Biaya Pencegahan Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Kerusakan Situ (Kasus Pemukiman Sekitar Situ Pladen, Kelurahan Beji, Kota Depok)

52 VIII PROGRAM PENGENDALIAN KERUSAKAN SITU PLADEN DAN KESESUAIANNYA DENGAN HARAPAN MASYARAKAT Terdapat beberapa program yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Depok dalam mengendalikan kerusakan Situ Pladen. Program-program tersebut antara lain normalisasi dan penurapan situ, penanaman pohon, pembuatan saluran di pinggiran situ, pemantauan kualitas air, pembersihan situ, pengecoran pinggiran situ dan lain-lain. Program tersebut dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air BMSDA, Badan Lingkungan Hidup BLH, dan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok yang bekerjasama dengan Kelompok Kerja Pokja Situ Pladen. Pada penelitian ini, terdapat 3 program yang diidentifikasi fungsinya dan kesesuainya dengan harapan masyarakat. Adapun 3 program tersebut antara lain normalisasi situ melalui kegiatan pengerukan, penanaman pohon, dan pembuatan saluran di pinggiran situ. Secara umum, fungsi dari ketiga program tersebut adalah untuk mengembalikan fungsi situ sebagai kawasan resapan air sehingga tidak menimbulkan banjir pada musim hujan. Program yang sesuai dengan harapan masyarakat adalah program yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Program pertama yang diidentifikasi adalah normalisasi situ melalui tindakan pengerukan. Berdasarkan informasi dari Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air BMSDA, program ini sudah beberapa kali dilakukan oleh Dinas BMSDA. Pada Tahun 2010, dana perbaikan situ ini selain berasal dari Pemerintah Kota Depok, juga dibantu oleh Pemerintah Pusat. Fungsi dari program ini ialah untuk mengatasi pendangkalan akibat sedimentasi dan sampah yang dibuang ke Situ Pladen. Pendangkalan tersebut menyebabkan Situ Pladen sering meluap pada musim hujan dan menggenangi pemukiman masyarakat di sekitarnya. Menurut informasi dari Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air Kota Depok, program normalisasi yang sudah dilaksanakan pemerintah belum efektif dalam mengendalikan kerusakan Situ Pladen. Hal ini karena program tersebut belum bisa mengatasi masalah banjir yang setiap tahun terjadi di wilayah tersebut. 53 Permasalahannya adalah kurangnya jumlah outlet pada Situ Pladen sehingga walaupun sudah dilakukan pengerukan, banjir masih saja terjadi. Jumlah outlet Situ Pladen hanya satu sedangkan jumlah inlet situ ada dua. Keterbatasan dana dan aktivitas masyarakat yang kurang peduli lingkungan juga menyebabkan pendangkalan situ belum bisa diatasi. Berdasarkan hasil survei, mayoritas responden yaitu sebanyak 50.00 dari 32 responden 16 responden menyatakan bahwa program normalisasi melalui tindakan pengerukan tidak sesuai dengan harapan mereka Tabel 22. Alasan responden menyatakan hal tersebut adalah karena pengerukan tidak dilakukan secara menyeluruh pada kawasan situ. Pengerukan hanya dilakukan pada situ saja sedangkan salurannya tidak dikeruk. Hal ini menyebabkan air dari inlet situ tetap tidak mengalir dengan lancar menuju outlet nya karena saluran outlet masih mengalami pendangkalan. Program kedua yang diidentifikasi adalah program penanaman pohon atau penghijauan di pinggiran Situ Pladen. