Usia X1 Pendidikan X2

73 terkait dengan variabel atau faktor-faktor yang memengaruhi petani dalam melakukan peremajaan.

7.1. Usia X1

Hasil pendugaan koefisien dan pengujian signifikansi variabel menunjukkan bahwa usia merupakan variabel yang memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan di dalam model regresi logistik biner peremajaan kebun karet rakyat. Variabel usia memiliki nilai koefisien sebesar -0,38169 dan nilai odds ratio sebesar 0,68. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa jika usia petani bertambah satu tahun dari umur sebelumnya maka peluang petani untuk tidak melakukan peremajaan meningkat 0,68 kali dari umur sebelumnya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya umur petani maka peluang petani untuk tidak meremajakan kebun karet mereka akan semakin tinggi. Variabel usia merupakan variabel yang sesuai dengan harapan yaitu sesuai dengan pendugaan sebelumnya yang memiliki pengaruh negatif terhadap peremajaan. Namun usia tidak berepengaruh secara signifikan. Hal ini dapat menandakan bahwa faktor usia bukanlah faktor penentu dalam keputusan petani untuk melakukan peremajaan. Petani yang memiliki usia muda ataupun lebih tua tetap mampu melakukan peremajaan pada kebun karet mereka.

7.2. Pendidikan X2

Variabel lain yang berpengaruh negatif di dalam model regresi logistik biner yaitu pendidikan. Variabel pendidikan memiliki koefisien -1,77186 dan nilai odds ratio sebesar 0,17. Variabel pendidikan tidak berpengaruh signifikan di dalam model karena nilai P- value 0,255 yang lebih besar dari α 20 persen. Hal ini menandakan bahwa untuk melakukan peremajaan tidak dipengaruhi oleh pendidikan yang telah ditempuh oleh petani. Hal ini juga memiliki pengertian bahwa kegiatan meremajakan kebun karet bukanlah suatu kegiatan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang. Setinggi apapun tingkat pendidikan petani, maka petani tersebut bisa melakukan peremajaan kebun karet mereka. Variabel pendidikan sebelumnya diduga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peluang petani untuk melakukan peremajaan. Pengaruh yang positif diperkirakan karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka 74 pengetahuan mereka akan semakin tinggi. Pengetahuan yang tinggi akan mampu membuat kesadaran dan pola pikir petani untuk segera melakukan peremajaan pada kebun karet mereka akan semakin besar. Namun hasil statistik mengenai pendugaan koefisien dan uji signifikasi menunjukkan hasil yang berlawanan. Pendugaan yang berbeda dapat disebabkan ketidakmampuan model dalam menjelaskan dikarena sebaran data yang tidak terlalu beragam. Perbedaan antara hasil statistik dan pendugaan sementara dikarenakan pada petani responden yang meremajakan dan yang tidak meremajakan tingkat pendidikan yang ditempuh hampir sama. Seperti pada Tabel 8, sebaran pendidikan formal pada tiga kelompok petani responden tidak terlalu menunjukkan perbedaan. Kelompok petani responden yang meremajakan ataupun yang tidak dan belum meremajakan secara umum memiliki pendidikan yang hampir sama. Pada karakteristik petani responden, kelompok petani yang tidak meremajakan memiliki sebaran pendidikan formal yang cukup merata. Sebaran pendidikan yang cukup merata, bahkan ada yang sudah mencapai pendidikan di perguruan tinggi tetap tidak mampu mendorong petani untuk meremajakan kebun karet mereka yang sudah melewati umur ekonomis. Hal ini dikarenakan pola pikir dan kesadaran petani pada daerah penelitian untuk meremajakan memang tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pendidikan yang diterima. Berdasarkan hasil ini, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan petani belum menjadi terlalu penting untuk diperhatikan dalam keputusan petani untuk melakukan peremajaan.

7.3. Pengalaman X3