faktor  tersebut,  misalnya  dengan  membujuk  atau  memberikan  sampel  produk sehingga konsumen tertarik untuk mencobanya.
c.  Mengubah  komponen  kognitif  Pendekatan  yang  paling  umum  untuk  mengubah sikap adalah berfokus pada komponen kognitif. Dengan berubahnya kepercayaan,
perasaan dan perilaku, sikap juga akan berubah. Keikutsertaan seseorang di dalam suatu  aktivitas  tertentu  sangat  erat  hubungannya  dengan  pengetahuan,  sikap,  niat
dan perilakunya. Pengetahuan terhadap manfaat suatu kegiatan akan menyebabkan orang mempunyai sikap yang positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap yang
positif ini akan mempengaruhi niat untuk  ikut serta dalam kegiatan  tersebut.  Niat untuk  ikut  serta  dalam  suatu  kegiatan  sangat  tergantung  pada  seseorang
mempunyai  sikap  positif  atau  tidak  terhadap  kegiatan.  Adanya  niat  untuk melakukan  suatu  kegiatan  akhirnya  sangat  menentukan  apakah  kegiatan  akhirnya
dilakukan. Kegiatan yang sudah dilakukan inilah yang disebut dengan perilaku.
2.4  Sistem Pelayanan Kesehatan
Pelayanan  kesehatan  bukanlah  komoditi  yang  dapat  diperjual  belikan,  akan tetapi  pelayanan  kesehatan  merupakan  komoditi  jasa  sehingga  konsumen  perlu
informasi  tentang  jenis  atau  macam  pelayanan  kesehatan  yang  tersedia  serta efektifitas  pelayanan  tersebut  Mills  dan  Gilson,  1990.  Dari  sudut  pandang  supply,
produksi  terpenting  adalah  hasil  pelayanan  kesehatan  dan  keluaran  lainnya, sedangkan  dari  sudut  pandang  demand  masyarakat  ingin  memperbaiki  status
kesehatannya  sehingga  mereka  memerlukan  pelayanan  kesehatan  sebagai  salah  satu
Universitas Sumatera Utara
cara mencapai status kesehatan yang tinggi. Hubungan tersebut merupakan hubungan antara  supply  dan  demand  dalam  pelayanan  kesehatan  yaitu  hubungan  antara
keinginan  sehat  dan  permintaan  terhadap  pelayanan  kesehatan  dengan  penyediaan pelayanan  kesehatan.  Hubungan  ini  kelihatannya  sederhana  tapi  sebenarnya
merupakan  hubungan  yang  sangat  kompleks  terbukti  sering  terjadi  ketidak  sesuaian antara demand dan supply atau sebaliknya. Hal ini penyebab utamanya adalah adanya
kesenjangan informasi yaitu menterjemahkan adanya keinginan dan kebutuhan sehat menadi  konsumsi  perawatan  kesehatan  yang  melibatkan  berbagai  informasi  tentang
macam  perawatan  yang  tersedia,  tentang  efektifitas  pelayanan  Mills  dan  Gilson, 1990.
Padahal  permintaan  terhadap  pelayanan  kesehatan  merupakan  permintaan yang  tidak  pasti  dan  ketidak  tahuan  pasien  tentang  status  kesehatan,  ketersediaan
pelayanan kesehatan dan lain –lain. Dengan demikian pengambilan keputusannya pun
sering sulit dilakukan oleh konsumen Mills dan Gilson, 1990.
2.5  Kepercayaan  atau Keyakinan Kesehatan
Fishbein  dan  Azjen  1975,  menyebutkan  pengertian  kepercayaan  atau keyakinan  dengan  kata  “belief”,  yang  memiliki  pengertian  sebagai  inti  dari  setiap
perilaku  manusia.    Aspek  kepercayaan  tersebut  merupakan  acuan  bagi  seseorang untuk menentukan persepsi terhadap sesuatu objek.
Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat dan kajian bidang kesehatan, penggunaan kata “belief” merupakan hal yang lazim untuk menggambarkan keyakinan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
terhadap  pelayanan  kesehatan  dan  petugas  kesehatan  yang  memberikan  pelayanan kesehatan,  seperti  teori  model  kepercayaan  kesehatan  health  belief  model  menurut
Rosenstock  dalam  Notoatmodjo    2005  dan  kepercayaan  kesehatan  health  belief dalam teori pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut Anderson dalam Notoatmodjo
2005. Keyakinan  atau  kepercayaan  merupakan  sesuatu  yang  berhubungan  dengan
kekuatan  yang  lebih  tinggi,  keilahian  dan  kekuatan  yang  menciptakan  kehidupan. Aspek keyakinan atau kepercayaan dalam kehidupan manusia mengarahkan  budaya
hidup.  perilaku  normal,  kebiasaan,  nilai-nilai  dan  penggunaan  sumber  daya  didalam suatu  masyarakat  akan  menghasilkan  pola  hidup  yang  disebut  kebudayaan  dan
selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku. Keyakinan  individu  dihubungkan  dengan  semua  aspek  kehidupan  individu
termasuk  kesehatan  dan  penyakit  Potter    Perry  dalam  Kadir,  2004.  Ketika  tubuh mengalami sakit dan emosi berada diluar kontrol, maka keyakinan seseorang menjadi
faktor  pendukung  dalam  mencari  pelayanan  pengobatan  untuk  mencapai kesembuhan.
