Penentuan Penetrasi Bahan Pengawet

3.3.2.3 Penentuan Penetrasi Bahan Pengawet

Pengukuran penetrasi dilakukan pada contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm x 30 cm. Contoh uji dipotong masing-masing menjadi 2 bagian lalu dilakukan uji penetrasi boron dan tembaga. Berikut ini adalah cara pemotongan contoh uji untuk pengujian penetrasi setelah contoh uji diawetkan dengan metode rendaman dingin dan rendaman panas dingin. 30 cm 15 cm 15 cm Gambar 3 Pengambilan contoh uji untuk uji penetrasi. Pada uji penetrasi boron, permukaan bidang potong disemprot dengan larutan yang terdiri dari 2 gram ekstrak curcuma dalam 100 ml alkohol. Setelah permukaan bidang potong itu mengering, dilanjutkan dengan penyemprotan dengan larutan yang terdiri dari 80 ml alkohol dan 20 ml HCl yang dijenuhkan dengan asam salisilat. Adanya boron ditunjukkan oleh timbulnya warna merah jambu. Sedangkan pada uji penetrasi tembaga, permukaan bidang potong mula- mula di semprot dengan larutan yang terdiri dari 1 bagian ammonia pekat dan 6 bagian air suling. Setelah mengering, permukaan bidang potong itu disemprot dengan larutan yang terdiri dari 5 gram asam rubianat, 900 ml alkohol dan 100 ml aseton. Setelah kering maka bagian yang ditembus tembaga menjadi biru gelap. Dengan terbentuknya warna yang menandakan terdapatnya unsur boron dan tembaga, maka warna tersebut langsung ditandai dan digambar pada plastik transparan. Tanda batas yang telah dipindahkan selanjutnya diukur kedalamannya. Berikut ini adalah gambar penampang contoh uji yang telah dipotong menjadi 2 bagian dan telah disemprotkan larutan pereaksi boron atau tembaga. x4 a b x1 x3 x2 Gambar 4 Penampang contoh uji yang telah diberikan larutan pereaksi. Keterangan : a = bagian yang ditembusi bahan pengawet b = bagian yang tidak ditembusi bahan pengawet x1 = penetrasi pada sisi 1 x2 = penetrasi pada sisi 2 x3 = penetrasi pada sisi 3 x4 = penetrasi pada sisi 4 Pada keempat sisi diukur penembusan bahan pengawet lalu nilai penetrasi Z dihitung dengan menggunakan rumus :

3.3.3 Pengujian Efikasi