Definisi Komunikasi Soal Komunikasi Matematika

lambang. Perspektif mekanis adalah aktifitas mekanik yang dilakukan oleh komunikator yang sangat bersifat situasional dan kontekstual. Menurut pembagian bidangnya, komunikasi terbagi meliputi komunikasi sosial, organisasional, bisnis, politik, internasional, komunikasi antar budaya, pembangunan, tradisional dan lain-lain. 14 Tujuan komunikasi terdiri dari soal mengubah sikap, opini, perilaku, masyarakat, dan lainnya. Menurut fungsinya komunikasi adalah menginformasikan, mendidik, mempengaruhi. 15 Hambatan dalam komunikasi ditemui dalam proses belajar mengajar antara lain : 1 Verbalisme, dimana guru menerangkan dengan kata-kata lisan. Pada kondisi seperti ini hanya guru yang aktif sedangkan murid lebih banyak pasif dan komunikasi bersifat satu arah 2 Perhatian yang bercabang, yaitu murid yang tidak terpusat pada informasi yang disampaikan gurunya, tetapi bercabang ke perhatian yang lainnya. 3 Kekacauan penafsiran, bedeanya daya tangkap murid, sehingga sering terjadi istilah-istilah yang sama diartikan berbeda. 4 Tidak adanya tanggapan, yaitu murid tidak merespon secara aktif apa yang disampaikan oleh guru, sehingga tidak terbentuk sikap yang diinginkan. 5 Kurang perhatian, disebabkan prosedur dan metode pengajaran kurang bervariasi, sehingga penyampaian informasi yang “monoton” menyebabkan timbulnya kebosanan pada murid 6 Keadaan fisik dan lingkungan yang mengganggu, misalnya objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan yang terlalu cepat atau 14 Ibid. h. 84 15 Ibid. lambat, dan objek yang terlalu kompleks serta konsep yang terlalu luas, sehingga menyebabkan tanggapan menjadi mengambang. 7 Sikap pasif anak didik, yaitu tidak bergairahnya siswa dalam mengikuti pelajaran. 16 Berdasarkan teknik komunikasi, komunikasi terbagi menjadi komunkasi informatif, persuasif, pervasif, koersif, instruktif, dan hubungan manusiawi. Metode komunikasi meliputi jurnalistik, hubungan masyarakat, periklanan, propaganda, perang urat saraf, dan perpustakaan. 17 Maka, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah interaksi dua orang atau lebih dengan tujuan menyampaikan sesuatu. Fungsi yang ingin dicapai dari komunikasi adalah terjalin hubungan sosial diantara dua orang tersebut atau lebih.

