Instrumen Penelitian Survei Kepuasan Pelanggan

produk yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti: mobil, pakaian, dan lain- lain. Pendorong kelima adalah berhubungan dengan biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk tersebut. Kepuasan Pelanggan 1. Elemen Produk 6. Elemen Budaya 2. Elemen Penjualan 3. Elemen Purna Jual 4. Elemen Lokasi 5. Elemen Waktu Gambar 3 Berbagai elemen pemberi kepuasan pelanggan Wellington 1998

C. Survei Kepuasan Pelanggan

Kebanyakan pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan melalui metode survei. Survei ini bisa dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis ataupun lisan, wawancara per telepon atau tatap muka, kelompok fokus focus group atau intercept. Pengukuran intercept adalah riset dimana peneliti mencegat pelanggan saat mereka masuk atau keluar dari suatu tempat bisnis dan mengajukan pertanyaan. Pelanggan tersebut ”tertangkap”. Teknik intercept ini bisa merupakan survei tertulis, lisan atau gabungan dari keduanya Gerson 2002. Pengukuran kepuasan pelanggan dapat dilakukan secara langsung melalui pertanyaan kepada pelanggan dengan ungkapan: sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas, dan sangat puas Rangkuti 2006.

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah keusioner. Pengembangan dan penggunaan kuesioner kepuasan pelanggan secara umum terdiri dari 3 tahap, yaitu Hayes 1992: 1 mengidentifikasi persyaratan pelanggan atau dimensi mutu yang merupakan karakteristik penting dari sebuah produk atau jasa; 2 mengembangkan kuesioner, termasuk berbagai komponen spesifik untuk memperoleh informasi spesifik tentang persepsi pelanggan berkaitan dengan persyaratan pelanggan yang teridentifikasi pada tahap 1; 3 penggunaan kuesioner untuk tujuan spesifik. Model umum untuk mengembangkan dan menggunakan kuesioner kepuasan pelanggan digambarkan pada Gambar 4. Pengukuran kepuasan pelanggan dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan mengenai dimensi mutu produk biasanya menggunakan skala lima likert, yaitu: skala 1 sampai 5 yang menunjukkan sangat tidak puas sampai dengan sangat puas. Pertanyaan dalam kuesioner harus dapat dimengerti oleh responden dengan mudah dan jelas. Pertanyaan yang tidak dapat dimengerti oleh akan menyebabkan responden menolak untuk menjawabnya atau menjawab secara tidak tepat. Hal ini akan menyulitkan dalam melakukan analisis data nantinya. Oleh sebab itu, untuk menghindari masalah tersebut sebaiknya kata atau kalimat yang digunakan mudah dimengerti dan tidak bermakna ganda ambiguous, hindari pertanyaan yang bias, mengarahkan leading responden, alternatif dan asumsi yang implisit, terlalu umum dan berupa perkiraan atau dugaan serta gunakan pernyataan yang bersifat positif dan negatif Malhotra 2004. Mengembangkan dan mengevaluasi kuesioner Menggunakan kuesioner Menentukan kebutuhan pelanggan Gambar 4 Model umum untuk pengembangan dan penggunaan kuesioner kepuasan pelanggan Hayes 1992; Supranto 2006 Kuesioner sebagai intrumen pengukuran harus valid dan dapat diandalkan reliable. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur atau sesuai dengan tujuan pengukuran Malhotra 2004; Kountur 2007 atau sejauh mana fakta-fakta mendukung kesimpulan yang dibuat berdasarkan nilai hasil pengukuran Hayes 1992. Validitas dikatakan sempurna jika tidak ada kesalahan pengukuran atau nilai hasil pengukuran sama dengan nilai hasil sebenarnya dengan nilai kesalahan eror sistematik dan acak random sama dengan nol Malhotra 2004. Pengujian validitas kuesioner dimaksudkan untuk memperoleh jaminan atau keyakinan bahwa nilai hasil pengukuran mewakili dimensi-dimensi produk yang dimaksudkan untuk diukur. Metode untuk memastikan validitas kuesioner Hayes 1992; Malhotra 2004 adalah 1 content-related strategy contentface validity berfokus pada apakah butir-butir pertanyaan mewakili keseluruhan item kepuasan pelanggan. Validitas isi content adalah evaluasi yang subyektif terhadap isi kuesioner skala yang mewakili pengukuran yang dilakukan; 2 criterion-related strategy criterion validity berfokus pada hubungan antara ukuran-ukuran apa yang diukur dan apakah nilai hasil pengukuran memperkirakan apa yang seharusnya diperkirakan. Validitas kriteria menguji apakah skala pengukuran menunjukkan hubungan yang diharapkan antar variabel yang dipilih sebagai kriteria yang mengandung arti atau makna tertentu; dan 3 construct-related strategy construct validity, spesifik kepada apakah ukuran-ukuran apa yang diukur berhubungan atau tidak. Reliabilitas kuesioner adalah sejauh mana hasil pengukuran bebas dari variasi kesalahan acak random error variance Hayes 1992; Malhotra 2004. Semakin kecil nilai kesalahan berarti semakin tinggi reliabilitas atau keandalan pengukuran reliability of measurement, begitu pula sebaliknya. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi hasil pengukuran jika dilakukan pengukuran kembali terhadap dimensi atau karakteristik yang sama. Reliabilitas disebut juga sebagai: a consistency; b stability; c dependability; d predictability; dan e accuracy. Metode mengukur reliabilitas di antaranya terdiri dari: a splithalf; b cronbach alfa; c variance component Suharjo 2006. Bentuk atau pendekatan umum untuk menguji reliabilitas kuesioner adalah 1 test-retest reliability dilakukan dengan memberikan responden satu set skala item pertanyaan yang sama identik pada dua waktu yang berbeda dengan kondisi yang hampir sama. Digunakan koefisien korelasi untuk membandingkan 2 pengukuran tersebut; 2 equivalent form reliability alternative forms reliability. Pengujian ini memerlukan dua bentuk skala item pertanyaan yang sama equivalent dan dilakukan pada responden yang sama dalam dua waktu yang berbeda. Korelasi dapat dilihat dari rata-rata mean, varian variance, dan interkorelasi pada ke- dua bentuk kuesioner tersebut; dan 3 internal consistency menjelaskan hubungan timbal-balik interrelationship antara item butir-butir pertanyaan dalam kuesioner, semakin tinggi interrelationship antar butir-butir pertanyaan semakin tinggi reliabilitas kuesioner. Metode pengujian yang digunakan adalah split-half reliability dan cronbach’s alpha.

2. Teknik Sampling