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air BMSDA pada Tahun 2011 dan Badan Lingkungan Hidup BLH pada Tahun 2012. Program penanaman pohon ini juga pernah dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok Tahun 2007 dan 2008. Penanaman pohon atau penghijauan bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan situ, mencegah penyusutan kuantitas air situ, mencegah erosi, dan melestarikan fungsi situ. Penghijauan pada pinggiran Situ ini bisa mencegah terjadinya sedimentasi akibat erosi lahan sehingga kerusakan situ berupa pendangkalan dapat dikendalikan. Menurut Badan Lingkungan Hidup BLH Kota Depok, pelaksanaan program penanaman pohon ini masih memiliki beberapa kendala. Salah satunya adalah sempitnya sempadan Situ Pladen sebagai lahan yang akan ditanami pohon. Kondisi ini disebabkan karena adanya pemukiman yang dibangun di sempadan situ tersebut. Hal ini menyebabkan program penanaman pohon belum efektif dalam mengatasi kerusakan situ. Berdasarkan hasil survei, mayoritas responden yaitu sebanyak 78.13 dari 32 responden 25 responden menilai program ini sesuai dengan harapan mereka Tabel 22. Hal ini karena program tersebut mampu merehabilitasi lingkungan situ 54 menjadi lebih indah, sejuk, dan nyaman. Selain itu dengan adanya penamaman pohon, air situ Pladen menjadi tidak pernah kering meskipun pada musim kemarau. Program ketiga yang diidentifikasi adalah pembuatan saluran di pinggiran situ atau yang sering disebut kali gendong oleh masyarakat. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air. Pembuatan saluran di pinggiran situ berfungsi untuk mengalirkan air dari inlet Situ Pladen langsung menuju outlet nya sehingga air tidak mengalir ke situ. Program ini bertujuan untuk mengurangi debit air yang masuk ke situ sehingga dapat mencegah meluapnya situ Pladen. Menurut informasi dari Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air BMSDA, saluran ini belum efektif untuk mencegah banjir karena adanya pendangkalan pada saluran tersebut. Berdasarkan hasil survei, mayoritas responden yaitu sebanyak 68.75 dari 32 responden 22 responden menilai pembuatan saluran tersebut tidak sesuai dengan harapan responden Tabel 22. Alasan responden tersebut adalah karena adanya pendangkalan akibat sampah dan lumpur yang mengendap di dasar saluran sehingga banjir masih tetap terjadi. Selain itu, Kondisi saluran yang tersumbat ini menyebabkan air yang menggenangi rumah masyarakat ketika banjir menjadi lebih lama surut. Berdasarkan informasi dari masyarakat, masyarakat juga tidak mengetahui fungsi dari program tersebut. Tabel 22 Penilaian masyarakat terhadap program pemerintah Penilaian Masyarakat Program Pemerintah Normalisasi Situ Penanaman Pohon Pembuatan Saluran ∑ ∑ ∑ Tidak tahu 1 3.13 3 9.38 2 6.25 Tidak sesuai 16 50.00 4 12.50 22 68.75 Sesuai 15 46.88 25 78.13 8 25.00 Jumlah 32 100 32 100 32 100 Sumber: Data primer diolah 2013 Pada Tabel 23 terlihat nilai mean rank yang berbeda pada setiap program pemerintah. Nilai mean rank ini menujukkan nilai kesesuaian program berdasarkan penilaian masyarakat. Jika program diurutkan dari nilai mean rank 55 tertinggi sampai terendah, program penanaman pohon menghasilkan nilai 2.42, program normalisasi menghasilkan nilai 1.94, dan program pembuatan saluran di pinggiran situ menghasilkan nilai 1.64 Tabel 23 Berdasarkan nilai mean rank yang dihasilkan pada setiap program, program penanaman pohon memiliki nilai mean rank tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dari ketiga program tersebut program yang paling sesuai dengan harapan masyarakat ialah program penanaman pohon. Program penanaman pohon ini adalah program yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Walaupun pada umumnya masyarakat tidak mengetahui fungsi sebenarnya dari program penanaman pohon ini, masyarakat menilai program ini penting untuk dilakukan agar kawasan situ menjadi lebih indah dan lestari. Tabel 23 Hasil uji friedman penilaian responden terhadap 3 program pemerintah kota Depok Ranks Program Mean Rank Normalisasi 1.94 Penanaman Pohon 2.42 Pembuatan saluran 1.64 Test Statistics N 32 Chi-Square 17.452 Df 2 Asymp. Sig. .000 Sumber: Data primer diolah 2013 Uji friedman juga digunakan untuk membandingkan penilaian