Jenis dan Sumber Data

responden, Botolinggo 99 responden, Maesan 99 responden, Tapen 98 responden. 2 Responden dari kalangan pakar dipilih secara sengaja purposive sampling. Pertimbangan dalam menentukan pakar yang dijadikan responden berdasarkan kriteria, sebagai berikut: a. Mempunyai pengalaman dan kompetensi sesuai bidang yang dikaji. b. Memiliki reputasi, kedudukanjabatan dalam kompetensinya dengan bidang yang dikaji dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai ahli pakar pada bidang yang diteliti. c. Mempunyai komitmen terhadap permasalahan yang dikaji. d. Bersifat netral dan bersedia menerima pendapat responden lain. e. Bersedia dimintai pendapat dan berada pada lokasi penelitian. Pakar yang menjadi responden berjumlah 31 orang terdiri dari pihak terkait stakeholder dalam bidang peternakan sapi potong seperti: ketua kelompok tani, pengusaha sapi potong, petugas dan Kepala Pos Keswan, petugas inseminasi buatan IB, petugas penyuluh pertanian, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bondowoso serta Kepala Bagian Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bondowoso. Rincian jumlah responden penelitian disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Penentuan teknik pengambilan contoh dan jumlah responden No Responden Teknik Pengambilan Contoh Jumlah Contoh 1 2 Pakar 1 Ketua Kelompok Tani 2 Pengusaha sapi potong 3 Petugas Pos Keswan 4 Kepala Pos Keswan 5 Petugas IB 6 Petugas Penyuluh Pertanian 7 Kepala Dinas Peternakan 8 Kepala Bagian Peternakan Peternak Purposive Purposive Purposive Purposive Purposive Purposive Purposive Purposive Random 9 orang 1 orang 6 orang 2 orang 6 orang 5 orang 12 orang 1 orang 463 orang Total 494 orang Sumber: Data Primer diolah

4.5 Metode Analisis Data

4.5.1 Analisis Multidimensional Scaling MDS

Analisis keberlanjutan pengembangan kawasan agropolitan dilakukan dengan pendekatan multidimensional scaling MDS yang disebut dengan pendekatan Rap-AGROSAPOT Rapid Appraisal Agropolitan Sapi Potong. Metode ini adalah pengembangan dari metode Rapfish yang digunakan untuk menilai status keberlanjutan perikanan tangkap Kavanagh 2001. Penggunaan teknis MDS mempunyai berbagai keunggulan seperti sederhana, mudah dinilai, cepat dan berbiaya murah Pitcher 1999. Hasil analisis keberlanjutan dengan menggunakan teknik multidimensional scaling dinyatakan dalam Indeks Keberlanjutan Agropollitan Sapi Potong ikb-AGROSAPOT. Analisis dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: a. Penentuan atribut kawasan peternakan sapi potong secara berkelanjutan yang mencakup lima dimensi, yaitu: ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologiinfrastruktur, serta hukumkelembagaan Lampiran 1. Atribut- atribut yang dikaji ditentukan melalui diskusi dengan para pakar dan informasi dari berbagai sumber terkait. b. Penilaian setiap atribut dalam skala ordinal berdasarkan kriteria keberlanjutan setiap dimensi. c. Penyusunan indeks dan status keberlanjutan kawasan berbasis peternakan sapi potong baik secara multidimensi maupun pada setiap dimensi. d. Analisis kepekaan leverage analysis untuk menentukan peubah sensitif mempengaruhi keberlanjutan. e. Analisis Monte Carlo untuk memperhitungkan aspek ketidakpastian. Pendekatan MDS dalam Rapfish memberikan hasil yang stabil Pitcher and Preikshot 2001 dalam Fauzi dan Anna 2005 dibandingkan dengan metode analisis peubah ganda yang lain misal Analisis Faktor. Seluruh data dari atribut keberlanjutan selanjutnya dianalisis secara multidimensional untuk menentukan titik yang mencerminkan posisi keberlanjutan relatif terhadap dua titik acuan, yaitu titik “baik” good dan “buruk” bad. Posisi titik keberlanjutan pembangunan ini secara visual sulit dipetakan. Oleh karena itu, untuk