memiliki sumber daya yang terbatas. Jadi mereka memilih produk yang memberi nilai dan kepuasan terbesar dari uang mereka. Ketika didukung oleh daya beli,
keinginan menjadi permintaan demands. Pelanggan memandang produk sebagai kumpulan manfaat dan memilih produk yang memberi mereka kumpulan manfaat
terbaik dari uang mereka Kotler dan Armstrong 2001. Dalam pemasaran, kita selalu berbicara tentang bagaimana memenuhi
kebutuhan yang belum terpenuhi. Dewasa ini, ada begitu banyak produk yang dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan. Semantara itu, akan selalu ada
kebutuhan yang tidak terpenuhi, dengan lahirnya tiap-tiap bayi berarti lahir pula segudang kebutuhan baru yang belum terpenuhi atau gaya hidup life style yang
selalu menciptakan tren-tren baru yang berarti terciptanya kebutuhan baru. Orang dapat mencoba memuaskan kebutuhan tersebut dengan bermacam cara. Strategi
pemasaran untuk memuaskan kebutuhan adalah menawarkan sesuatu yang bernilai untuk ditukar dengan sesuatu yang diinginkan pihak lain. Konsep dasar
pemasaran adalah pertukaran dan salah satu tujuan pemasaran adalah menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan yang sudah jelas dari pasar sasaran yang sudah
jelas pula Kotler 2006. Fokus pada pelanggan merupakan bagian dari proses yang mengarah kepada
perbaikan berkesinambungan organisasi dan pemahaman terhadap harapan pelanggan adalah prasyarat untuk peningkatan mutu dan pencapaian kepuasan
total. Oleh sebab itu organisasi harus mampu memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan di masa mendatang, memenuhi persyaratan dan terus berupaya
untuk memenuhi harapan pelanggan ISO 2000a.
2. Kepuasan Pelanggan
Pelanggan biasanya menghadapi sederetan besar produk dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tertentu. Bagaimana mereka memilih di antara sedemikian
banyak produk dan jasa?. Konsumen membuat pilihan pembelian berdasarkan persepsi mereka terhadap nilai yang melekat pada berbagai produk dan jasa
Kotler dan Armstrong 2001. Pelanggan sangat memerhatikan kualitas, pelayanan, dan nilai. Hal tersebut menciptakan peluang yang kompetitif di pasar
yang masih kurang digarap. Banyak perusahaan dan industri sedang meningkatkan kualitas, layanan dan nilai mereka, namun belum merupakan
atribut keunggulan yang membedakan Kotler 2006. Persaingan yang semakin meningkat telah memicu perusahaan bisnis untuk lebih memperhatikan
kepuasan pelanggan. Menurut Kotler 2005a, kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja hasil produk yang dirasakan dan yang diharapkannya
. Pada dasarnya pengertian
kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil. Engel 1990 dan Pawira 1993 dalam Rangkuti 2006 mengatakan
bahwa pengertian tersebut dapat diterapkan dalam penilaian kepuasan atau ketidakpuasan terhadap satu perusahaan tertentu karena keduanya berkaitan erat
dengan konsep kepuasan pelanggan, sebagaimana dijelaskan pada Gambar 2. Akhirnya, perusahaan harus beroperasi berdasarkan filosofi bahwa ia
mencoba untuk menyerahkan satu tingkat kepuasan tinggi dengan tunduk pada penyerahan tingkat kepuasan yang dapat diterima kepada pemercaya lain, dengan
adanya sumber daya totalnya Rangkuti 2006.
Tujuan perusahaan Kebutuhan dan
keinginan pelanggan Produk
Nilai produk bagi pelanggan
Harapan pelanggan terhadap produk
Tingkat Kepuasan Pelanggan
Gambar 2 Diagram konsep kepuasan pelanggan Rangkuti 2006
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan customer satisfaction bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai, relatif terhadap harapan pembeli. Jika
kinerja produk jauh lebih rendah dari harapan, pembeli tidak terpuaskan. Jika kinerja produk melebihi yang diharapkan, pembeli lebih senang. Pelanggan yang
merasa puas akan kembali membeli, dan mereka akan memberitahu yang lain tentang pengalaman baik mereka dengan produk tersebut. Kunci kepuasan
pelanggan adalah menyesuaikan harapan pelanggan dengan kinerja perusahaan. Perusahaan yang pintar bermaksud untuk memuaskan pelanggannya dengan
hanya menjanjikan apa yang dapat mereka berikan, kemudian memberikan lebih banyak dari yang mereka janjikan Kotler dan Armstrong 2001.
Dalam mencapai kepuasan pelanggan, perusahaan harus mempertimbangkan elemen-elemen yang mempengaruhinya. Terdapat enam
elemen pemberi kepuasan pelanggan, yaitu: 1 produk; 2 penjualan; 3 purna jual; 4 lokasi; 5 waktu; dan 6 budaya, sebagaimana diilustrasikan pada
Gambar 3. Elemen budaya memberi pengaruh paling besar karena ini merupakan sumber nilai-nilai dan sistem keyakinan yang menentukan siapa yang dilayani
perusahaan. Setiap elemen akan terdiri dari faktor yang merupakan pertimbangan yang ada dalam benak pelanggan pada saat melakukan pembelian Wellington
1998. John Chambers, CEO Cisco Systems, mengungkapkannya dengan baik: ”Jadikanlah pelanggan pusat dari budaya Anda” Kotler 2005.
Menurut Irawan 2007 terdapat lima pendorong driver utama kepuasan pelanggan. Pendorong pertama adalah kualitas produk. Pelanggan akan puas
kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut, ternyata kualitas produknya baik. Kualitas produk dalam hal ini terdiri dari: performance,
durability, feature, reliability, consistency, dan design. Pendorong kedua adalah harga. Bagi pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber
kepuasan karena mereka akan mendapatkan value of money yang tinggi. Pendorong ketiga adalah kualitas layanan service quality. Kualitas layanan
sangat bergantung pada tiga hal, yaitu: sistem, teknologi, dan manusia. Pendorong keempat adalah faktor emosi emotional factor, khususnya untuk
produk yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti: mobil, pakaian, dan lain- lain. Pendorong kelima adalah berhubungan dengan biaya dan kemudahan untuk
mendapatkan produk tersebut.
Kepuasan Pelanggan
1. Elemen
Produk 6.
Elemen Budaya
2. Elemen
Penjualan
3. Elemen
Purna Jual 4.
Elemen Lokasi
5. Elemen
Waktu
Gambar 3 Berbagai elemen pemberi kepuasan pelanggan
Wellington 1998
C. Survei Kepuasan Pelanggan