responden terhadap ketiga program pemerintah. Adapun hipotesis yang digunakan dalam uji ini ialah: H = Penilaian responden terhadap 3 program sama H 1 = Penilaian responden terhadap 3 program berbeda Berdasarkan hasil analisis uji friedman, pengujian hipotesis statistik menghasilkan nilai Chi-Square yaitu sebesar 17.452 dan P value 0.000 Tabel 23. Nilai Chi-Square 17.452 lebih besar dari Chi-Square tabel 5.991 dan nilai p- value 0.000 lebih kecil dari taraf nyata 0.05. Hasil ini menunjukan bahwa H 56 ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan penilaian responden terhadap ketiga program pengendalian kerusakan Situ Pladen tersebut. Program pengendalian kerusakan Situ Pladen masih dirasakan kurang oleh masyarakat. Program-program yang sudah dilakukan pemerintah Kota Depok belum mampu mengatasi dampak kerusakan Situ Pladen. Agar kerusakan situ dapat diatasi, perlu adanya pengelolaan bersama antara pemerintah dengan masyarakat setempat dalam mengelola situ. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu prasyarat dalam pengembangan pengelolaan yang bersifat partisipatif untuk mencapai pemanfaatan situ secara lestari KLH 2007. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 29 responden atau 90.63 dari 32 responden bersedia berpartipasi dalam program pemerintah untuk memperbaiki kerusakan Situ Pladen. Kemudian dari 29 responden tersebut, bentuk partisipasi yang bersedia responden berikan ialah sebanyak 3.45 responden bersedia iuran, 82.76 bersedia ikut terlibat bekerja, dan 13.79 respoden bersedia iuran dan ikut terlibat bekerja. Alasan responden bersedia berpartisipasi karena program perbaikan situ merupakan program untuk kepentingan masyakat bersama. Selain itu, responden setiap tahunnya merasakan dampak dari kerusakan situ dan menderita kerugian baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga responden umumnya bersedia berpartisipasi pada program pemerintah dalam mengendalikan kerusakan situ. 57 IX SIMPULAN DAN SARAN

9.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1 Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, berusia 37-44 tahun, 45- 52 tahun, dan 61-68 tahun, pendidikan sampai tingkat SD, pekerjaan Kepala Keluarga KK pedagangwiraswasta, pendapatan rumah tangga berkisar Rp 800 001-Rp 1 300 000., pendatang, kepemilikan rumah milik sendiri, dan lama tinggal 1-11 tahun. Adapun persepsi responden mengenai kerusakan Situ Pladen ialah kondisi fisik situ buruk, kondisi lingkungan di sekitar situ kotor, masyarakat nyaman tinggal di sekitar situ, bentuk kerusakan situ berupa pencemaran dan pendangkalan, dan sumber kerusakan situ sampah dan limbah. 2 Total nilai kerugian masyarakat akibat banjir Situ Pladen Tahun 2013 adalah sebesar Rp 92 956 229.23. Nilai ini merupakan penjumlahan dari nilai kerugian fisik, biaya kesehatan, dan kehilangan pendapatan karena bekerja. Kemudian total biaya pencegahan masyarakat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir adalah sebesar Rp 1 640 325 566.81. Biaya pencegahan ini terdiri dari biaya pembuatan tanggul, biaya peninggian lantai dasar, dan biaya penambahan lantai rumah. 3 Mayoritas responden menilai program normalisasi tidak sesuai, penanaman pohon atau penghijauan sesuai, dan pembuatan saluran di pinggiran situ tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Berdasarkan nilai mean rank, nilai kesesuaian tertinggi masyarakat adalah pada program penanaman pohon sedangkan nilai kesesuaian terendah masyarakat adalah pada program pembuatan saluran. Hasil ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan penilaian masyarakat terhadap 3 program yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Depok dalam mengendalikan kerusakan Situ Pladen. 58