Deutsch dalam Bruhen 2003 mendefinisikan kepercayaan sebagai keyakinan suatu  pihak  akan  menemukan  apa  yang  diinginkan  dari  pihak  lain  bukan  apa  yang
ditakutkan  dari  pihak  lain.  Mayer,  Davis  dan  Schoorman  dalam  Bruhen  2003 menyatakan bahwa kepercayaan adalah kemauan dari salah satu pihak untuk menjadi
tidak  berdaya  vulnerable  atas  tindakan  pihak  lainnya.  Sementara  Barney  dan Hansen dalam Bruhen 2003 berpendapat bahwa kepercayaan merupakan keyakinan
Universitas Sumatera Utara
mutual  dari  kedua  pihak  bahwa  diantara  keduanya  tidak  akan  memanfaatkan kelemahan  pihak  lain.  Costabile  dalam  Bruhen  2003  kepercayaan  atau  trust
didefinisikan  sebagai  persepsi  akan  keterhandalan  dari  sudut  pandang  konsumen didasarkan  pada  pengalaman,  atau  lebih  pada  urut-urutan  transaksi  atau    interaksi
yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan. Definisi  di  atas  memberikan  beberapa  elemen  penting  yaitu  kesedian  dari
salah  satu  pihak  untuk  menjadi  tidak  berdaya,  keyakinan  bersama  bahwa  diantara mereka  tidak  akan  saling  memanfaatkan  kelemahan  mitranya,  serta  adanya  harapan
bahwa pihak lain dapat memberikan kepuasan atas kebutuhannya. Secara umum bagi industri jasa, dasar dari hubungan jangka panjang dengan
konsumen  ada  pada  kepercayaan  konsumen  terhadap  organisasi.  Kepercayaan merupakan  inti  dari  kompleksitas  hubungan  antar  manusia.  Konsep  ini  mewakili
komponen  hubungan  kualitas  yang  berpusat  pada  masa  depan.  Kepercayaan  dapat dikatakan  eksis  ketika  ada  kerelaan  konsumen  untuk  bersandar  sepenuhnya  pada
perilaku perusahaan dimasa depan Bruhen, 2003. Dalam upaya pembentukan kepercayaan ini dibutuhkan salah satu pihak yang
lemah  atau  tidak  berdaya  vulnerable  dimana  terdapat  ketidakpastian  sebagai  hasil dari  keputusan  yang  diambil.  Unsur  ketidakpastian  ini  banyak  terjadi  dalam  bidang
jasa karena keunikan jasa seperti telah disebutkan diatas. Kepercayaan  merupakan  konsep  yang  memfokuskan  diri  pada  masa  depan,
yang memberikan suatu jaminan bahwa patner termotivasi untuk tidak beralih dalam konteks pertukaran dengan pihak lain Gurviez dan Korchia, 2003. Secara psikologi
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan  merupakan  suatu  keyakinan  dan  kemauan  atau  dapat  juga  disebut sebagai  kecenderungan  perilaku  Delgado-Ballester  et  al.,  2003,  sehingga  faktor
kepercayaan  merupakan  variabel  kunci  dalam  hubungan  antara  suatu  organisasi dengan mitra kerjanya.
Beberapa  proses  yang  diperlukan  untuk  menumbuhkan  kepercayaan  adalah Doney  Canon dalam Bruhen, 2003 adalah :
a.  Proses  yang  terkalkulasi.  Menurut  proses  ini  pihak  tertentu  yakin  pada  perilaku positif pihak lain ketika manfaat dari perilaku negatif pihak  yang sama memiliki
konsekuensi biaya yang lebih rendah. b.  Proses  prediktif.  Kepercayaan  menurut  proses  ini  sangat  bergantung  pada
kemampuan pihak tertentu untuk mengantisipasi perilaku pihak lainnya. c.  Proses kemampuan. Proses ini berkaitan erat dengan perkiraan kemampuan pihak
lain dalam memenuhi kewajibannya. d.  Proses intensi. Menurut proses ini kepercayaan didasarkan pada tujuan dan intensi
pihak  lain  serta  ini  mengacu  pada  penilaian  pihak  lain  diluar  pihak-pihak  yang terlibat dalam proses.
Mengacu pada pada beberapa jenis proses di atas terdapat persamaan penting didalamnya  yakni  bahwa  proses  penumbuhan  kepercayaan  membutuhkan
kemampuan mengantisipasi perilaku pihak lain dalam hubungan konsumen-produsen. Seperti  telah  disebutkan  sebelumnya  bahwa  kesuksesan  karyawan  lini  depan  dalam
menghantarkan  jasa  yang  ditawarkan  sangat  ditentukan  oleh  hubungan  pertukaran internal antar bagian dalam organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Djati  dan  Ferrinadewi  2004,  menyatakan  bahwa  terdapat  dimensi  pada manusia  dalam  jasa  merupakan  variabel  kunci  dalam  penciptaan  kepercayaan
konsumen  pada  bidang  jasa.  Proposisi  ini  didasarkan  pada  pemikiran  bahwa kemampuan usaha jasa  untuk  mengantisipasi  keinginan konsumen merupakan fokus
dari  keseluruhan  aktivitas  jasa  yang  ditujukan  untuk  mendorong  komitmen konsumen,  terutama  pada  usaha  jasa  dengan  tingkat  interaksi  yang  tinggi  antara
konsumen dan penyedia jasa. Usaha jasa dengan tingkat interaksi yang tinggi dengan konsumen membuat satu-satunya sumber pengalaman konsumen dengan kinerja jasa
adalah pada proses interaksi yang mereka jalani. Seperti dikatakan sebelumnya bahwa kepercayaan  merupakan  persepsi  konsumen  akan  kehandalan  kinerja  produk  maka
sumber stimulus bagi persepsi konsumen ada pada proses interaksi tersebut Djati dan Ferrinadewi, 2004.
2.6  Pengetahuan