6
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fungsi dan Manfaat Situ
Situ merupakan genangan air dalam suatu cekungan di permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya bersumber dari air
permukaan dan atau air tanah, tergolong ke dalam ekosistem perairan air tawar terbuka dan dinamis KLH 2007. Sebagai kawasan lindung, situ memiliki fungsi
dan manfaat yang potensial dalam konservasi air. Agar manfaat dan fungsi situ ini tetap dapat dirasakan oleh generasi mendatang, perlu adanya keterlibatan
masyarakat, pemerintah, dan pihak-pihak terkait dalam pengelolaan situ yang
berkelanjutan.
Adapun fungsi dan manfaat dari sumberdaya situ antara lain KLH 2007: 1 Fungsi Situ
Situ memiliki fungsi yang penting yaitu bisa menjadi tempat parkir air dan sekaligus bisa berfungsi sebagai kawasan resapan. Situ juga memiliki fungsi
untuk mengurangi volume air permukaan run off yang tidak tertampung dan menjadi penyebab banjir atau genangan. Pada kondisi tertentu, situ
dapat berfungsi sebagai pembangkit listrik, pengimbuh recharge air pada cekungan air tanah, serta penahan intrusi air asin.
2 Manfaat Situ Manfaat situ terdiri dari manfaat ekologis dan sosio-ekonomis. Manfaat
ekologis situ adalah sebagai sistem penyerapan air dan tandon air, serta keberlangsungan proses ekologis didalamnya. Selanjutnya, manfaat sosio-
ekonomis situ antara lain sebagai cadangan sumberdaya air bersih, pengendali banjir, irigasi, sumber penyedia protein dari sektor perikanan
darat, sebagai sarana rekreasi, dan sebagainya.
2.2 Kerusakan Situ
Situ sebagai sumberdaya alam memiliki kapasitas dalam mendukung kehidupan manusia. Mengingat bahwa daya dukung alam sangat menentukan bagi
kelangsungan hidup manusia, maka kemampuan daya dukung alam tersebut harus dijaga agar tidak rusak dan berakibat buruk bagi manusia Wardhana 1995.
7 Begitu juga dengan situ, kerusakan pada situ dapat berdampak buruk terhadap
masyarakat sekitar jika masyarakat tidak bersedia menjaga kelestarian situ. Salah satu dampak dari kerusakan situ yaitu krisis air. “Faktor utama krisis
air adalah perilaku manusia guna mencukupi kebutuhan hidup yaitu perubahan tat
a guna lahan untuk keperluan mencari nafkah dan tempat tinggal” Kodoatie dan Sjarief 2005:43. Degradasi situ ini menyebabkan bencana banjir selalu
terjadi setiap musim penghujan. Adapun bentuk kerusakan situ secara umum adalah pencemaran dan pendangkalan.
Dalam perspektif biofisik, pencemaran adalah masuknya aliran residual residual flow yang diakibatkan oleh perilaku manusia kedalam sistem
lingkungan Fauzi 2010. Residual ini dapat mencemari situ apabila kuantitas nya melebihi kapasitas penyerapan absortive capacity situ. Indikator atau tanda
bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui Wardhana 1995:
1 Adanya perubahan suhu air 2 Adanya perubahan PH atau konsentrasi ion hidrogen
3 Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air 4 Timbulnya endapan, koloidal, dan bahan terlarut
5 Adanya mikroorganisme 6 Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan
Air situ yang kotor dan tercemar oleh berbagai komponen pencemar menyebabkan lingkungan sekitar situ tidak lagi nyaman untuk dihuni. Menurut
Wardhana 1995, pencemaran air dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi, yaitu kematian. Kematian dapat terjadi karena pencemaran yang terlalu parah
sehingga air menjadi penyebab berbagai macam penyakit. “Dari perspektif
ekonomi, pencemaran bukan saja dilihat dari hilangnya nilai ekonomi sumberdaya akibat berkurangnya kemampuan sumberdaya-secara kualitas dan kuantitas untuk
menyuplai barang dan jasa-namun juga dari dampak pencemaran tersebut terhadap kesejahteraan m
asyarakat” Fauzi 2010:188. Oleh karena itu perlu
adanya upaya pengendalian pencemaran agar situ dapat berfungsi optimal. Pendangkalan merupakan proses kerusakan ekosistem air yang dapat
digolongkan bersifat alami tetapi lebih sering disebabkan oleh manusia. Sebagai