3.3 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif dan analisis inferensia, yaitu analisis regresi berganda dengan data panel. Analisis
perkembangan pengelolaan keuangan daerah dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, yang akan disajikan dengan bantuan diagram boxplot dan tabel.
Sementara untuk analisis dampak pemberian dana perimbangan terhadap tax effort daerah dan elastisitas pertumbuhan ekonomi daerah terhadap PAD dan dana
perimbangan akan digunakan analisis inferensia yaitu analisis regresi berganda dengan data panel. Tabel 5 menunjukan matriks metode analisis yang digunakan
dalam penelitian. Tabel 5 Metode analisis yang digunakan dalam penelitian.
Masalah Metode Analisis
1. Kinerja keuangan daerah
Analisis deskriptif
dengan menggunakan diagram boxplot
dan tabel 2.
Dampak pemberian dana perimbangan terhadap tax effort
daerah Analisis inferensia dengan
menggunakan analisis regresi berganda dengan data panel
3. Elastisitas pertumbuhan ekonomi
daerah terhadap PAD dan dana perimbangan DBH, DAU, DAK
Analisis inferensia dengan menggunakan analisis regresi
berganda dengan data panel
3.3.1 Analisis Boxplot
Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada grafik dalam bentuk diagram boxplot. Sebagaimana diketahui, bahwa data
mempunyai karakteristik untuk setiap tahun maupun setiap wilayah. Oleh karena itu langkah awal dalam menganalisis data adalah mempelajari karakteristik dari
data tersebut. Untuk itu, perlu diketahui pemusatan dan penyebaran data dari nilai tengahnya, nilai ekstrim atau pencilan dan beberapa pengukuran lainnya. Boxplot
adalah salah satu teknik untuk mempelajari karakteristik dan distribusi data tersebut. Beberapa manfaat dari penggunaan analisis boxplot adalah:
1. Melihat derajat penyebaran data yang dapat dilihat dari tinggi atau lebar
box. Jika data menyebar, maka box semakin tinggi atau lebar. 2.
Menilai kesimetrisan data. Jika data simetris, garis median akan berada di tengah box dan whisker pada bagian atas dan bagian bawah akan memiliki
panjang yang sama. Jika data tidak simetris condong, median tidak akan berada di tengah box dan salah satu dari whisker lebih panjang dari yang
lainnya. Boxplot juga dikenal sebagai diagram box-and-whisker merupakan suatu
box kotak berbentuk bujur sangkar. Boxplot adalah salah satu cara dalam statistik deskriptif untuk menggambarkan secara grafik dari data numeris melalui
lima ukuran sebagai berikut : 1.
Nilai observasi terkecil 2.
Kuartil pertama Q1, yang memotong 25 dari data terendah. 3.
Median Q2 atau nilai pertengahan. 4.
Kuartil ketiga Q3, yang memotong 25 dari data tertinggi. 5.
Nilai observasi terbesar. Boxplot juga menunjukkan adanya nilai pencilan outlier dari observasi.
Boxplot dapat digunakan untuk menunjukkan perbedaan antara populasi tanpa menggunakan asumsi distribusi statistik yang mendasarinya. Karenanya, boxplot
tergolong dalam statistik non-parametrik. Jarak antara bagian-bagian dari box menunjukkan derajat penyebaran dan skewness kecondongan dalam data. Dalam
penggambarannya, boxplot dapat digambarkan secara horisontal maupun vertikal. Hasil pengolahannya analisis boxplot dapat diilustrasikan dalam bentuk seperti
ditunjukkan pada Gambar 6. Dari Gambar 6 dapat dijelaskan :
1. Garis horisontal bagian bawah box menyajikan kuartil pertama Q1,
sementara bagian atas menyajikan kuartil ketiga Q3. Bagian dari box adalah bidang yang menyajikan interquartile range IQR, atau bagian
pertengahan dari 50 observasi. Panjang box ditentukan oleh IQR ini. IQR adalah ukuran yang terkenal untuk mengukur penyebaran data. Semakin
tinggi jika boxplot vertikal atau semakin lebar jika boxplot horisontal bidang IQR ini, menunjukkan data semakin menyebar.
2. Garis tengah yang melewati box menyatakan median dari data. Median
adalah ukuran yang terkenal untuk lokasi variabel nilai pusat atau rata- rata.
3. Garis yang memperpanjang box dinamakan dengan whiskers. Whiskers
menunjukkan nilai yang lebih rendah dan lebih tinggi dari kumpulan data yang berada dalam IQR kecuali outlier. Panjang garis whisker bagian atas
ini adalah kurang dari atau sama dengan Q3 + 1.5 x IQR. Panjang garis whisker bagian bawah ini adalah lebih besar atau sama dengan Q1 – 1.5 x
IQR. Masing-masing garis whisker dimulai dari akhir box. 4.
Nilai yang berada di atas atau di bawah whisker dinamakan nilai outlier atau ekstrim.
Suatu nilai dikatakan outlier jika: Q3+1.5x IQR outlier ≤ Q3+3x IQR
atau jika Q1-1.5xIQR outlier ≥Q1-3xIQR. Selanjutnya, suatu nilai dikatakan
ekstrim jika lebih besar dari Q3+3 x IQR atau lebih kecil dari Q1 – 3 x IQR.
Gambar 6 Diagram boxplot.
Outlier
Kuartil pertama Q1 Kuartil ketiga Q3
Perpanjangan Whisher, nilai tertinggi dalam batas atas
Median Q2
Perpanjangan Whisher, nilai terendah dalam batas bawah
3.3.2 Analisis Kinerja Keuangan Daerah
Keuangan daerah adalah seluruh tatanan, perangkat kelembagaan dan kebijakan penyelenggaraan yang meliputi pendapatan dan belanja daerah. Sumber-
sumber pengeluaran daerah terdiri dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, PAD, bagi hasil pajak dan bukan pajak, sumbangan dan bantuan, serta penerimaan
pembangunan. Perkembangan pengelolaan keuangan daerah dapat dilihat dari kinerja
keuangan pemerintah daerah, yang disajikan dengan menggunakan bantuan grafik dan tabel. Tujuannya untuk menelusuri dan mengungkapkan struktur serta pola
data tanpa mengaitkan secara kaku asumsi-asumsi tertentu. Untuk keperluan analisis ini dipergunakan data APBD dari setiap kabupatenkota di seluruh
Indonesia. Kinerja keuangan daerah dapat dianalisis dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu melalui sisi penerimaan fiscal availability dan sisi pengeluaran
fiscal needs.
3.3.2.1 Sisi Penerimaan Fiscal Availability
Ketersediaan fiskal Fiscal Availability dapat ditinjau dari tiga sumber
yaitu: 1. Kemampuan keuangan yang tersedia murni berasal dari daerah yaitu PAD.
Rasio PAD terhadap total penerimaan daerah menunjukkan kemandirian fiskal dari suatu daerah, yang dapat diformulasikan :
100 …..………………………….… 3.1 Keterangan :
DDF = Derajat desentralisasi fiskal PAD = Penerimaan Asli Daerah Juta Rupiah
SB = DAU + DAK TPD = Total Penerimaan Daerah Juta Rupiah
= PAD + BHPBP + SB + Lain-lain pendapatan daerah yang sah 2. Kemampuan keuangan yang tersedia berasal dari transfer pusat ke daerah
berupa dana bagi hasil. Dana bagi hasil ini terdiri dari bagi hasil pajak dan