8 contoh, konversi lahan menjadi pemukiman dapat menyebabkan pendangkalan.
Secara alami, pendengkalan juga disebabkan oleh adanya sedimentasi yang merupakan hasil erosi. Menurut KLH dan PKSPL IPB 2003, dampak negatif
sedimentasi terhadap biota sungai diantaranya terganggunya sistem pernapasan biota air, meningkatkan kekeruhan air, dan dapat menimbulkan masalah
eutrofikasi. Salah satu upaya pengelolaan yang mempunyai faktor besar untuk mengurangi laju erosi adalah penanaman pohon Kodoatie dan Sjarief 2005.
2.3 Banjir
Pembangunan ekonomi yang cenderung mengeksploitasi sumberdaya alam telah menimbulkan dampak-dampak negatif yang setiap tahun terjadi dan
cenderung meningkat. Salah satu dampak negatif tersebut adalah banjir. pengertian banjir adalah aliran air di permukaan tanah surface water yang relatif
tinggi dan tidak dapat ditampung oleh saluran drainase atau sungai, sehingga melimpah ke kanan dan kiri serta menimbulkan genangan atau aliran dalam
jumlah melebihi normal dan mengakibatkan kerugian pada manusia Naryanto et
al. 2009.
Kerusakan pada situ menyebabkan fungsi situ sebagai kawasan resapan air menurun. Akibatnya setiap musim penghujan menimbulkan genangan banjir dan
merugikan masyarakat sekitar. Penyebab banjir pada dasarnya disebabkan oleh 3 hal, antara lain Naryanto et al. 2009:
1 Kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang dan berdampak pada perubahan alam.
2 Peristiwa alam seperti curah hujan yang sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya.
3 Degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada daerah aliran sungai, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan
alur sungai, dan sebagainya. Ada 4 strategi dasar untuk pengelolaan daerah banjir meliputi Grigg 1996
dalam Kodoatie dan Sjarief 2005: 1 Modifikasi kerentanan dan kerugian banjir penentuan zona atau pengaturan
tata guna lahan.
9 2 Pengaturan peningkatan kapasitas alam untuk dijaga kelestariannya seperti
penghijauan. 3 Modifikasi dampak banjir dengan penggunaan teknik mitigasi seperti
asuransi, penghindaran banjir flood proofing. 4 Modifikasi banjir yang terjadi pengurangan dengan bangunan pengontrol
waduk atau normalisasi sungai.
2.4 Konsep Nilai Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan SDAL menghasilkan barang dan jasa untuk menunjang pembangunan ekonomi. Namun, ketersediaan SDAL ini dapat
berkurang jika tidak dikelola secara benar. Adanya eksploitasi SDAL yang berlebihan dipengaruhi oleh penilaian manusia yang rendah undervalue terhadap
fungsi SDAL tersebut. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, daya dukung SDAL dalam menunjang pembangunan akan menurun dan pada akhirnya dapat
mengancam pembangunan berkelanjutan. Nilai yang dihasilkan dari Sumber Daya Alam dan Lingkungan SDAL
bisa berbeda jika dipandang dari berbagai disiplin ilmu Fauzi 2010. Perbedaan pendangan inilah yang menyebabkan kerusakan pada suatu ekosistem. Persepsi
yang sama terhadap pentingnya suatu ekosistem diperlukan untuk mengatasi kerusakan tersebut. Salah satu tolak ukur yang relatif mudah dan bisa dijadikan
persepsi bersama berbagai disiplin ilmu tersebut adalah pemberian price tag harga pada barang dan jasa yang dihasilkan SDAL Fauzi 2010. Harga ini
mencerminkan nilai ekonomi sumber daya alam.
2.5 Penilaian Kerusakan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Kerusakan lingkungan adalah terganggunya fungsi lingkungan sebagai akibat dari tindakan, misal pencemaran atau pengambilan berlebih dan atau
perusakan SDAL, yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisiknya Dhewanthi et al. 2007. Kerusakan SDAL ini juga dapat
menyebabkan kerugian bagi masyarakat yang berada di sekitarnya. Penilaian kerusakan biasanya harus membangun hubungan sebab akibat antara sumber
kerusakan dengan dampak dari kerusakan tersebut Grigalunas et al. 1998.
10 Penilaian tersebut diperlukan karena merupakan proses yang sistematis dalam
menentukan dan menilai sejauh mana kerugian dan penderitaan masyarakat sebagai akibat kerusakan ekosistem yang disebabkan oleh manusia.
Kerusakan akibat banjir bisa bersifat tangible dan intangible Suriya et al. 2012. Kerusakan tangible dapat dibagi lagi menjadi kerusakan langsung direct
damage dan tidak langsung indirect damage Suriya et al. 2012. Kerusakan langsung disebabkan dari adanya kontak langsung air banjir dengan kerusakan
properti Suriya et al. 2012. Kerusakan tidak langsung adalah kerugian yang disebabkan oleh gangguan hubungan fisik dan ekonomi termasuk kehilangan
produksi loss of production, kehilangan pendapatan loss of income, kehilangan bisnis, dan keterlambatan transportasi Suriya et al. 2012. Kerusakan intangible
antara lain ketakutan, kecemasan, kekesalan, kesehatan yang buruk, dan hilangnya nyawa Suriya et al. 2012.
Nilai ekonomi kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan adalah nilai sekarang present value dari kerusakan sumber daya alam dan lingkungan
sepanjang umur kerusakan itu sendiri Dhewanthi et al. 2007. Penentuan nilai ekonomi kerusakan lingkungan dapat menggunakan pendekatan harga pasar dan
pendekatan non-pasar Dhewanthi et al. 2007. Pendekatan harga pasar Market Value Approach terdiri dari pendekatan harga pasar sebenarnya atau pendekatan
produktivitas, pendekatan modal manusia Human Capital atau pendekatan nilai yang hilang Foregone Earning, dan pendekatan biaya kesempatan Opportunity
Cost Dhewanthi et al. 2007. Kemudian untuk pendekatan non-pasar dapat digunakan melalui pendekatan preferensi masyarakat Non-Market Method
seperti metode nilai hedonis Hedonic Pricing, metode biaya perjalanan Travel Cost, metode kesediaan membayar atau kesediaan menerima ganti rugi
Contingent Valuation, dan metode Benefit Transfer Dhewanthi et al. 2007.
2.6 Penelitian Terdahulu
Suriya et al. 2012 melakukan penelitian de ngan judul “Flood Damage
Assessment of an Urban Area in Chennai, India ”. Fokus penelitiannya ialah
mengestimasi nilai kerugian akibat kerusakan properti dan tambahan biaya yang dikeluarkan selama banjir transportasi dan kesehatan, serta mengevaluasi biaya