61 dan langsung ke pabrik karet diduga karena petani tersebut berada pada lokasi
dekat dengan pabrik dan juga merupakan salah satu pedagang pengumpul dari salah satu desa.
Tabel 20. Saluran Penjualan Getah Karet Tahun 2012 Penjualan
Petani n
Pedagang pengumpul desa 46
76,67 Pedagang pengumpul Kecamatan
13 21,67
Langsung ke Pabrik Karet 1
1,67 Total
60 100
6.2. Biaya Tanaman Karet
Struktur biaya peremajaan tanaman karet secara umum dapat dibedakan atas biaya investasi atau biaya pada saat Tanaman Belum Menghasilkan TBM dan
biaya produksi yang meliputi biaya pemeliharaan pada saat Tanaman Menghasilkan TM. Biaya investasi atau biaya TBM adalah biaya yang
dikeluarkan untuk membangun kebun karet sampai tanaman karet berproduksi. Biaya investasi berjumlah sangat besar dan tidak langsung dapat kembali dalam
bentuk uang dalam tahun anggaran yang sama. Biaya TBM meliputi biaya pembukaan areal, pembersihan areal, bibit, upah tenaga kerja, penanaman
tanaman karet, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, serta pemeliharaan tanaman karet sampai tanaman menghasilkan.
Secara umum, biaya yang dikeluarkan pada awal tahun tanaman karet lebih besar pada umur karet tahun-tahun selanjutnya. Hal ini disebabkan pada awal-
awal tahun penanaman terdapat banyak kegiatan yang memerlukan tenaga kerja dan sumberdaya lain dalam jumlah yang banyak. Kegiatan tersebut yaitu seperti
kegiatan membersihkan lahan, menanam bahkan sampai ke pemeliharaan tanaman karet.
Biaya investasi yang paling besar dikeluarkan dari total biaya investasi karet yaitu pada tahun ke nol. Dapat dilihat pada Tabel 21, biaya investasi pada
tahun ke nol mengambil bagian sebesar 89,22 persen dari total biaya investasi. Hal ini dikarenakan pada tahun ke nol banyak biaya investasi yang dikeluarkan
namun pada tahun-tahun berikutnya biaya tersebut tidak dikeluarkan lagi. Biaya
62 tersebut seperti biaya pembelian lahan,pembelian bibit, pembelian peralatan
pertanian dan juga biaya tenaga kerja yang hanya dilakukan pada tahun ke nol saja.
Tabel 21. Biaya Investasi Kebun Karet Rakyat Tahun
Jumlah 82.126.506,80
89,22 1
1.677.678,57 1,82
2 1.838.571,43
2,00 3
1.643.958,33 1,79
4 1.484.926,98
1,61 5
3.279.434,52 3,56
Total 92.051.076,64
100 Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan setelah tanaman
menghasilkan. Biaya produksi yang paling banyak dikeluarkan petani secara rata- rata yaitu berada pada awal-awal tahun pertama karet. Biaya pada tahun pertama
yaitu biaya pada tahun karet belum bisa disadap dan belum menghasilkan yaitu pada tahun ke nol sampai tahun ke lima karet ditanam atau pada saat tanaman
belum menghasilkan TBM. Biaya produksi pada saat TBM meliputi biaya pembelian pupuk, pembelian pestisida dan herbisida serta biaya tenaga kerja.
Namun biaya produksi pada saat TBM termasuk ke dalam biaya investasi. Biaya produksi setelah tanaman karet menghasilkan atau pada saat TM
meliputi biaya pupuk, herbisida, tenaga kerja dan biaya panen. biaya produksi yang paling banyak dikeluarkan petani pada saat TM yaitu biaya tenaga kerja.
Rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan sampai tahun ke 31 karet pada saat TM mencapai lebih dari setengah dari total biaya produksi. Tenaga kerja yang
digunakan berasal dari keluarga sehingga biaya produksi ini tidak terlalu membebankan bagi petani karet.
Biaya produksi yang dibebankan ke petani yaitu seperti biaya pembelian sarana produksi dan biaya panen seperti pembelian zat pembeku karet. Seperti
dapat dilihat pada Tabel 22, persentase pupuk pada tahun ke enam yaitu sebesar 14,95 persen dari total biaya produksi. Persentase pupuk terus meningkat sampai
pada tahun ke sepuluh. Setelah tahun ke sepuluh, penggunaan pupuk oleh petani mulai mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari penurunan biaya pupuk pada
63 tahun ke 11 yaitu hanya sebesar 7,54 persen dari total biaya produksi. Penurunan
penggunaan biaya produksi juga terjadi pada biaya herbisida. Tabel 22. Persentase Biaya Produksi pada Saat TM Tahun 2012
Tahun Pupuk
Herbisida Tenaga Kerja
Zat Pembeku Total
6 14,95
5,50 77,14
2,40 100,00
7 18,90
6,93 71,94
2,24 100,00
8 25,37
4,90 67,64
2,09 100,00
9 15,05
5,47 77,03
2,45 100,00
10 28,81
5,48 63,54
2,17 100,00
11 7,54
12,20 77,61
2,66 100,00
12 8,26
8,88 80,66
2,20 100,00
13 19,85
7,08 70,60
2,47 100,00
14 19,29
2,03 76,47
2,21 100,00
15 7,25
0,00 89,74
3,01 100,00
16 0,00
0,00 96,72
3,28 100,00
17 10,64
3,22 84,51
1,62 100,00
18 0,00
0,00 98,09
1,91 100,00
19 0,00
0,00 98,09
1,91 100,00
20 8,97
3,28 85,73
2,02 100,00
21 4,54
0,00 93,01
2,45 100,00
22 7,09
1,77 88,58
2,57 100,00
23 2,36
2,36 92,69
2,58 100,00
24 3,42
3,42 91,30
1,86 100,00
25 2,77
1,09 93,77
2,37 100,00
26 1,23
0,00 96,15
2,61 100,00
27 0,83
0,00 97,36
1,81 100,00
28 2,81
0,00 95,47
1,73 100,00
29 0,00
0,00 97,94
2,06 100,00
30 2,64
0,00 95,96
1,40 100,00
31 2,60
0,00 95,57
1,83 100,00
Biaya tenaga kerja terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun tidak didikuti dengan peningkatan biaya penggunaan pupuk, herbisida dan
biaya zat pembeku. Hal ini menandakan bahwa, semakin bertambahnya umur karet, petani lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam kegiatan penyadapan
karet dibandingkan dengan kegiatan pemupukan dan pemeliharaan tanaman karet. Penggunaan tenaga kerja yang semakin meningkat setiap tahunnya dapat
dikarenakan petani membutuhkan waktu yang lebih lama melakukan penyadapan karet dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penggunaan waktu yang lebih lama
64 diduga karena petani mulai kesulitan untuk menyadap pohon karet dikarenakan
pohon karet sudah mengalami habis kulit sadap.
6.3. Umur Optimum Peremajaan Karet