Kemungkinan-kemungkinan masa depan terbaik dapat ditentukan berdasarkan hasil penentuan elemen kunci masa depan dari beberapa faktor yang
sangat berpengaruh terhadap pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan yang menuntut untuk segera dilaksanakan tindakan. Adapun cara
menemukan elemen kunci dapat dilihat seperti Gambar 4 berikut ini.
Penentuan Elemen Kunci
Gambar 4 Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam sistem Hasil analisis berbagai faktor atau variabel seperti pada Gambar 4 di atas
menunjukkan bahwa faktor-faktor atau variabel-variabel yang berada pada: a Kuadran I input, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kuat
dengan tingkat ketergantungan yang kurang kuat. Faktor pada kuadran ini merupakan faktor penentu atau penggerak driving variabels yang paling kuat
dalam sistem. b Kuadran II stakes, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan
ketergantungan yang kuat leverage variables. Faktor pada kuadran ini dianggap peubah yang kuat.
c Kuadran III output, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kecil, namun ketergantungannya tinggi.
d Kuadran IV unused, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan ketergantungan kecil rendah.
Ketergantungan Faktor Penentu
Input Faktor Terikat
Output Faktor Penghubung
Stake Fakor Bebas
Unused P
enga ruh
Sumber: Hartrisari 2002
V GAMBARAN UMUM
5.1 Kondisi Umum Wilayah Kabupaten Bondowoso 5.1.1 Kondisi Geografis Wilayah
Kabupaten Bondowoso secara geografis berada di wilayah bagian timur Propinsi Jawa Timur dengan jarak sekitar 200 km dari ibukota Propinsi Jawa
Timur, Surabaya. Luas wilayah Kabupaten Bondowoso mencapai 1 560.10 km
2
atau sekitar 3.26 persen dari total luas Propinsi Jawa Timur. Kabupaten Bondowoso terbagi dalam 23 Kecamatan, 209 desa dan 10 kelurahan. Ketinggian
dari permukaan laut rata-rata mencapai ± 253 meter di atas permukaan laut dengan wilayah tertinggi ± 3.287 meter dan terendah ± 73 meter. Kondisi dataran
di Kabupaten Bondowoso terdiri atas pegunungan dan perbukitan seluas 44.4, dataran tinggi 24.9 dan dataran rendah 30.7 dari luas wilayah secara
keseluruhan. Penelitian status keberlanjutan wilayah berbasiskan peternakan sapi potong untuk pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bondowoso
menetapkan lima kecamatan sebagai lokasi penelitian, yaitu: Kecamatan Cermee, Botolinggo, Tapen, Wringin, dan Maesan.
5.1.2 Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Pembangunan wilayah Kabupaten Bondowoso sampai saat ini agak lamban dibandingkan dengan kabupaten lain di Propinsi Jawa Timur. Fakta menunjukkan
adanya kesenjangan dari aspek sosial, ekonomi, budaya, dan infrastruktur. Produksi sub sektor peternakan tiap tahun menunjukkan perkembangan positif.
Populasi ternak tahun 2009-2011 menunjukkan peningkatan. Jumlah ternak sapi meningkat dari 135 093 ekor menjadi 203 794 ekor, ternak kambing meningkat
dari 31 036 ekor menjadi 31 312 ekor dan ternak domba meningkat dari 24 669 ekor mejadi 24 871 ekor. Hal selaras juga tercermin dari produksi sektor
peternakan tahun 2010-2011, produksi daging meningkat dari 1 960 954 kg menjadi 2 153 966 kg naik 9.84, produksi telur meningkat dari 986 075 kg
menjadi 1 040 220 kg naik 5.49, kulit sapi meningkat dari 12 135 lembar menjadi 12 609 lembar naik 3.91, dan kulit domba meningkat dari 10 817
lembar menjadi 23 806 lembar naik 120.07. Kontribusi sektor peternakan dan hasil-hasilnya pada tahun 2011 dapat menyumbangkan produk domestik regional
bruto PDRB sebanyak 44.34 atau sebesar Rp968 394 446 800,- juta BPS Kabupaten Bondowoso 2012.
