sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi perilaku konsumen
di masa mendatang. 6. Pembelian Nyata Purchase
Pembelian nyata merupakan saat konsumen membayar atau membuat surat hutang dalam jumlah tertentu untuk membeli suatu
produk pada waktu tertentu. Pembelian nyata muncul karena konsumen sudah mempunyai niat untuk membeli suatu produk. Pembelian nyata
merupakan sasaran akhir Consumer Decision Model CDM, baik untuk konsumen yang baru pertama kali membeli ataupun untuk konsumen
yang melakukan pembelian ulang. Berdasarkan pendekatan CDM, pengukuran efektivitas iklan
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel F pesan iklan, B pengenalan merek, C keyakinan konsumen, dan A sikap konsumen
terhadap I niat beli suatu merek atau produk dan juga untuk mencari informasi, apakah terdapat variabel antara dan variabel bukan antara dari
B pengenalan merek, C keyakinan konsumen dan A sikap konsumen yang dapat mempengaruhi F pesan iklan terhadap I niat
beli.
2.10. Penelitian Terdahulu
Damayanti 2007 mengenai Hubungan Antara Tingkat Kesadaran Gender dengan Persepsi Mahasiswa Terhadap Citra Perempuan dalam Iklan
Televisi oleh Mahasiswa Asrama Tingkat Persiapan Bersama IPB menyatakan bahwa tingkat kesadaran gender berhubungan nyata dengan
persepsi terhadap citra perempuan dalam iklan televisi, dimana semakin tinggi tingkat kesadaran dender yang dimiliki oleh responden, maka
semakin negatif persepsinya tentang citra perempuan dalam iklan televisi. Kusuma 2010 melakukan analisis efektivitas iklan berseri Pond’s
Flawess White dalam mempengaruhi keputusan pembelian studi kasus mahasiswi program strata-1 FEM IPB. Hasil analisis Pond’s Flawess White
telah menjadi top of mind pada benak konsumen, selanjutnya untuk brand recall, Olay menjadi yang kedua setelah Pond’s. Hal ini membuktikan
bahwa Pond’s memiliki citra di benak konsumen. Pada brand recognition, seluruh konsumen mengetahui tayangan iklan Pond’s Flawess White dan
mengetahui produk Pond’s tersebut. Pengukuran efektivitas iklan dengan EPIC, dilakukan untuk mendapatkan nilai tingkat dimensi empathy,
persuasion, impact dan communication, dan didapatkan hasil efektif untuk semua pengukuran dimensi. Secara keseluruhan menghasilkan EPIC rate
dengan rata-rata yang termasuk dalam kategori efektif. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Direct Rating Method DRM, iklan berseri
Pond’s Flawess White termasuk ke dalam rentang skala direct rating, maka iklan tersebut termasuk ke dalam kategori iklan baik dan menunjukan bahwa
iklan tersebut cukup berhasil dalam menarik perhatian attention, pemahaman read througness, kognitif cognitive, afektif affection, dan
perilaku behavior konsumen untuk membeli Pond’s Flawess white. Atribut yang paling menentukan dalam pemilihan dan keputusan pembelian produk
Pond’s oleh konsumen yaitu mengenai manfaat dan kegunaan dari produk tersebut.
Sari 2010 yang mengambil judul penelitian tentang Analisis Efektivitas Iklan Televisi Deodoran Pria Axe dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Niat Beli Deodoran Khusus Pria pada Konsumen Studi Kasus Pengunjung Pria Supermal Karawaci mengungkap bahwa
berdasarkan hasil analisis Consumer Decision Model CDM diketahui bahwa iklan televisi deodorant spray Axe yang telah ditayangkan mampu
mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan oleh produsen Axe dengan efektif kepada konsumen. Pesan iklan yang ingin disampaikan oleh
produsen deodorant spray axe melalui iklan televisi versi “Call Me” berpengaruh terhadap variable-variabel yang diukur pada CDM sampai
dengan variabel niat beli. Variable tersebut yaitu variable Niat Beli I dan terdapat tiga variable antara yang dapat diperoleh dari analisis tersebut, yaitu
variable Pengenalan Merek B, Kepercayaan Konsumen C, dan Sikap Konsumen A.
