasil pengujian mortalitas rayap dan penurunan berat contoh uji terhadap rayap kayu kering dan rayap tanah dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan konsentrasi pengawet 2.5 sudah dapat dikatakan efektif. Sehingga dalam penggunaan bahan pengawet Diffusol CB dengan metode rendaman dingin tidak perlu menambah konsentrasi di atas 2.5. Jika diklasifikasikan berdasarkan penurunan beratnya, kayu durian dengan konsentrasi 0 tidak diawetkan termasuk dalam kelas awet IV yang menunjukkan bahwa ketahanan kayunya buruk terhadap rayap tanah. Setelah diawetkan dengan konsentrasi 1.25, kayu tersebut menjadi kelas awet III yang berarti mempunyai ketahanan yang sedang terhadap rayap tanah. Sedangkan pada konsentrasi 2.5 hingga 7.5, kayu durian termasuk dalam kelas awet II yang artinya tahan terhadap rayap tanah. Untuk mengetahui klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap tanah dapat dilihat pada Tabel 7. V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan