Dimensi Hukum dan Kelembagaan

5.90 7.43

3.93 4.45

4.36 3.88

3.20 0.47

1 2 3 4 5 6 7 8 Koperasi Ternak Sapi Potong Badan Pengelola Kawasan Agropolitan Lembaga Penyuluh Pertanian Lembaga Keuangan Mikro BankKredit Ketersediaan aturan kearifan lokal usaha ternak sapi potong Ketersediaan Kelompok Tani Kesesuaian kebijakan pusat dan daerah Perjanjian Kerjasama dengan Daerah Lain A tt r ib u te mengubah perilaku peternak dalam mengelola usaha peternakan ke arah yang lebih majuintensif dan berkelanjutan. Gambar 10 Peran masing-masing atribut aspek hukum dan kelembagaan yang dinyatakan dalam bentuk nilai perubahan RMS

6.1.6 Multidimensi

Hasil analisis Rap-AGROSAPOT multidimensi keberlanjutan wilayah Kabupaten Bondowoso untuk pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan sapi potong, diperoleh nilai indeks keberlanjutan sebesar 54.78 dan termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan. Nilai ini diperoleh berdasarkan penilaian 70 tujuh puluh atribut dari lima dimensi keberlanjutan, yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, infrastrukturteknologi, dan hukumkelembagaan. Hasil analisis multidimensi dengan Rap-AGROSAPOT mengenai keberlanjutan wilayah Kabupaten Bondowoso untuk pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan sapi potongsapi potong dapat dilihat pada Gambar 11. Sumber: Data Primer diolah -0.21 -0.21 -0.21 -0.21 54.78 DOWN UP BAD GOOD -60 -40 -20 20 40 60 -20 20 40 60 80 100 120 Beef Cattle Breeder Sustainability O the r D is ti ng is hi ng Fe at ure s Real Breeder References Anchors Gambar 11 Indeks keberlanjutan multidimensi wilayah Kabupaten Bondowoso Hasil analisis Monte Carlo menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan sapi potong di Kabupaten Bondowoso pada taraf kepercayaan 95, menunjukkan hasil yang tidak mengalami perbedaan besar dengan hasil Rap-AGROSAPOT MDS. Hal ini menginterpretasikan bahwa kesalahan dalam analisis kecil baik dalam hal pemberian skoring setiap atribut, variasi pemberian skoring karena perbedaan opini relatif kecil, dan proses analisis data yang dilakukan secara berulang-ulang stabil, serta kesalahan dalam menginput data dan data hilang mampu dihindari. Perbedaan nilai indeks keberlanjutan analisis MDS dan Monte Carlo seperti pada Tabel 6. Tabel 6 Perbedaan nilai indeks keberlanjutan analisis Monte Carlo dengan analisis Rap-AGROSAPOT Dimensi Keberlanjutan MDS Monte Carlo Perbedaan Ekologi 41.61 42.76 1.15 Ekonomi 57.73 57.74 0.01 Sosial-Budaya 58.05 57.57 0.48 InfrastrukturTeknologi 47.05 47.13 0.08 HukumKelembagaan 75.46 72.36 3.10 Multidimensi 54.78 54.72 0.06 Sumber: Data Primer diolah Sumber: Data Primer diolah Hasil analisis Rap-AGROSAPOT menunjukkan bahwa semua atribut yang dikaji terhadap status keberlanjutan wilayah Kabupaten Bondowoso untuk pengembangan kawasan agropolitan, cukup akurat sehingga memberikan hasil analisis yang semakin baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini terlihat dari nilai stress yang hanya berkisar antara 14 sampai 20 dan nilai koefisien determinasi R 2 yang diperoleh berkisar antara 0.87 dan 0.95 Hal ini sesuai dengan pendapat Fisheries 1999, yang menyatakan bahwa hasil analisis cukup memadai apabila nilai stress lebih kecil dari nilai 0.25 25 dan nilai koefisien determinasi R 2 mendekati nilai 1. Adapun nilai stress dan koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil analisis Rap-AGROSAPOT untuk nilai stress dan koefisien determinasi R 2

6.2 Analisis Prospektif Pengembangan Kawasan Agropolitan

Analisis prospektif bertujuan untuk memprediksi kemungkinan yang akan terjadi di masa datang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis prospektif dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: 1 mengidentifikasi atribut kunci di masa depan, 2 menentukan tujuan strategis dan kepentingan pelaku utama, dan 3 mendefinisikan dan mendeskripsikan perubahan kemungkinan di masa depan sekaligus menentukan strategi pengembangan wilayah secara berkelanjutan sesuai dengan sumberdaya. Penentuan atribut-atribut kunci dalam analisis diperoleh dari atribut sensitif berpengaruh hasil analisis keberlanjutan. Berdasarkan hasil analisis keberlanjutan diperoleh 23 atribut sensitif dan selanjutnya diajukan kepada pakar untuk dinilai dan dianalisis prospektif. Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan antar atribut Lampiran 3 diperoleh 5 lima atribut kuncipenentu yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan antar atribut tidak terlalu kuat, yaitu: a ketersediaan sarana dan Parameter Ekologi Ekonomi Sosial Teknologi Hukum Multi Stress R 2 Iterasi 0.15 0.87 4 0.14 0.88 4 0.14 0.92 3 0.14 0.93 3 0.13 0.95 3 0.20 0.93 4 Sumber: Data Primer diolah