Analisis Multidimensional Scaling MDS

Metode MDS merupakan salah satu metode ordinasi pada ruang dimensi yang diperkecil. Ordinasi objek pengamatan diukur dengan menggunakan banyak variabel sehingga sulit dilihat secara visual mengingat objek di dalam ruang berdimensi lebih dari 3 tidak mungkin digambarkan. Metode MDS memiliki tahapan sebagai berikut: 1 Standarisasi variabel yang memiliki unit dan besaran yang berbeda harus distandarisasi terlebih dahulu. 2 Pengukuran jarak multidimensi. 3 Analisis reduksi dimensi. 4 Pengukuran jarak dua dimensi. 5 Pengukuran nilai stress. Goodness of fit dalam MDS dicerminkan dari besaran nilai stress dan R 2 Malhotra 2006. Model yang baik ditunjukkan dengan nilai stress yang lebih kecil dari 0.25 atau S 0.25 dan R 2 yang mendekati 1. Skala indeks keberlanjutan sistem yang dikaji mempunyai selang 0 persen - 100 persen. Dalam penelitian ini ada empat kategori status keberlanjutan seperti yang terlihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kategori status keberlanjutan pengembangan kawasan berdasarkan nilai indeks hasil analisis Rap-AGROSAPOT Nilai Indeks Kategori 0-25 26-50 51-74 75-100 Buruk Kurang Cukup Baik Sumber: Kavanagh 2001 Hasil lain yang diperoleh dalam analisis MDS adalah penentuan faktor pengungkit leverage factors untuk pegembangan kawasan agropolitan sapi potong yang merupakan faktor-faktor strategis dalam pengelolaan kawasan agropolitan sapi potong di masa depan. Analisis leverage bertujuan melihat perubahan nilai keberlanjutan apabila satu atribut dikeluarkan dari analisis. Menurut Pitcher et al. 2002, analisis sensitivitas atau analisis leverage dilakukan terhadap seluruh atribut masing-masing dimensi. Perhitungan dilakukan dengan metode stepwise yaitu dengan membuang setiap atribut secara berurutan satu persatu kemudian menghitung nilai error atau root mean square RMS dibandingkan dengan nilai RMS yang dihasilkan pada saat seluruh atribut dianalisis. Penerapan metode ini dalam statistika dikenal sebagai metode Jackknife Kavanagh 2001. Evaluasi pengaruh galat error pada proses pendugaan nilai ordinasi analisis status keberlanjutan wilayah agropolitan berbasiskan peternakan sapi potong dilakukan dengan menggunakan analisis ”Monte Carlo”. Menurut Kavanagh 2001 dan Fauzi dan Anna 2005 analisis ”Monte Carlo” berguna untuk mempelajari hal-hal berikut ini. 1 Pengaruh kesalahan pembuatan skor atribut yang disebabkan oleh pemahaman kondisi lokasi penelitian yang belum sempurna atau kesalahan pemahaman terhadap atribut atau cara pembuatan skor atribut. 2 Pengaruh variasi pemberian skor akibat perbedaan opini atau penilaian oleh peneliti berbeda. 3 Stabilitas proses analisis MDS yang berulang-ulang iterasi. 4 Kesalahan pemasukan data atau adanya data yang hilang missing data.

4.5.2 Analisis Prospektif

Analisis prospektif merupakan suatu upaya untuk mengeksplorasi kemungkinan di masa depan. Hasil analisis akan memberikan informasi mengenai faktor kunci dan tujuan strategis apa saja yang berperan dalam pengembangan sistem budidaya sapi potong berkelanjutan di Kabupaten Bondowoso sesuai dengan kebutuhan para pelaku dalam sistem budidaya tersebut. Faktor kunci tersebut digunakan untuk mendeskripsikan kemungkinan masa depan bagi pengembangan kawasan agropolitan berbasiskan peternakan sapi potong di Kabupaten Bondowoso. Penentuan faktor kunci dan tujuan strategis tersebut sangat penting, dan sepenuhnya merupakan pendapat dari para pihak yang berkompeten expert sebagai ahli dalam bidang agribisnis sapi potong. Penentuan faktor kunci keberlanjutan pengembangan kawasan agropolitan sapi potong dilakukan dengan analisis prospektif. Pada tahapan ini faktor penting yang diperoleh dari faktor pengungkit hasil analisis MDS dikumpulkan untuk kemudian dinilai oleh pakar terpilih. Penilaian faktor penting dilakukan dengan mempertimbangkan dampak langsung faktor pengungkit terhadap faktor pengungkit lainnya. Pengaruh antar faktor diberikan skor oleh pakar terpilih dengan menggunakan pedoman penilaian analisis prospektif Tabel 4. Tabel 4 Pedoman penilaian prospektif dalam pengembangan kawasan agropolitan berbasiskan peternakan sapi potong Skor Keterangan Skor Keterangan 1 Tidak ada pengaruh Berpengaruh kecil 2 3 Berpengaruh sedang Berpengaruh sangat kuat Adapun pedoman pengisian pengaruh langsung antar faktor berdasarkan pedoman penilaian dalam analisis prospektif adalah sebagai berikut: a Mengidentifikasi faktor-faktor yang memiliki kemungkinan menjadi faktor kunci dalam keberlanjutan wilayah berbasiskan peternakan sapi potong. Faktor-faktor tersebut diperoleh dari hasil analisis leverage. b Dilihat dahulu apakah faktor tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap faktor lain, jika benar maka diberi nilai 0. c Jika tidak, selanjutnya dilihat apakah pengaruh faktor tersebut sangat kuat, jika ya diberi nilai 3. d Jika tidak, dipertimbangkan apakah berpengaruh faktor tersebut tergolong kecil 1, atau tergolong berpengaruh sedang 2. Penilaian langsung dalam pengaruh antar faktor, selanjutnya disusun dengan menggunakan matriks seperti Tabel 5 berikut ini. Tabel 5 Pengaruh antar faktor dalam pengembangan kawasan agropolitan Dari Terhadap A B C A B C Sumber: Hartrisari 2002 Sumber: Hartrisari 2002 Kemungkinan-kemungkinan masa depan terbaik dapat ditentukan berdasarkan hasil penentuan elemen kunci masa depan dari beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan yang menuntut untuk segera dilaksanakan tindakan. Adapun cara menemukan elemen kunci dapat dilihat seperti Gambar 4 berikut ini. Penentuan Elemen Kunci Gambar 4 Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam sistem Hasil analisis berbagai faktor atau variabel seperti pada Gambar 4 di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor atau variabel-variabel yang berada pada: a Kuadran I input, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kuat dengan tingkat ketergantungan yang kurang kuat. Faktor pada kuadran ini merupakan faktor penentu atau penggerak driving variabels yang paling kuat dalam sistem. b Kuadran II stakes, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan ketergantungan yang kuat leverage variables. Faktor pada kuadran ini dianggap peubah yang kuat. c Kuadran III output, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kecil, namun ketergantungannya tinggi. d Kuadran IV unused, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan ketergantungan kecil rendah. Ketergantungan Faktor Penentu Input Faktor Terikat Output Faktor Penghubung Stake Fakor Bebas Unused P enga ruh Sumber: Hartrisari 2002