Pendapatan yang Hilang Loss of Income Biaya Pencegahan Preventive Expenditure

25 X 2 = 12 Nk k+1 R j 2 k j=1 − 3Nk + 1 .......................................................11 Keterangan: X 2 = Chi kuadrat N = Jumlah responden k = Jumlah variabel R j = Jumlah rangking variabel ke-j j = Variabel ke-j 1,2,3,....,n Adapun ketentuan pengujian friedman yaitu jika nilai Chi Kuadrat hasil menghitung dari rumus diatas lebih besar atau sama dengan ≥ Chi Kuadrat tabel maka H ditolak Sugiyono 2011. Hasil dari analisis ini ialah dapat menentukan nilai kesesuaian program berdasarkan penilaian masyarakat. Selain itu, analisis ini juga untuk menguji hipotesis adanya perbedaan penilaian masyarakat terkait dengan program-program yang sudah dilaksanakan pemerintah Kota Depok. 26 V GAMBARAN UMUM 5.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Kondisi Umum Kelurahan Beji Kelurahan Beji merupakan salah satu kelurahan yang termasuk kedalam wilayah Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan ini memiliki luas wilayah ± 216 710 ha dengan batas wilayah: Sebelah Utara : Kelurahan Kukusan Sebelah Timur : Kelurahan Beji Sebelah selatan : Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas Sebelah Barat : Kelurahan Tanah Baru Pada awalnya, penduduk Kelurahan Beji bersifat homogen yang hanya ditinggali oleh penduduk asli setempat. Namun, sejak adanya pengembangan pemukiman baru dan tingginya arus migrasi penduduk maka penduduk Beji makin bertambah dan berkembang dengan pesat, mulai tahun 1978 sampai sekarang Kelurahan Beji 2012. Jumlah penduduk Beji berdasarkan data kelurahan akhir bulan Maret 2013 yaitu ± 35 385 jiwa yang terdiri dari 18 124 laki-laki dan 17 261 perempuan. Jumlah Kepala Keluarga KK yaitu sebanyak 15 767 KK yang tersebar pada 110 Rukun Tetangga RT dan 17 Rukun Warga RW. Jumlah penduduk menurut usia dibedakan menjadi lima kelompok usia. Kelima kelompok usia tersebut yaitu kelompok 00-05 tahun, 06-16 tahun, 17-25 tahun, 26-55 tahun, dan 55 tahun keatas. Perbandingan jumlah penduduk menurut kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 3. Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Beji antara lain petani, wiraswasta, pengrajin, buruh, pedagang, PNS, karyawan, TNIPOLRI, punawirawanpensiunan, dan lain-lain. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai wiraswasta. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 4. 27 Tabel 3 Jumlah penduduk Kelurahan Beji menurut usia No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah 1 00-05 th 2 500 2 155 4 655 2 06-16 th 3 894 4 041 7 935 3 17-25 th 3 390 4 308 7 698 4 26-55 th 4 120 3 120 7 240 5 55 th ke-atas 4 220 3 637 7 857 Jumlah 18 124 17 261 35 385 Sumber : Kelurahan Beji 2013 Tabel 4 Mata pencaharian penduduk Kelurahan Beji Mata Pencaharian Jumlah jiwa Petani 8 Wiraswasta 8 634 Pengrajin 600 Buruh 8 360 Pedagang 4 202 PNS 2 360 Karyawan 7 026 TNIPolri 724 Punawirawanpensiunan 801 Lain-lain 2 670 Jumlah 35 385 Sumber: Kelurahan Beji 2013 Pada penelitian ini, daerah yang menjadi fokus hanyalah RW 03, khususnya RT 02 dan RT 03. Hal ini dikarenakan wilayah ini berdekatan langsung dengan Situ Pladen. Berdasarkan data Kelurahan Beji 2013, jumlah penduduk RW 03 yaitu 2 539 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 1 184 KK. Fasilitas sosial dan umum yang terdapat pada RW 03 antara lain mesjid, mushola, gereja, posyandu, sarana pendidikan, dan lain-lain.

5.1.2 Kondisi Umum Situ Pladen

Situ Pladen merupakan salah satu situ dari 22 situ yang ada di Kota Depok. Situ yang dikelilingi pemukiman ini berlokasi di Jalan Ridwan Rais, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji. Berdasarkan informasi dari Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air dan Ketua RT 0303, pada awalnya situ ini memiliki kedalaman 28 3-7 m dan luas 6 ha. Namun saat ini, kedalaman situ hanya berkisar 0.3-1 m dan memiliki luas 1.5 ha sehingga daya tampung situ menurun menjadi 1 500 m 3 . Situ ini memiliki dua inlet yang berasal dari Pasar Kemiri Muka dan Situ Rawa Besar dan satu outlet menuju Situ UI. Kondisi Situ Pladen saat ini telah mengalami kerusakan. Berdasarkan informasi dari Ketua RT 0202, kerusakan ini mulai terjadi sejak tahun 1992. Ketika musim penghujan situ meluap dan mengenangi pemukiman di sekitarnya. Namun banjir akibat meluapnya situ ini masih tergolong ringan. Pada tahun 2002, banjir dengan tingkat kerusakan yang parah mulai terjadi. Banjir ini disebabkan oleh tingkat kerusakan situ yang semakin meningkat. Sebelum terjadi kerusakan pada situ, situ ini memiliki banyak fungsi. Fungsi Situ Pladen tersebut antara lain, tempat budidaya ikan, tempat memancing, dan sumber air tanah bagi masyarakat. Selain itu, kondisi fisik situ juga masih tergolong baik. Warna air situ jernih dan tidak mengeluarkan bau. Kondisi ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan kondisi situ sekarang. Situ Pladen saat ini telah banyak mengalami penurunan fungsi dan kondisi air situ sudah tidak layak untuk dimanfaatkan. Akibat adanya kerusakan pada Situ Pladen, pada musim hujan situ sering meluap dan menggenangi pemukiman warga di sekitarnya. Sampah dan limbah yang masuk ke situ menyebabkan situ tercemar dan mengalami pendangkalan. Selain itu, terdapatnya pemukiman warga di sempadan Situ yaitu 50 m dari situ menyebabkan luasan situ semakin berkurang sehingga daya tampung situ menurun. Pengelolaan Situ Pladen yang tidak berwawasan lingkungan inilah yang memicu terjadinya kerusakan pada situ. Status kondisi situ dapat diketahui dengan menggunakan kriteria penilaian kualitas situ berdasarkan indikator morfologi, kualitas air, dan gulma air KLH 2007. Komponen penilaian situ meliputi penyusutan luasan situ, kedalaman situ, penurunan muka air situ, dan sempadan situ. Hasil penilaian kualitas situ Pladen dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil penilaian kualitas situ oleh Badan Lingkungan Hidup BLH Kota Depok 2011, total nilai kualitas Situ Pladen adalah sebesar 200. Pada Tabel 6, nilai kualitas situ berada dalam selang 167-233. Nilai ini