masyarakat  tentang  kebutuhan  pelayanan  kesehatan  tersebut  berimplikasi  pada tingkat pemanfaatan oleh responden juga rendah.
Sesuai penelitian Artati 2005 yang menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan  dengan  kebutuhan  dan  kesediaan  pasien  akan  pelayanan  rawat  inap  di
Poliklinik  24  jam  PT.  RSPS  Cabang  Semarang  adalah  kemudahan  memilih  dokter sesuai  keinginan,  kompetensi  interpersonal  perawat,  ketepatan  hasil  pemeriksaan
laboratorium dan ketersediaan sarana prasarana. Demikian juga penelitian Sugiyanto 2002  tentang  pengaruh  karakteristik  keluarga  terhadap  tindakan  pencarian
pengobatan  berdasarkan  kebutuhan  masyarakat,  menyimpulkan  bahwa  wariabel persepsi  tentang  penyakit,  persepsi  tentang  pengobatan  modern,  pengalaman
pengobatan  modern,  dukungan  pengobatan  modern  dan  tindakan  pertama  pencarian pengobat  dan  obat  modern  atau  tradisional  berhubungan  tindakan  pencarian
pengobatan berdasarkan kebutuhan masyarakat.
5.2.1  Pengaruh Perceived Need terhadap Pemanfaatan RSUD Parapat
Berdasarkan  hasil  uji  statistik  regresi  logistik  berganda,  diketahui  faktor perceived  need  tentang  pelayanan  kesehatan  berpengaruh  terhadap  pemanfaatan
RSUD Parapat  oleh masyarakat.  Mengacu kepada hasil uji tersebut  dapat dijelaskan bahwa  kebutuhan  yang  dipersepsikan  masyarakat  di  Kecamatan  Girsang  Sipangan
Bolon  tentang  kesehatan  akan  menentukan  apakah  masyarakat  memanfaatkan  atau tidak memanfaatkan rumah sakit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Fenomena perceived need masyarakat di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon yang  berimplikasi  terhadap  rendahnya  pemanfaatan  RSUD  Parapat  ditunjukkan  dari
jawaban  responden  tentang  perasaan  sakit  yang  responden  derita  namun  sebanyak 85,3  menyatakan  tidak  memanfaatkan  pelayanan  RSUD  Parapat  tetapi  lebih
memilih ke rumah sakit Ajibata. Gambaran  kebutuhan  yang  dirasakan  perceived  need  masyarakat  terhadap
RSUD Parapat dapat ditunjukkan dari beberapa alasan yang dikemukakan responden sebagai berikut : responden menyatakan perasaan sakit yang responden derita belum
menundukung  pemanfaatan  RSUD  Parapat,  karena  lebih  memilih  rumah  sakit  lain seperti RSU Ajibata. Kondisi ini menunjukkan adanya persaingan antara rumah sakit
pemerintah dengan rumah sakit swasta, sehingga pemerintah Kabupaten Simalungun perlu  melakukan  upaya  pembenahan  dengan  menyesuaikan  pelayanan  dengan
kebutuhan masyarakat. RSUD  Parapat  perlu  dilakukan  lebih  serius,  karena  27,5  responden
menyatakan  jika  penyakit  yang  diderita  tidak  sembuh  meskipun  telah  berulang  kali diobati  biasanya  akan  diobati  ke  rumah  sakit  yang  lebih  besar  ke  Kota
Pematangsiantar,  Medan  atau  bahkan  ke  luar  negeri  Penang.  Sistuasi  demikian sebagai  dampak  dari  pelayanan  yang  dilakukan  oleh  petugas  kesehatan  di  RSUD
Parapat  belum  dirasakan  oleh  masyarakat  sebagai  pengobatan  yang  sesuai  untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya.
Kondisi  yang  digambarkan  di  atas  menunjukkan  bahwa  rumah  sakit  sebagai salah satu pelayanan jasa yang dalam melakukan aktivitasnya, tidak boleh lepas dari
Universitas Sumatera Utara
perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi.  Kedua  hal  tersebut  meningkatkan kesadaran dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan jasa kesehatan yang semakin
baik. Hal ini juga menyebabkan nilai value masyarakat berubah terhadap pelayanan jasa  kesehatan  yang  lebih  bermutu.  Perubahan  ini  merupakan  tantangan  bagi  pihak
rumah sakit yang dihadapkan pada lingkungan usaha yang berubah. Tingkat  persaingan  yang  semakin  ketat  dikalangan  usaha  Rumah  Sakit
mempersyaratkan  adanya  daya  saing  bagi  rumah  sakit  agar  dapat  memenangkan persaingan yang ada. Salah satu bentuk daya saing yang harus diciptakan oleh usaha
rumah  sakit  adalah  kualitas  layanan.  Rumah  sakit  harus  berupaya  meningkatkan kualitas jasa pelayanannya secara terus menerus. Semakin tinggi tingkat pemahaman
masyarakat  terhadap  pentingnya  kesehatan  untuk  mempertahankan  kualitas  hidup, maka  masyarakat  pengguna  akan  semakin  kritis  dalam  menerima  produk  jasa,  oleh
karena itu peningkatan kualitas layanan rumah sakit perlu terus menerus dilakukan. Sesuai  Caurana  dan  Marta  2002  dalam  hasil  penelitiannya  menemukan
bahwa kualitas layanan berpengaruh terhadap pemanfaatan secara berulang loyalitas pasien. Lebih lanjut Rifai 2005 menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa persepsi
masyarakat  tentang  kualitas  jasa  pelayanan  kesehatan  dan  pengaruhnya  terhadap pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan merupakan indikator utama keberhasilan jasa
pelayanan kesehatan. Sesuai  kajian  Trinsnantoro  2005  bahwa  kebutuhan  masyarakat  akan
pelayanan  kesehatan  sudah  semakin  bertambah  seiring  dengan  masalah  kesehatan yang  dihadapinya.  Masih  terbatasnya  pelayanan  yang  disediakan  pada  sarana
Universitas Sumatera Utara
pelayanan  kesehatan  seperti  rumah  sakit,  sehingga  masyarakat  hanya  dapat memanfaatkan pelayanan ada terutama pelayanan pengobatan. Sedangkan kebutuhan
masyarakat tidak saja pada upaya kuratif tetapi juga upaya promotif dan preventif. Masih  terbatasnya  pemanfaatan  atau  permintaan  masyarakat  terhadap
pelayanan  kesehatan  dikarenakan  masyarakat  belum  mengetahui  akan  kebutuhan kesehatannya.  Secara  umum  keadaan  permintaan  demand  dan  kebutuhan  need
pelayanan kesehatan dapat digambarkan dalam suatu konsep yang disebut fenomena gunung  es.  Konsep  ini  mengacu  pada  pengertian  bahwa  demand  yang  benar
seharusnya  merupakan  bagian  dari  need.  Secara  konseptual,  need  akan  pelayanan kesehatan  dapat  berwujud  suatu  gunung  es  yang  hanya  sedikit  puncaknya  terlihat
sebagai demand  Trinsnantoro, 2005. Kebutuhan  terhadap  pelayanan  kesehatan  sangat  dipengaruhi  oleh  persepsi
masyarakat terhadap kesehatan itu sendiri. Disamping itu masalah persepsi mengenai risiko sakit merupakan hal yang penting. Sebagian masyarakat sangat memperhatikan
status  kesehatannya,  sebagian  lain  tidak  memperhatikanya.  Penelitian  Trinsnantoro 2005  menggambarkan  bahwa  sebagian  besar  76,3  masyarakat  yang
memanfaatkan  puskesmas  adalah  yang  tidak  berpendidikan  dan  berpendidikan rendah.  Seseorang  dengan  pendidikan  tinggi  cenderung  mempunyai  demand  yang
lebih  tinggi.  Pendidikan  yang  lebih  tinggi  cenderung  meningkatkan  kesadaran  akan status kesehatan, dan konsekuensinya untuk menggunakan pelayanan kesehatan.