Ferdiansyah 2010 tentang Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Laptop Berdasarkan Gender pada Mahasiswa Strata-1
IPB menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara mahasiswa dengan mahasiswi dalam proses keputusan pembelian laptop. Terdapat perbedaan
dalam tiap tahapan dalam proses keputusan pembelian laptop. Berdasarkan analisis diskriminan diperoleh hasil variabel manfaat, ukuran, type,
pengaruh keluarga, dan pengaruh teman adalah variabel-variabel yang dipersepsikan mahasiswi sebagai variabel yang mendorong dalam
pembelian laptop merek Advan. Selanjutnya variabel harga, fitur, warna dan kepraktisan adalah variabel-variabel yang dipersepsikan mahasiswi
sebagai variabel yang mendorong dalam pembelian laptop merek Dell. Variabel wiraniaga, pendapatan yang diperoleh, dan iklan adalah variabel-
variabel yang dipersepsikan mahasiswi sebagai variabel yang mendorong dalam pembelian laptop merek Toshiba.Kemudian variabel penghasilan
orangtua adalah variabel-variabel yang dipersepsikan mahasiswi sebagai variabel yang mendorong dalam pembelian laptop merek Compaq.
Terakhir variabel pengaruh orangtua adalah variabel-variabel yang dipersepsikan mahasiswi sebagai variabel yang mendorong dalam
pembelian laptop merek Acer. Sedangkan pada mahasiswa variabel manfaat, harga, warna, wiraniaga, pendapatan yang diperoleh, kepraktisan
dan pengaruh keluarga adalah variabel-variabel yang dipersepsikan mahasiswa sebagai variable yang mendorong dalam pembelian laptop
merek Axioo dan Sony. Kemudian variabel type laptop dan pengaruh teman adalah variabel yang dipersepsikan mahasiswi sebagai variabel
yang mendorong dalam pembelian laptop merek Compaq. Terakhir variabel penghasilan orangtua adalah variabel yang dipersepsikan
mahasiswi sebagai variabel yang mendorong dalam pembelian laptop merek Toshiba.
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Perubahan pola konsumsi masyarakat mendorong para produsen untuk terus berinovasi menemukan produk baru atau memperbaharui produk yang
telah ada. Industri makanan sendiri adalah industri yang akan terus bekembang dan dibutuhkan masyarakat, karena makanan dan minuman
merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Makanan dan minuman yang dibutuhkan manusia tidak hanya terbatas makanan dan minuman pokok,
seperti nasi dan air, tetapi berkembang pada kebutuhan makanan dan minuman selingan atau sering disebut camilan. Es krim merupakan salah
satu minuman camilan yang digemari. Banyak produsen es krim bermunculan membuat persaingan antar produsen pun es krim ketat.
Menanggapi persaingan tersebut, Wall’s sebagai produsen es krim Magnum melakukan berbagai cara untuk menjual produknya.
Magnum merupakan produk Wall’s yang mengalami peremajaan produk. Peremajaan produk tersebut dilakukan guna memperkenalkan
kembali bagi konsumen yang belum mengetahui Magnum dan memngingatkan kembali bagi konsumen yang sebelumnya telah mengenal
Magnum. Hal ini dilakukan karena produk Magnum pada Product Life Cycle nya tengah menghadapi masa penurunan. Untuk mengatasi masa
penurunan tersebut, Wall’s melakukan suatu inovasi pada Magnum, salah satunya dengan melakukan komunikasi pemasaran dengan menayangkan
iklan di televisi. Pada iklan Magnum, digunakan model luar negeri yang tidak dikenal oleh masyarakat Indonesia dan banyaknya iklan yang ada saat
ini membuat belum tentu pesan yang disampaikan iklan tersebut dapat tersampaikan ke konsumen dengan baik dan dapat langsung meningkatkan
penjualan. Sedangkan, untuk membuat iklan dan menayangkannya di televisi produsen mengeluarkan biaya yang besar.
Laki-laki dan perempuan memiliki sudut pandang yang berbeda dalam memandang dan menilai sesuatu. Iklan yang ditayangkan mengacu pada
konsumen, konsumen sendiri terdiri dari 2 gender, yaitu laki-laki dan