Kehilangan Pendapatan Karena Memilih Tidak Bekerja

51 Perhitungan biaya pencegahan banjir dihitung dengan cara mengkonversikan biaya yang dikeluarkan masyarakat pada tahun tertentu ke nilai saat ini present value dengan menggunakan tingkat suku bunga yang berlaku. Metode ini dikenal dengan compounding. Pada penelitian ini, seluruh biaya yang dikeluarkan responden dalam melakukan upaya pencegahan telah dikonversi kedalam nilai saat ini yaitu pada Tahun 2013 dengan tingkat suku bunga deposito Bank Indonesia 5.75 periode 11 April 2013. Total biaya pencegahan yang dikeluarkan masyarakat dalam upaya pembuatan tanggul adalah sebesar Rp 7 552 395.98. Selanjutnya, total biaya pencegahan yang dikeluarkan masyarakat melalui upaya peninggian lantai dasar yaitu sebesar Rp 557 103 617.26. Kemudian, total biaya pencegahan melalui upaya penambahan lantai yaitu sebesar Rp 1 075 669 554. Penjumlahan ketiga total biaya pencegahan tersebut menghasilkan total keseluruhan biaya pencegahan yang dikeluarkan masyarakat yaitu sebesar Rp 1 640 325 566.81 Tabel 21. Tabel 21 Biaya pencegahan No Upaya Pencegahan Jumlah Biaya Rp Rata-rata biaya RpKK Populasi KK Total Biaya pencegahan Rp 1 Pembuatan tanggul 368 409.56 184 204.78 41 7 552 395.98 2 Peninggian lantai dasar 67 939 465.52 13 587 893.10 41 557 103 617.26 3 Penambahan lantai rumah 52 471 685.54 26 235 842.77 41 1 075 669 554.00 Total 1 640 325 566.81 Sumber: Data primer diolah 2013 52 VIII PROGRAM PENGENDALIAN KERUSAKAN SITU PLADEN DAN KESESUAIANNYA DENGAN HARAPAN MASYARAKAT Terdapat beberapa program yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Depok dalam mengendalikan kerusakan Situ Pladen. Program-program tersebut antara lain normalisasi dan penurapan situ, penanaman pohon, pembuatan saluran di pinggiran situ, pemantauan kualitas air, pembersihan situ, pengecoran pinggiran situ dan lain-lain. Program tersebut dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air BMSDA, Badan Lingkungan Hidup BLH, dan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok yang bekerjasama dengan Kelompok Kerja Pokja Situ Pladen. Pada penelitian ini, terdapat 3 program yang diidentifikasi fungsinya dan kesesuainya dengan harapan masyarakat. Adapun 3 program tersebut antara lain normalisasi situ melalui kegiatan pengerukan, penanaman pohon, dan pembuatan saluran di pinggiran situ. Secara umum, fungsi dari ketiga program tersebut adalah untuk mengembalikan fungsi situ sebagai kawasan resapan air sehingga tidak menimbulkan banjir pada musim hujan. Program yang sesuai dengan harapan masyarakat adalah program yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Program pertama yang diidentifikasi adalah normalisasi situ melalui tindakan pengerukan. Berdasarkan informasi dari Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air BMSDA, program ini sudah beberapa kali dilakukan oleh Dinas BMSDA. Pada Tahun 2010, dana perbaikan situ ini selain berasal dari Pemerintah Kota Depok, juga dibantu oleh Pemerintah Pusat. Fungsi dari program ini ialah untuk mengatasi pendangkalan akibat sedimentasi dan sampah yang dibuang ke Situ Pladen. Pendangkalan tersebut menyebabkan Situ Pladen sering meluap pada musim hujan dan menggenangi pemukiman masyarakat di sekitarnya. Menurut informasi dari Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air Kota Depok, program normalisasi yang sudah dilaksanakan pemerintah belum efektif dalam mengendalikan kerusakan Situ Pladen. Hal ini karena program tersebut belum bisa mengatasi masalah banjir yang setiap tahun terjadi di wilayah tersebut.