Pada analisis jalur F-C-I, C merupakan variabel antara pada mahasiswa, namun tidak pada mahasiswi. Berarti, pada mahasiswi
variabel pesan iklan berpengaruh langsung terhadap variabel niat beli tanpa diperkuat oleh kepercayaan konsumen. Kemudian pada jalur
F-A-I, baik pada penonton iklan baik mahasiswi maupun mahasiswa, variabel sikap konsumen A merupakan variabel antara, artinya
sikap konsumen memperkuat pengaruh antara pesan iklan I dan niat beli I.
Jalur F-B-C pada mahasiswi, pengenalan merek B merupakan variabel antara yang memperkuat pengaruh antara pesan
iklan F dan kepercayaan konsumen C. Namun, pada mahasiswa, B bukan sebagai variabel antara, berarti F berpengaruh terhadap C
tanpa diperkuat oleh B. Variabel B pada jalur F – B – A, hanya menjadi variabel antara untuk mahasiswi, berarti pada penonton
mahasiswa, pesan iklan F berpengaruh pada sikap konsumen A tanpa diperkuat oleh pengenalan merek B. Pada jalur C – I – P,
baik mahasiswi maupun mahasiswa, niat beli bukan merupakan variabel antara. Artinya niat beli I tidak memperkuat pengaruh
kepercayaan konsumen C terhadap pembelian nyata P. Sama seperti jalur F-B-A, pada jalur A-I-P hanya pada mahasiswi niat beli
I bertindak sebagai variabel antara yang memperkuat pengaruh variabel sikap konsumen A terhadap variabel pembelian nyata P.
4.4.3 Hasil Analisis Consumer Decision Model CDM
Berdasarkan hasil analisis Consumer Decision Model diketahui bahwa iklan televisi es krim magnum yang telah ditayangkan mampu
mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan oleh produsen Magnum dengan cukup efektif kepada konsumen. Walaupun, pesan
iklan es krim Wall’s Magnum Temptation Royal Treatment yang ingin disampaikan oleh produsen Magnum melalui iklan televisi
belum mampu membangun seluruh variabel-variabel yang diukur pada CDM sampai dengan variabel pembelian nyata es krim Wall’s
Magnum, namun iklan tersebut sudah mampu efektif sampai dengan
membangun kepercayaan dan sikap konsumen. Baik mahasiswi maupun mahasiswa, pesan iklan es krim Wall’s Magnum Temptation
Royal Treatment secara langsung dapat membangun pengenalan merek Magnum, kepercayaan mahasiswa, dan sikap mahasiswa.
Pengenalan merek Magnum memiliki pengaruh langsung terhadap kepercayaan mahasiswa dan sikap mahasiswa. Kepercayaan
konsumen mampu membangun niat beli mahasiswa. Sikap mahasiswa memiliki pengaruh langsung terhadap satu variabel, yaitu
variabel niat beli mahasiswa. Variabel niat beli mahasiswa hanya memiliki pengaruh langsung terhadap satu variabel, yaitu variabel
pembelian nyata mahasiswa. Pada mahasiswa variabel pesan iklan Magnum Treatment
Royal Temtation dan variabel pengenalan merek memiliki pengaruh langsung baik bersama-sama maupun parsial terhadap variabel
kepercayaan konsumen C dan variabel sikap konsumen A, namun pada mahasiswi pesan iklan F dan pengenalan merek B signifikan
secara serempak namun tidak parsial terhadap variabel sikap konsumen A. Pada mahasiswa dan mahasiswi, variabel
kepercayaan konsumen C dan variabel sikap konsumen A memiliki pengaruh langsung secara bersama-sama terhadap variabel
niat beli I, namun tidak berpengaruh secara parsial. Untuk pengaruh tidak langsung, pada mahasiswi pesan iklan es
krim Wall’s Magnum Temptation Royal Treatment sudah mampu membangun pengenalan merek Magnum sampai pada kepercayaan
dan sikap mahasiswi terhadap magnum. Pesan iklan es krim Wall’s Magnum Temptation Royal Treatment juga sudah mampu mebangun
sikap mahasiswi sampai pada niat beli mahasisiwi terhadap Magnum. Terakhir variabel sikap konsumen memiliki pengaruh
tidak langsung terhadap pembelian nyata melalui variabel antara yaitu variabel niat beli I. Untuk mahasiswa, pesan iklan es krim
Wall’s Magnum Temptation Royal Treatment sudah mampu
membangun kepercayaan dan sikap mahasiswa untuk mempunyai niat beli terhadap Magnum.
C
Gambar 15. Hasil Consumer Decision Model es krim Wall’s
Magnum pada mahasiswi
Gambar 16. Hasil Consumer Decision Model es krim Wall’s Magnum pada mahasiswa
Pesan iklan yang ingin disampaikan oleh produsen es krim Wall’s Magnum melalui iklan televisi berpengaruh terhadap
variabel-variabel yang diukur pada Consumer Decision Model sampai dengan variabel pembelian nyata seperti yang terlihat pada
Gambar 15 dan 16, sehingga dapat dikatakan bahwa iklan televisi es krim Wall’s Magnum yang telah ditayangkan tersebut belum
mampu mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan oleh produsen es krim Wall’s Magnum dengan efektif kepada
konsumen. Pada mahasiswi, iklan televisi es krim Wall’s Magnum Temptation Royal Treatment hanya efektif sampai dengan niat beli
F P
B I
A
Berpengaruh Tidak Berpengaruh
F P
B I
A C
Tidak Berpengaruh Berpengaruh
mahasiswi, itu pun hanya melalui jalur bawah, yaitu pesan iklan es krim Wall’s Magnum Temptation Royal Treatment sudah mampu
membangun pengenalan merek dan sikap konsumen hingga timbul niat beli. Namun, kepercayaan dan pengenalan merek produk
Magnum oleh mahasiswi tersebut belum mampu mendorong mahasiswi untuk melakukan pembelian nyata. Pada mahasiswa
pesan iklan es krim Wall’s Magnum Temptation Royal Treatment hanya efektif sampai dengan membangun kepercayaan dan sikap
mahasiswa, tetapi tidak sampai ke niat beli dan pembelian nyata.
4.5. Analisis Korelasi Kanonik Analisis korelasi kanonikal dilakukan untuk mengetahui hubungan