Konsep dan Pengertian Desentralisasi Fiskal
terhadap penerimaan negara dari sumber daya alam SDA yang dimiliki daerah. Tujuan Penganggaran DBH adalah untuk menjaga keadilan atau keseimbangan
vertikal atas kontribusi yang telah disumbangkan daerah kepada Negara, daerah akan memperoleh bagian yang sesuai dengan besarnya kontribusi terhadap
penerimaan negara. Dana Bagi Hasil merupakan dana perimbangan yang strategis bagi daerah-
daerah yang memiliki sumber ‐sumber penerimaan pusat di daerahnya, meliputi
penerimaan pajak pusat yaitu pajak penghasilan perseorangan PPh perseorangan, pajak bumi dan bangunan PBB, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
BPHTB, dan penerimaan dari sumber daya alam Minyak Bumi, Gas Alam, Pertambangan Umum, Kehutanan dan Perikanan. Secara garis besar DBH dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu 1 DBH yang bersumber dari perpajakan, dan 2 DBH yang bersumber dari SDA. Penerimaan Dana Bagi Hasil ditentukan
pemerintah pusat dalam Undang-Undang Nomor 332004, dimana proporsi pembagiannya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Proporsi Pembagian Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Jenis
Proporsi Pembagian Pusat Daerah
Bagi hasil untuk Pajak Bumi dan Bangunan PBB 10
90 Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan
BPHTB Pajak Penghasilan PPh
20
80 80
20 Iuran Hak Penguasaan Hutan IHPP
Dana Reboisasi Pertambangan umum
20 60
20 80
40 80
Pertambangan minyak bumi 84.5
15.5 Pertambangan gas bumi
Pertambangan panas bumi Perikanan
69.5 20
20 30.5
80 80
Sumber: Undang-Undang No.332004
Dana alokasi umum DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan ke daerah dengan tujuan untuk meminimumkan
ketimpangan fiskal antardaerah, sekaligus memeratakan kemampuan keuangan antardaerah equalization grant, untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 332004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan
PP Nomor 552005 tentang Dana Perimbangan, DAU ditetapkan sekurang- kurangnya 26 dari penerimaan dalam negeri PDN yang ditetapkan dalam
APBN. Besarnya DAU yang akan dibagikan kepada semua provinsi adalah 10 dari total DAU, sementara untuk semua kabupatenkota dibagikan sebesar 90
dari total DAU. Kebutuhan DAU suatu daerah ditentukan dengan menggunakan pendekatan,
kebutuhan DAU suatu daerah ditentukan oleh kebutuhan daerah fiscal needs dan potensi daerah fiscal capacity. Dengan pengertian lain, DAU digunakan untuk
menutup celahgap yang terjadi karena kebutuhan daerah melebihi dari potensi penerimaan daerah yang ada.
Formula DAU yang digunakan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan adalah pendekatan konsep alokasi dasar AD dan celah fiskal fiscal gap. Celah
fiskal fiscal gap yaitu selisih antara kebutuhan fiskal fiscal needs dikurangi dengan kapasitas fiskal fiscal capacity daerah, dan alokasi dasar AD berupa
jumlah gaji pegawai negeri sipil PNS daerah. Besaran alokasi dasar dihitung berdasarkan realisasi gaji pegawai negeri sipil daerah tahun sebelumnya t-1 yang
meliputi gaji pokok dan tunjangan-tunjangan yang melekat sesuai dengan peraturan penggajian PNS yang berlaku.
DAU = Alokasi Dasar AD + Celah Fiskal CF……………..………..2.1
keterangan: AD
= Gaji PNS Daerah CF
= Kebutuhan Fiskal – Kapasitas Fiskal Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan daerah untuk menjalankan
fungsi pelayanan dasar publik, terutama pelayanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. Komponen variabel kebutuhan fiskal fiscal needs yang digunakan
untuk pendekatan perhitungan kebutuhan daerah terdiri dari: jumlah penduduk,