c. Konsep Komunikasi Matematika

Sesuai dengan NCTM tentang kemampuan komunikasi yaitu 1 Organize and consolidate their mathematical thinking through communication yakni mengatur dan mengkonsolidasikan pemikiran matematika mereka melalui komunikasi. 2 Communicate their mathematical thinking coherently and clearly to peers, teachers, and others yakni mengkomunikasikan pemikiran matematika mereka yang saling berkaitan dan menjelaskan kepada rekan-rekan, guru, dan orang lain. 3 Analyze and evaluate the mathematical thinking and strategies of others yakni menganalisis dan mengevaluasi pemikiran matematika dan strategi orang lain. 16 Usman, M Basyirudin, Asnawir., Media pembelajaran, Jakarta: Ciputat pers, 2002, h. 6 17 Ibid. 4 Use the language of mathematics to express mathematical ideas precisely yakni menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara tepat. 18 Menurut Utari sumarmo mengatakan kegiatan yang tergolong pada komunikasi matematik di antaranya adalah : 1 Menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, idea, atau model matematik. 2 Menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan. 3 Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika. 4 Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis 5 Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragrap matematika dalam bahasa sendiri. 6 Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi. 7 Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari. 19 Menurut LACOE Los Angeles Country Office of Education menyatakan terdapat beragam bentuk komunikasi matematik antara lain : 1 Merefleksi dan mengklarifikasi pemikiran tentang ide-ide matematika. 2 Menghubungkan bahasa sehari-hari dengan bahasa matematika yang menggunakan simbol-simbol. 3 Menggunakan keterampilan membaca, mendengarkan, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematika. 4 Menggunakan ide-ide matematika untuk membuat dugaan conjecture dan membuat argumen yang meyakinkan. 20 18 NCTM, Principles and Standards for school mathematics, NCTM, 2000, h. 348 19 Utari sumarmo, “Berfikir dan Disposisi Matematik : Apa, Mengapa, dan Bagaimana dikembangka n pada peserta didik”, Makalah pada Diktat InstrukturPengembangan Matematika SMA, Bandung, UPI, 2010, tidak dipublikasikan, h. 6-7 20 Ali Mahmudi, “Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika”, dalam jurnal MIPA UNHALU vol. 8 nomor 1, februari 2009, ISSN 1412-2318, Yogyakarta : UNY, h.3 Menurut LACOE Los Angeles Country Office of Education komunikasi matematik terbagi menjadi dua cakupan yaitu Komunikasi tertulis maupun lisan atau verbal. Komunikasi tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel, dan sebagainya yang menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi tertulis juga dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang menggambarkan kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan dan penjelasan verbal suatu gagasan matematika. Komunikasi lisan dapat terjadi melalui interaksi antarsiswa misalnya dalam pembelajaran dengan setting diskusi kelompok. 21 Sedangkan menurut Vermont Department of Education , komunikasi melibatkan 3 aspek, yaitu : 1 Menggunakan bahasa matematika secara akurat dan menggunakannya untuk mengkomunikasikan aspek-aspek penyelesaian masalah, 2 Menggunakan representasi matematika secara akurat untuk mengkomunikasikan penyelesaian masalah, dan 3 Mempresentasikan penyelesaian masalah yang terorganisasi dan terstruktur dengan baik. 22 Turmudi mengatakan “the situation is imaginary or real students gained from the experience, making the learning of mathematics as an activity that is useful and meaningful which emphasizes reasoning instead of mathematical formulas. ” 23 Berdasarkan pendapat Turmudi artinya, dengan komunikasi siswa dibangkitkan daya imajinasinya sehingga belajar bukan terpaku dalam rumus tapi daya nalar maka siswa memperoleh pengalaman yang menarik dan membuat pembelajaran matematik menjadi lebih bermakna . Untuk mengukur kemampuan komunikasi dibutuhkan indikator. Utari sumarmo membuat indikator kemampuan komunikasi antara lain : 21 Ibid 22 Ibid 23 C. Indah Nartani, dkk, Communication in Mathematics Contextual, International Journal of Innovation and Research in Educational Sciences, Volume 2, 2015, h. 2 1 Menyatakan situasi atau masalah ke dalam bentuk model matematika gambar, tabel, diagram, relasi ekspresi matematika 2 Menyatakanmenjelaskan model matematika gambar, tabel, diagram, ekspresirelasi matematika ke dalam bahasa biasa 3 Mendengarkan, berdiskusi, menulis matematika 4 Membaca presentasi matematika 5 Menjelaskanbertanya tentang matematika. 24 Dapat disimpulkan kemampuan komunikasi ialah segala bentuk penyampaian solusi permasalahan matematik. Ditinjau dari aspeknya terbagi menjadi tiga yaitu penyampaian dalam bentuk verbal, simbol atau ekspresi matematis dan dalam bentuk gambar grafik, diagram, tabel, relasi. Sedangkan yang dimaksud dengan soal komunikasi matematika ialah soal- soal yang sesuai dengan indikator kemampuan komunikasi matematika.

2. Bahan Ajar

Pada aktifitas pembelajaran dibutuhkan saran penunjang dan pelengkap. Salah satu sarana penunjang pembelajaran adalah bahan ajar. Pengertian bahan belajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 25 Dalam modul pengembangan bahan ajar dikmenti, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guruinstruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. 26 Menurut National Center for Competensy Based Training, Bahan ajar juga diartikan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru 24 Utari sumarmo, “Mengembangkan Instrument untuk mengukur High Order Mathematical Thinki ng Skills Dan Affective Behavior,” Workshop Pendidikan Matematika di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2014, h. 7, tidak dipublikasikan. 25 Ika Kurniawati, Pengembangan Bahan Ajar, h. 2, 2016 httpbelajar.kemdikbud.go.id 26 Panduan pengembangan bahan ajar ttp, Departemen pendidikan nasional direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah, 2008, h. 6