Menurut  Shaik  dan  Hatcher  2004  pemanfaatan  pelayanan  kesehatan pemerintah maupun swasta, formal maupun non formal, terkait dengan faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
sosiodemografis,  tingkat  pendidikan,  kepercayaan  dan  praktek  kultural,  diskriminasi gender,  status  perempuan,  kondisi  lingkungan,  sistem  politik  dan  ekonomi,  pola
penyakit  serta  sistem  pelayanan  itu  sendiri.  Beberapa  kebijakan  pemerintah  tidak memperhitungkan  perbedaan  antara  daerah  pedesaan  dan  perkotaan  dan  bagaimana
perbedaan tersebut dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan kebijakan. Hal itu dapat mendorong terjadinya perbedaan pada hasil kebijakan antara desa dan kota sebab satu
kebijakan  tidak  bisa  untuk  semua  daerah  one  size  does  not  fit  all.  Kebijakan kesehatan  lebih  menguntungkan  bagi  daerah  pedesaan  jika  pembuat  kebijakan
memperhatikan  isu-isu  tertentu  yang  timbul  pada  masyarakat,  seperti  program  dan kebijakan  kesehatan.  Menurut  Namara  2007  Dengan  menggunakan  sudut  pandang
masyarakat  pedesaan  untuk  mengembangkan  dan  mengimplementasikan  fase-fase kebijakan  serta  program  diperlukan  fleksibilitas  rancangan  kebijakan  sehingga
masyarakat dapat meningkatkan aksesnya ke sumber-sumber pelayanan kesehatan. Kebijakan pembangunan RSUD Parapat diharapkan dapat menjadi salah satu
pilihan  yang  tepat  untuk  mengatasi  masalah  kesehatan  masyarakat  di  wilayah Kecamatan  Girsang  Sipangan  Bolon.  Kebijakan  tersebut  seharusnya  efektif  untuk
memenuhi  tujuan  kebijakan  dalam  ukuran  waktu  dan  hasil  yang  diharapkan. Walaupun RSUD Parapat merupakan rumah sakit umum Klas D namun mempunyai
potensi  yang  besar  dapat  dimanfaatkan  secara  optimal  dan  statusnya  ditingkatkan menjadi rumah sakit yang ideal bagi masyarakat.
Dalam  membahas  konsep  demand  sektor  kesehatan,  perlu  ada  pembedaan mengenai  demand  for  health  dan  demand  for  health  care.  Hal  ini  penting  untuk
Universitas Sumatera Utara
dibahas  mengingat  terdapat  berbagai  hal  dalam  sektor  kesehatan  yang  berbeda dengan  sektor  lainnya.  Beberapa  pertanyaan  kunci  dalam  membahas  demand  for
health  dan  demand  for  health  care:  a  mengapa  orang  ingin  sehat?,  b    apa  yang menentukan  demand  seseorang  untuk  menjadi  sehat?,  c  apa  pengaruh  pelayanan
kesehatan  dalam  meningkatkan  status  kesehatan?.  Dalam  pemikiran  rasional,  semua orang  ingin  menjadi  sehat  karena  kesehatan  merupakan  modal  untuk  bekerja  dan
hidup.  Kebutuhan untuk menjadi sehat tidaklah sama antarmanusia. Seseorang yang kebutuhan  hidupnya  sangat  tergantung  dari  kesehatannya  tentu  akan  mempunyai
demand  yang  lebih  tinggi  akan  status  kesehatannya.  Sebagai  contoh,  seorang  atlet profesional akan lebih memperhatikan status kesehatannya dibanding seseorang yang
menganggur.  Pertanyaan  selanjutnya  adalah  bagaimana  hubungan  antara  demand terhadap  kesehatan  dengan  demand  terhadap  pelayanan  kesehatan?  Menurut  Teori
Blum, kesehatan dipengaruhi oleh: 1 keturunan; 2 lingkungan hidup, 3 perilaku, dan 4 pelayanan kesehatan. Akan tetapi konsep ini dinilai sulit untuk menerangkan
hubungan antara demand terhadap kesehatan dan demand terhadap. Menurut  penelitian  Grossman  dalam  Adisasmito  2008,  faktor  yang  sangat
berpengaruh dalam khasanah ekonomi kesehatan menggunakan teori modal manusia human capital  untuk  menggambarkan  demand untuk kesehatan dan  demand untuk
pelayanan  kesehatan.  Dalam  teori  ini  disebutkan  bahwa  seseorang  melakukan investasi  untuk  bekerja  dan  menghasilkan  uang  melalui  pendidikan,  pelatihan,  dan
kesehatan.  Keinginan  seseorang  untuk  menjadi  lebih  sehat  dalam  hidup  didasarkan pada  penilaian  diri  terhadap  status  kesehatannya.  Keinginan  untuk  lebih  sehat
Universitas Sumatera Utara
diwujudkan  dalam  perilaku  mencari  pertolongan  tenaga  kedokteran  Keadaan kesehatan  yang  oleh  tenaga  kedokteran  dinyatakan  harus  mendapatkan  penanganan
medis.
5.2.2  Pengaruh Evaluated Need terhadap Pemanfaatan RSUD Parapat