Definisi Elevator Klasifikasi Elevator Berdasarkan Pemakaian Metode Pengoperasian Elevator

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Elevator

Elevator juga disebut lift merupakan alat pengangkat barang dan penumpang secara vertikal yang berbentuk sangkar car bergerak naik-turun mengikuti rel penuntun tetap yang dipasang pada bangunan dengan menggunakan seperangkat alat mekanik baik disertai pengendali otomatis ataupun pengendali konvensional Rudenko, 1994. Elevator bekerja dengan bantuan saklar elektromagnet atau relay Otis, 1993. Sistem pengendali elevator mempunyai peran penting dalam menentukan berfungsitidaknya kerja elevator.

2.2. Klasifikasi Elevator Berdasarkan Pemakaian

Menurut Gina 2003 klasifikasi elevator berdasarkan pemakaian adalah sebagai berikut : 1. Pemakaian umum atau perniagaan general purpose or comercial, yaitu : tipe elevator yang digunakan pada pemakaian yang bersifat umum, contohnya : pada hotel, rumah sakit, masjid, kantor-kantor dan perusahaan. 2. Pemakaian pada tempat tinggal residensial, yaitu : tipe elevator yang digunakan pada rumah tempat tinggal, contohnya : pada rumah tempat tinggal. 3. Pemakaian pada supermarket store, yaitu : tipe elevator yang digunakan pada swalayan atau pusat perbelanjaan. 4. Pemakaian pada lembaga-lembaga institusional, yaitu : tipe elevator yang dipakai pada bangunan untuk suatu bentuk kelembagaan, contohnya : pada lembaga pendidikan. Universitas Sumatera Utara

2.3. Metode Pengoperasian Elevator

Metode pengoperasian elevator adalah cara kerja elevator dalam memberikan respon terhadap panggilan yang diberikan penumpang. Metode operasi elevator secara umum dibedakan atas dua cara, yaitu pengoperasian manual dan pengoperasian otomatis. 1. Pengoperasian Manual Pengoperasian manual merupakan sistem pengoperasian sangkar dengan kecepatan rendah dan dapat berhenti pada posisi sembarang titik yang dikehendaki, misalnya untuk kondisi perawatan Otis, 1993. Pengoperasian elevator diatur oleh seorang operator. Semua panggilan harus dikirim ke meja operator. Kemudian operator mengatur gerakan sangkar ke posisi lantai yang diinginkandipesan penumpang Otis, 1993. 2. Pengoperasian Otomatis Pengoperasian otomatis adalah memberikan respon secara langsung kepada penumpang yang memanggil sangkar Otis, 1993. Berdasarkan prinsip kerjanya, metode ini dibedakan lagi atas dua yaitu Metode Single Automatic Push Button dan Metode Selective-Collective. a. Metode Single Automatic Push Button Metode single automatic push button pada setiap lantai hanya terdapat satu buah tombol untuk memanggil sangkar. Di dalam sangkar terdapat tombol tujuan lantai yang diinginkan. Selama elevator bekerja, elevator tidak melayani panggilan dari penumpang lain Otis, 1993. Elevator memberikan tanggapan setelah elevator selesai melaksanakan tugasnya Otis, 1993. b. Metode Selective–Collective Metode selective–collective pada setiap lantai terdapat dua buah tombol panggilan yaitu tombol panggilan naik dan tombol panggilan turun. Kecuali pada Universitas Sumatera Utara lantai terendah dan tertinggi yang masing-masing hanya terdapat satu tombol panggilan Otis, 1993. Di dalam sangkar terdapat tombol tujuan lantai yang diinginkan penumpang. c. Metode Duplex-Collective Metode duplex–collective ini pada prinsipnya hampir sama dengan metode selective-collective merupakan operasi gabungan dari dua atau lebih elevator yang bekerja secara selective-collective Otis, 1993. Metode ini pada setiap lantai terdapat tombol bersama untuk memanggil sangkar. Apabila tombol panggilan ditekan maka sangkar dengan posisi paling dekat dan dengan arah yang sesuai dengan panggilan, akan melayani panggilan Otis, 1993. Tombol tujuan lantai terdapat pada setiap sangkar yang berfungsi untuk mengoperasikan sangkarnya masing-masing. Uraian diatas maka dapat dipilih metode pengoperasian otomatis dengan prinsip berdasarkan metode selective–collective untuk perancangan ini, karena di dalam gedung hanya terdapat satu elevator.

2.4. Ruang Peletakan Mesin