Ditinjau dari aspek budaya, Kabupaten Bondowoso didominasi oleh Suku Madura, dan Jawa, serta sebagian kecil Suku Sunda, Minangkabau, Bugis, dan
Cina. Salah satu sifat Suku Madura yang dikenal masyarakat umum adalah kecintaannya terhadap ternak, terutama ternak sapi telah membantu
perkembangan peningkatan populasi ternak sapi di Kabupaten Bondowoso. Usaha ternak sapi potong dahulu bersifat ekstensif dan sebagai tabungan,
akhir-akhir ini berkembang cukup pesat dengan digiatkannya program inseminasi buatan IB. Penampilan menarik dan bobot badan dewasa mencapai lebih 1 000
kgekor serta harga jual tinggi menjadi alasan peternak semakin intensif memelihara jenis ternak sapi potong. Laporan Dinas Peternakan 2012
menyatakan bahwa Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu lumbung ternak sapi potong di Propinsi Jawa Timur.
Hasil perhitungan Badan Pusat Statistik BPS, penduduk Kabupaten Bondowoso pada tahun 2011 mencapai 745 267 jiwa, terdiri atas 364 491
penduduk laki-laki dan 380 776 penduduk perempuan. Perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan atau sex ratio sebesar 95.72 .
Tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Bondowoso pada umumnya belum tamat sekolah dasar. Jumlah persentase penduduk berumur di atas 10 tahun
berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut: tidak tamat Sekolah Dasar 40.61, tamat Sekolah Dasar 30.66, tamat SLTP 12.52, tamat SLTA 11.78,
dan tamat Diploma III 1.21, tamat Akademi 0.53, tamat Perguruan Tinggi 2.68.
5.1.3 Kondisi Infrastruktur
Sarana transportasi yang menghubungkan antar daerah baik antar desa, kecamatan, maupun antar kota seluruhnya dapat dilalui dengan jalan darat.
Panjang jalan di Kabupaten Bondowoso dibedakan atas Jalan Propinsi dan Jalan Kabupaten. Panjang Jalan Propinsi sepanjang 64.73 km dengan status kondisi
jalan baik dan panjang Jalan Kabupaten sepanjang 1 318 km terbagi menjadi dua yaitu jalan berstatus baik sepanjang 448.76 km dan jalan berstatus sedang
sepanjang 405.11 km. Akses jalan di lokasi penelitian antara kecamatan satu dengan lainnya
telah mempunyai akses jalan resmi menghubungkan kelima kecamatan tersebut dari ibukota Propinsi Surabaya ke ibukota kabupaten. Aksesibilitas beberapa
desa di lokasi penelitian sudah cukup memadai, karena setiap desa mempunyai jalanakses ke masing-masing ibukota kecamatan. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi pembangunan infrastruktur jalan sudah cukup memadai. Seluruh desa di Kabupaten Bondowoso sudah mendapatkan jaringan listrik. Sumberdaya listrik
sebagian masih menggunakan bahan bakar minyak, yang disuplai oleh PLTD di bawah unit kerja PT Persero PLN dan sebagian dari PLTU Paiton.
Pemerintah Kabupaten
Bondowoso secara
bertahap berupaya
memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana air bersih di tiap kecamatan. Pendistibusian air bersih selama tahun 2011 adalah sebanyak 2 907 353.96 m
3
yang digunakan oleh 13 465 pelanggan. Jumlah pelanggan air bersih pada umumnya banyak terdapat di daerah perkotaan, sedangkan di daerah perdesaan
umumnya menggunakan sumur pompa, sumur gali, dan mata air. Pada lokasi penelitian hanya tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Wringin, Maesan dan Tapen
yang terlayani jaringan air bersih perusahaan daerah air minum PDAM.
5.2 Kondisi Umum Peternakan Sapi Potong Kabupaten Bondowoso
5.2.1 Sistem Budidaya Ternak Sapi Potong
Tujuan utama beternak sapi potong di Kabupaten Bondowoso adalah untuk tabungan keluarga, tabungan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga yang mendesak. Kebutuhan mendesak yang dimaksud seperti biaya pendidikan anak, biaya membangun rumah, biaya menunaikan ibadah haji dan
biaya pernikahan anak. Sistem pemeliharaan ternak di Kabupaten Bondowoso sebagian besar masih menerapkan sistem pemeliharaan dengan tipe manajemen
ekstensif. Hanya sebagian kecil dari peternak yang menerapkan sistem pemeliharaan semi intensif dan intensif.