9.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, adapun saran-saran yang diberikan peneliti sebagai rekomendasi dalam pembuatan kebijakan dan program oleh pihak-pihak terkait dan pemerintah, yaitu: 1 Nilai kerugian yang ditanggung masyarakat akibat kerusakan Situ Pladen menjadi dasar argumen, data, dan informasi yang akurat untuk advokasi pentingnya pengelolaan situ secara lestari. 2 Baik masyarakat yang tinggal di sekitar situ maupun yang tinggal di hulu Situ Pladen diharapkan dapat menjaga kebersihan situ dengan cara tidak membuang sampah dan limbah kedalam situ dan inlet situ. 3 Pihak pemerintah disarankan mengelola Situ Pladen secara terpadu dari hulu ke hilir. Program pengerukan tidak hanya dilakukan pada kawasan situ saja tetapi juga pada saluran inlet dan outlet situ. Selain itu untuk mengatasi masalah sampah yang berasal dari hulu Situ Pladen, pemerintah perlu memasang jaring pada saluran inlet situ agar masalah pencemaran dan pendangkalan situ dapat dikurangi. 4 Pihak pemerintah disarankan untuk mengaktifkan kembali Kelompok Kerja Pokja Situ Pladen. Adanya kelembagaan yang anggotanya dari masyarakat setempat, merupakan salah satu cara agar masyarakat dan pemerintah bisa bersama-sama mewujudkan pengelolaan Situ Pladen yang lestari. 5 Pihak pemerintah perlu memperbaiki dan memperbanyak outlet situ Pladen agar air yang berasal dari inlet situ mengalir dengan lancar. Kendala dari implementasi program ini ialah adanya pemukiman warga di sempadan situ. Oleh karena itu, sebaiknya pemilik tanah dapat membebaskan lahan milik mereka dengan syarat pemerintah perlu memberikan kompensasi yang sesuai kepada masyarakat. 6 Penelitian selanjutnya sebaiknya mengestimasi nilai ekonomi kerusakan situ berdasarkan nilai jasa lingkungan dan keanekaragaman hayati yang hilang, dan biaya rehabilitasi atau restorasi ekosistem Situ Pladen. 59 DAFTAR PUSTAKA [BLH] Badan Lingkungan Hidup Kota Depok. 2009. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Depok Tahun 2009. Depok ID: BLH. [BLH] Badan Lingkungan Hidup Kota Depok. 2012. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Depok Tahun 2012. Depok ID: BLH. Dewi RA. 2011. Estimasi nilai kerugian ekonomi masyarakat akibat kerusakan Situ Rawa Badung kasus Kelurahan Jatinegara, Jakarta Timur [Skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Dhewanti L, Apriani AT, Gustami, Sarasseatiwaty S, Alfian M, Nurbaningsih L. 2007. Panduan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta ID: KLH. Fauzi A. 2010. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Teori dan Aplikasi. Jakarta ID: Gramedia Pustaka Utama. Garrod G, Willis KG. 1999. Economic Valuation of the Environment: Method and Case Studies. Cheltenham UK: Edward Elgar Publishing Limited. Grigalunas TA, Johnston RJ, Opaluch JJ. 1998. Natural Resources Damage Assessment Manual for Tropical Ecosystems. International Maritime Organization. Hanley N, Spash CL.1993. Cost-Benefit Analysis and Environmental. England UK: Edward Elgar Publishing Limited. Ismail A, Nuva, Pekasa BAL. 2011. Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara. Jurnal Ekonomi Lingkungan. Vol. 15 No. 2 Hal.51-69. [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2007. Strategi Pelestarian Situ di Wilayah Jabodetabek. Jakarta ID: KLH. Kelurahan Beji. 2012. Profil Kelurahan Beji 2012. Depok ID: Kelurahan Beji [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup, [PKSPL] Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. 2003. Valuasi Ekonomi Dampak Pencemaran DAS Citarum. Bogor ID: KLH dan PKSPL. Kodoatie RJ, Sjarief R. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta ID: Andi Offset. [KSAP] Komite Standar Akutansi Pemerintahan. 2007. Buletin teknis standar akutansi pemerintahan nomor 5: akutansi penyusutan. Jakarta ID: KSAP.