Perumusan Masalah Analisis Peremajaan Optimum dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan Petani Melakukan Peremajaan Karet : Studi Kasus Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan).

6 merupakan salah satu kabupaten di Sumatera selatan yang memiliki wilayah yang paling luas. Jenis tanah yang cocok untuk tanaman perkebunan serta lokasi yang cukup dekat dengan pabrik pengolahan karet, menjadi salah satu faktor pendukung untuk pengembangan perkebunan karet. Berdasarkan data Pemerintahan Daerah Kabupaten Banyuasin tahun 2011, Kabupaten ini memiliki luas 11.832,99 kilometer persegi . Wilayah ini sangat berpotensi untuk terus berkembang khusunya di sektor perkebunan karet . Namun dengan wilayah yang luas tidak selalu menjamin dapat meningkatkan produksi dan produktivitas karet di Indonesia, khususnya di Kabupaten Banyuasin sendiri. Berdasarkan data Dinas Perkebunan Sumatera Selatan tahun 2010 pada Tabel 5 diketahui bahwa total luas perkebunan karet di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2009 yaitu 82.875 hektar. Dari total lahan tersebut terdapat sekitar 22,6 persen luas lahan perkebunan karet yang sudah rusak dan tua. Luas lahan yang rusak tersebut harus segera dilakukan peremajaan agar dapat kembali menghasilkan. Dengan jumlah luas lahan yang rusak tersebut dapat mengindikasikan bahwa masih terdapat petani yang belum meremajakan kebun karet yang rusak. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan untuk memilih Kabupaten Banyuasin sebagai tempat penelitian. Tabel 5. Luas Perkebunan Karet Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 No. Keterangan Luas areal Ha 1 Lahan Karet 82.875 2 Lahan Karet Belum Menghasilkan BM 20.499 3 Lahan Karet Telah Menghasilkan TM 53.680 4 Lahan Karet yang Rusak 18.696 Sumber : Dinas Perkebunan Sumatera Selatan 2011

1.2. Perumusan Masalah

Perkebunan karet rakyat di Sumatera Selatan merupakan perkebunan yang paling luas dibandingkan dengan perkebunan karet milik negara ataupun swasta. Sebanyak 95 persen perkebunan karet yang ada di Sumatera selatan merupakan 7 perkebunan karet rakyat 2 . Namun produktivitas yang dihasilkan paling rendah dibandingkan dengan perkebunan milik negara dan swasta. Permasalahan yang dihadapi terkait dengan komoditi karet rakyat pada umumnya yaitu produktivitas dan mutu karet yang masih rendah. Rendahnya produktivitas karet rakyat ini salah satunya dikarenakan banyaknya perkebunan karet yang sudah tua dan rusak. Pada tahun 2009, diketahui bahwa sebanyak lebih dari 150.000 hektar perkebunan karet rakyat di Sumatera Selatan merupakan perkebunan karet yang sudah tua yang berumur di atas 25 tahun, salah satunya terdapat di Kabupaten Banyuasin. 3 . Tanaman karet yang tua dapat membuat produksi menjadi turun dan berujung pada menurunnya produktivitas karet pada petani. Perkebunan karet yang sudah tua dan rusak dapat memberikan kerugian bagi petani yaitu dari sisi biaya yang dikeluarkan dan juga pendapatan yang diterima oleh petani. Biaya yang dikeluarkan petani akan semakin besar dikarenakan adanya perawatan serta pemupukan yang perlu ditingkatkan agar mampu meningkatkan hasil produksi. Petani juga akan menerima pendapatan yang semakin kecil karena produksi yang dihasilkan semakin menurun serta dengan diikuti pengeluaran biaya produksi yang semakin besar. Kemungkinan juga terdapat faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi petani untuk melakukan peremajaan, yaitu itu berupa faktor ekonomi, sosial ataupun demografi. Peremajaan pada perkebunan karet umumnya masih belum banyak dilakukan pada perkebunan rakyat. Peremajaan bila dilihat dari sisi petani dapat mengakibatkan pendapatan petani menjadi berkurang. Pada saat peremajaan dilakukan, petani tidak akan memperoleh pendapatan dari karet karena belum menghasilkan. Apabila mata pencaharian petani hanya bersumber dari karet saja, maka ketika dilakukan peremajaan petani dapat kehilangan sumber pendapatannya. Peremajaan yang belum dilakukan oleh petani diduga juga karena petani kekurangan modal. Petani harus mengeluarkan modal untuk peremajaan namun juga harus memenuhi kebutuhan selama karet yang diremajakan belum 2 Republika. 2009. Ribuan Hekatare Karet Sumsel Perlu Diremajakan. http:binaukm.com201109karet-sebagai-komoditas-perkebunan-unggulan [12 Juli 2010] 3 Loc.cit 8 berproduksi. Hal inilah salah satunya yang diduga membuat peremajaan masih sedikit yang melakukannya. Petani perlu mencari penghasilan lain selama peremajaan agar kebutuhan rumah tangga dapat terpenuhi. Perkebunan karet yang sudah berumur di atas 25 tahun seharusnya dilakukan peremajaan. Namun masih masih terdapat petani yang belum melakukannya. Hal tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor yang memengaruhi keputusan petani untuk melakukan peremajaan pada kebun karet mereka. Perkebunan karet yang dilakukan peremajaan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas serta pendapatan petani karet. Biaya yang dikeluarkan pada saat peremajaan yaitu berupa investasi pada perkebunan tersebut tidak semahal pada saat melakukan pembukaaan kebun baru. Hal ini dikarenakan petani tidak perlu mengeluarkan biaya investasi baru seperti membeli lahan ataupun peralatan yang sudah dimiliki sebelumnya pada saat perkebunan karet didirikan. Perkebunan karet yang sudah rusak dan tua harus segera dilakukan peremajaan agar dapat meningkatkan produktivitas serta memberikan pendapatan yang lebih kepada petani dimasa mendatang. Manfaat peremajaan juga harus dapat dirasakan oleh petani dengan adanya peningkatan produktivitas dan diikuti dengan meningkatnya pendapatan petani. Berdasarkan penjelasan dari uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu : 1. Berapa umur optimum peremajaan karet pada perkebunan karet rakyat? 2. Faktor-faktor apa yang memengaruhi petani untuk melakukan peremajaan karet?

1.3. Tujuan Penelitian