Kinerja Keuangan Daerah Ditinjau Dari Sisi Pengeluaran Daerah

menunjukkan bahwa 84.22 variasi tax effort daerah ditentukan oleh dana perimbangan yang terdiri dari DBH, DAU dan DAK, sedangkan selebihnya 15.78 ditentukan oleh faktor lain. Tabel 11 Hasil estimasi dampak pemberian dana perimbangan terhadap tax effort daerah Variable Coefficient t-Statistic P-value R square R 2 Intercept -7.065278 -27.7126 0.0000 0.842185 LNDBH 0.051755 2.763868 0.0058 LNDAU 0.069114 2.638291 0.0084 LNDAK 0.006156 2.353126 0.0187 Sumber : data diolah Keterangan : signifikan pada α = 5 Hasil estimasi menunjukkan bahwa intersep dan ketiga koefisien komponen dana perimbangan DBH, DAU dan DAK signifikan secara statistik, dengan taraf nyata 5 α= 5. Hasil ini membuktikan bahwa ketiga komponen dana perimbangan tersebut mempengaruhi secara positif terhadap besaran tax effort daerah. Dengan kata lain, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa transfer pemerintah pusat dalam bentuk dana perimbangan memberikan pengaruh positif terhadap tax effort daerah terbukti. Hubungan antara komponen dana perimbangan dengan tax effort daerah dapat digambarkan dalam persamaan berikut: Ln TEit = α i + β 1 lnDBHit + β 2 lnDAUit + β 3 lnDAKit + it ……………………5.1 = α i + 0.051755 ln DBH it + 0.069114 ln DAU it + 0.006156 ln DAK it 0.0058 0.0084 0.0187 ..…5.2 Ketiga slope pada persamaan 5.2 menunjukkan koefisien elastisitas dari komponen dana perimbangan terhadap tax effort daerah. Besaran masing-masing koefisien elastisitas dari komponen dana perimbangan pada persamaan 5.2 dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1 setiap kenaikan DBH sebesar 1, maka akan mendorong kenaikan tax effort daerah sebesar 0.052, ceteris paribus, 2 setiap kenaikan DAU sebesar 1, maka akan mendorong kenaikan tax effort daerah sebesar 0.069, ceteris paribus, dan 3 setiap kenaikan DAK sebesar 1, maka akan mendorong kenaikan tax effort daerah sebesar 0.0062, ceteris paribus. Hasil tersebut sekaligus juga mengkonfirmasi bahwa dana perimbangan dalam bentuk DAU mempunyai pengaruh paling besar terhadap peningkatan tax effort daerah dibandingkan dengan komponen dana perimbangan lainnya, DBH maupun DAK. Hal ini sesuai dengan tujuan pemberian DAU kepada pemerintah daerah yaitu untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah dalam mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Model di atas tidak mempunyai implikasi untuk proyeksiekstrapolasi. Pesan utama dari hasil analisis model adalah pemerintah pusat tidak perlu mengkhawatirkan adanya penurunan tax effort daerah hanya karena meningkatnya dana perimbangan transfer. Dengan kata lain meningkatnya dana perimbangan transfer berdasarkan hasil analisis, tidak akan menurunkan tax effort dan dengan demikian tidak menurunkan kemandirian fiskal daerah. Implikasi lainnya adalah bahwa pemberian dana perimbangan efektif diberikan sebagai stimulus bagi daerah untuk meningkatkan penerimaan daerahnya PAD, melalui peningkatan tax effort daerah. Pemberian transfer ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi daerah dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Dana perimbangan dan sumber penerimaan daerah lainnya menjadi sumber pembiayaan daerah dalam memenuhi semua kebutuhan belanja daerah, baik belanja rutin maupun belanja pembangunan. Pada awal pelaksanaan otonomi daerah, pembelanjaan dana perimbangan di daerah lebih didominasi untuk belanja rutin terutama belanja pegawai sebagai dampak pengalihan status pegawai pusat menjadi pegawai pemda, porsi belanja pembangunan relatif kecil. Hal ini mengakibatkan pembentukan modal di daerah berjalan relatif lambat. Akibatnya, efek dana perimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi dan tumbuhnya investasi di daerah belum sesuai yang diharapkan. Dalam jangka panjang pembentukan modal daerah semakin besar sehingga berdampak pada kemampuan daerah untuk menarik investasi di daerah. Investasi tersebut dilakukan oleh pihak swasta maupun pemerintah daerah melalui belanja pembangunan. Khususnya belanja pembangunan ditujukan untuk dapat memperbaiki sarana dan prasarana daerah yang diharapkan dapat meningkatkan iklim investasi di daerah, sehingga dengan membaiknya iklim investasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah, terutama penerimaan PAD melalui peningkatan tax effort daerah. PAD diharapkan memiliki kontribusi yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan pembangunan daerah, dengan kata lain ketergantungan daerah terhadap pusat dapat dikurangi. Daerah memiliki kemandirian fiskal yang tinggi, dan dapat dikatakan otonomi daerah berjalan dengan efektif. Hasil penelitian ini mendukung temuan Stine 1994 yang menunjukkan bahwa ketika terjadi penurunan transfer yang mengalami penurunan tidak hanya pengeluaran lokal, tetapi penerimaan daerah sendiri juga mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena penurunan transfer mengakibatkan terjadinya penurunan dukungan pembiayaan kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan penerimaan pajak, yang kemudian diantisipasi daerah dengan peningkatan harga- harga layanan publik. Peningkatan harga ini justru menjadi kontraproduktif dikarenakan tidak menyebabkan terjadinya kenaikan pendapatan sendiri PAD. PAD justru mengalami penurunan karena publik merespon negatif terhadap peningkatan harga-harga layanan publik. Perbedaan tingkat kemandirian antar kabupatenkota, jika tanpa dana perimbangan dapat dilihat dari efek individu, α i . Beberapa daerah di Pulau Jawa dan Bali memiliki derajat kemandirian yang lebih baik dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Secara umum, derajat kemandirian daerah kota cenderung lebih baik dibandingkan daerah kabupaten. Pengecualian terjadi di Kabupaten Badung Provinsi Bali, yang memiliki tingkat kemandirian paling baik dibanding daerah lainnya. Kemandirian Kabupaten Badung diperkuat oleh hasil analisis kinerja keuangannya, yang menunjukkan tingginya derajat kemandirian kabupaten ini.

5.2.2 Elastisitas pertumbuhan ekonomi daerah terhadap PAD dan dana

perimbangan Keseluruhan dana APBD baik yang berasal dari PAD maupun dana perimbangan menjadi sumber pembiayaan daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di daerah, termasuk pembangunan ekonomi dalam rangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan